H&M adalah perusahaan ritel mode terbaru yang memasuki pasar penyewaan pakaian bernilai miliaran dolar dalam upaya mengatasi masalah lingkungan.
Perusahaan Swedia ini sedang menguji layanan penyewaan pakaian di toko andalannya di Stockholm kepada anggota program loyalitasnya, menurut Business of Fashion. Untuk seharga £28 seminggu, pelanggan dapat menyewa pakaian dari 50 jenis yang tersedia dalam koleksi tersebut.
H&M, saat ini sebagai perusahaan ritel mode terbesar kedua di dunia, diperkirakan akan mencoba layanan ini selama tiga bulan sebelum memutuskan apakah akan memperluas layanan. Flagship store mereka juga akan menguji layanan perbaikan pakaian, lapor BOF.
Mengikuti jejak para pesaing, seperti Banana Republic dan Urban Outfitters, yang meluncurkan layanan serupa awal tahun ini, langkah H&M muncul di tengah meningkatnya pengawasan terhadap dampak negatif dari industri mode.
Sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa menemukan bahwa industri mode bertanggung jawab atas sebanyak 10 persen dari emisi gas rumah kaca global dan mengonsumsi lebih banyak energi daripada gabungan penerbangan dan pengiriman internasional.
Fast fashion, khususnya, menghadapi kritik karena perannya dalam menghasilkan air berlebih dan polusi, serta kondisi kerja yang buruk.
“Kami memiliki kepercayaan besar dalam sewa, tetapi kami masih ingin menguji dan belajar cukup banyak dan melakukan perubahan,” kata Kepala Pengembangan Bisnis H&M Daniel Claesson.
Sementara layanan sewa terbatas pada flagship store untuk sekarang, tampaknya perusahaan ini akan menjadi ramah lingkungan di masa depan. H&M bermaksud agar emisi gas rumah kaca menjadi berkurang, yang berarti akan mengimbangi lebih dari yang dihasilkannya, pada tahun 2040.
(Penulis: Jessica Rapana; Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih bahasa: Putri Arifa Malik; Foto: Courtesy of Bazaar UK)