Tidak cukup puas dengan titel sebagai salah satu rumah mode paling prominen yang telah disandang selama berpuluh tahun, Dior kini melebarkan sayapnya ke bidang seni sebagai wujud apresiasi terhadap para seniman dan tentu saja untuk memanjakan pengikut setianya. Keterlibatan Dior dengan seni kontemporer pun sudah terlihat sejak tahun 1995, ketika bangku Napoleon III yang dibubuhi oleh motif cannage menjadi inspirasi utama di balik pembuatan Lady Dior, tas ikonis besutan rumah mode asal Paris tersebut.
Tas Lady Dior karya Chris Martin
Tas Lady Dior karya Daniel Gordon
Selebrasi terhadap seni kemudian dilanjutkan 11 tahun kemudian, ketika Dior memutuskan untuk melakukan kolaborasi dengan sejumlah seniman. Bersamaan dengan pembukaan gerai House of Dior di London, koleksi bertitel Dior Lady Art Project kemudian direalisasikan sesuai dengan visi dari Marc Quinn selaku seniman di balik proyek tersebut. Selain pada tas Lady Dior, desain berkonsep psychedelic karya seniman asal Inggris ini pun turut terlihat pada berbagai aksesori siap pakai seperti dompet serta cardholder.
Tas Lady Dior karya Ian Davenport
Tas Lady Dior karya Jason Martin
Kolaborasi tersebut kemudian dilanjutkan setelah sukses meraup antusiasme tinggi dari penggemar setia Dior. Sejumlah seniman asal Inggris dan Amerika kemudian diajak berkolaborasi untuk menciptakan desain yang hanya akan diproduksi dalam jumlah eksklusif. Chris Martin, Daniel Gordon, Ian Davenport, Jason Martin, Mat Collishaw, dan Matthew Porter adalah daftar nama dari sejumlah seniman kontemporer tersebut. Karya mereka pun akan dijual dan ditampilkan pada gerai pop up serta butik Dior terpilih di Miami, Los Angeles, Korea, China, Dubai, dan Paris.
Tas Lady Dior karya Marc Quinn
Tas Lady Dior karya Marc Quinn
Tas Lady Dior karya Mat Collishaw
Tas Lady Dior karya Matthew Porter
Foto: Courtesy of Dior