5 Situasi Natal 2020 yang Sebabkan Stres dan Cara Mengatasinya

Seorang pakar menjelaskan cara mengatasi segala situasi yang terjadi pada kita semua selama musim liburan ini.



Wiraswasta dan pebisnis perempuan, Valerie Stark, sangat terbiasa dengan situasi yang membuatnya stres. Ia terus bekerja dalam perannya sebagai pemimpin dalam berbagai perusahaan, pertama sebagai salah satu jajaran petinggi dari aplikasi Bumble, selagi bekerja sebagai koordinator pemasaran dari Badoo, dan CEO dari aplikasi pencari teman Huggle. Pada saat yang sama, ia memulai pelatihan sebagai pengajar yoga untuk membantunya mengelola stres dan tekanan akibat pekerjaannya.

Akhirnya, ia pun mengundurkan diri dari posisi di Badoo dan mulai menempuh studi perguruan tinggi dalam bidang ilmu saraf (selagi mengajar yoga secara profesional), guna membantu orang-orang untuk mengelola stres yang dialami akibat pekerjaan maupun kehidupan personal mereka. Berikut, ia menawarkan pandangannya terkait hal-hal sulit yang mungkin terjadi pada perayaan Natal kali ini, mengarisbawahi cara untuk mengatasi tekanan maupun faktor stres selama menjalani musim liburan tahun ini.

Pada awal tahu ini, dunia harus beradu dalam sebuah perang bersama melawan sebuah situasi yang sebelumnya tidak pernah dialami. Kita semua merasa takut, khawatir, dan terisolasi dalam histeria massa yang luar biasa. Tidak lama kemudian hadirlah Desember, setelah perasaan melankolis setelah isolasi kedua, Natal terasa sangat cepat dan situasinya sudah pasti lebih dari sekadar memusingkan.

Natal adalah momen yang sulit di tengah suasana perayaan setiap tahunnya. Terdapat banyak pengeluaran, ekspektasi tidak realistis, kesendirian, dan risiko perdebatan antar anggota keluarga yang tidak terelakkan. Tahun ini, terdapat lebih banyak faktor yang menambah tekanan, seperti membatasi jumlah orang yang dapat diundang dan bertemu, kekhawatir penularan terhadap anggota keluarga yang rentan, ditambah dengan masalah keuangan akibat kehilangannya pekerjaan.

Valerie Stark

Tidak hanya masalah ini, tetapi kita sudah berada di fase bertahan hidup sejak Maret, terpapar berbagai laporan negatif di berita dan dipengaruhi berbagai reaksi dari anggota keluarga, sahabat, kolega, kita merasa sangat sangat khawatir. Bagi otak, sesuatu yang mengancam tidak selalu sesuatu yang disadari atau paparan konten negatif secara langsung, respon kita terhadap stres dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, reaksi orang lain, dan berbagai sudut pandang di media.

Lalu, apa yang membuat kita merasa stres pada Natal tahun ini dan bagaimana mengatasi situasi tersebut?

  1. Resiko memaparkan virus kepada orang-orang tersayang

    Meski kita sangat ingin merasakan sedikit kebebasan di dalam kediaman kita pada Natal tahun ini dan menginginkan sebuah suasana yang normal, virus COVID-19 masih ada dan jika Anda khawatir akan memaparkan kepada anggota keluarga yang rentan, Anda, secara tidak sadar, menimbulkan respons stres dan mungkin tidak akan menikmatinya, sama seperti mereka, serta Anda perlu mempertimbangkan apakah menjadi cara yang harus dilakukan ketika menimbulkan risiko pada kesehatan mereka.
    Banyak cara yang dapat Anda lakukan untuk menunjukkan cinta Anda, seperti bertukar masakan, bermain gim atau kuis melalui Zoom, atau bahkan bertegur sapa dengan kakek dana nenek dari jendela sambil mengenaka sweter rajutan nenek Anda semasa kecil.

  2. Terpapar virusnya sendiri

    Pandemi global menjadi alasan terbaik untuk menolak sebuah undangan yang membuat Anda merasa harus hadir. Lakukan apa yang membuat Anda merasa nyaman, terlebih jika Anda tahu seseorang telah melanggar protokol, tetapi jika Anda memilih untuk melakukannya, pastikan Anda menaati protokol kesehatan untuk keselamatan dan ketenangan semua orang. Manajemen stres yang baik sangat penting bagi kesehatan dibandingkan perayaan Natal, dengan merasakan level stres yang kronis tidak akan menjamin sistem imun yang bekerja dengan normal dan sehat karena sebuah sumber daya yang ada digunakan untuk bertahan hidup. Pada dasarnya, stres mengambil energi dari sistem imun tubuh yang Anda paling butuhkan untuk melawan virus.

    Valerie Stark

    Untuk mengurangi stres, pastikan Anda merencanakan segala sesuatu dengan pikiran jernih, serta rencana cadangan sehingga tidak ada hal-hal yang tidak terduga. Buatlah daftar tentang apa yang perlu Anda lakukan, kapan, siapa yang membantu, maupun meminta saran. Jika Anda melihat kemungkinan timbulnya masalah, fokus pada solusi, bukan pada masalahnya dan jika Anda merasa ini terlalu berlebihan, ingatlah untuk bernapas, karena bernapas mendalam dapat mengurangi stres dan latihan pernapasan secara rutin dapat mengurangi beban pikiran pada Amygdala Anda, pusat ketakutan pada otak.

  3. Terpaksa tidak menghabiskan musim liburan dengan orang-orang tersayang
    Jika seseorang yang Anda ketahui harus melakukan isolasi mandiri pada Natal ini, pastikan Anda tetap berbagai semangat perayaan dengan memberikan keperluan yang dapat digunakan selama perayaan, seperti paket mulled wine, ornamen Natal, maupun kudapan tradisional setiap liburan untuk membangkitkan emosi yang positif. Memori adalah paduan dari kepekaan dan Anda dapat menumbuhkan emosi yang positif melalui visual (dekorasi dan film Natal), audio (lagu-lagu spesial Natal), dan aroma (makanan spesial Natal), serta melibatkan mereka dalam perayaan virtual.

    Sebuah kebaikan kecil dapat berdampak besar dan tidak hanya membuat mereka senang, tetapi dapat menghidupkan perasaan senang pada otak Anda. Melakukan kegiatan sukarelawan juga pengalaman yang bermanfaat selama Natal jika Anda menghabiskan Natal tahun ini sendiri dan tidak dalam isolasi, tidak hanya menjadi alasan Anda keluar rumah dan merasa lebih bahagia, tetapi juga membantu orang lain merasa tidak sendirian melalui masa-masa sulit tahun ini.

  4. Membangun suasana perayaan Natal yang normal bagi anak-anak Anda

    Natal adalah atmosfer yang Anda bangun dan bagaimana respon Anda terhadap hal tersebut, khususnya bagi anak-anak karena mereka peka terhadap emosi. Membuat Natal terasa magis bagi anak-anak Anda tidak harus mengeluarkan banyak uang, Anda cukup membuat sebuah pengalaman seperti berjalan di ‘hutan ajaib’, mencari harta karun yang disembunyikan Sinterklas, berkemah di tamah, atau membuat sebuah pinãta untuk mereka mainkan. Hal-hal tersebut yang akan memberikan pengalaman yang positif dan memengaruhi perkembangan kognisi mereka lebih dari mainan berteknologi canggih yang akan mereka lupakan dalam waktu beberapa bulan.


  5. Khawatir tentang bagaimana membeli hadiah dengan pendapatan yang terbatas

    Natal, termasuk hadiah yang kita beli, akan terlihat berbeda bagi semua orang tahun ini, tetapi bukan berarti kita tidak dapat membuatnya berkesan. Ada sesuatu yang istimewa tentang mengubah benda-benda bekas layak pakai menjadi hadiah yang kembali dicintai, tidak hanya membeli barang bekas lebih ramah lingkungan, tetapi berbelanja di toko-toko penggalangan dana juga berarti mendukung perubahan baik dan memiliki cerita menarik dalam hidup Anda.

    Membeli hadiah yang mahal juga dapat menimbulkan tekanan bagi orang-orang yang menerima hadiah Anda dan membuat mereka merasa harus memberikan sesuatu bagi Anda. Itulah alasannya, jika tahun ini terasa sulit secara finansial, lebih baik membuka perbincangan dengan keluarga Anda, dibandingkan membeli hadiah untuk sama sama lain, fokus merangkai memori baru bersama, karena sesuatu yang berkesan akan selalu lebih baik dibandingkan yang mahal, terlebih pada musim Natal ketika yang kita inginkan adalah saling terhubung.

(Penulis: Valerie Stark; Alih Bahasa: Vanessa Masli; Artikel ini disadur dari BAZAAR UK; Foto: Courtesy of BAZAAR UK)