Talking Point: Tren Pakaian Olahraga Premium

Ad campaign VPL Activewear


Satu dekade lalu barangkali tidak pernah terlintas dalam bayangan kita betapa banyaknya kaum urban dalam balutan activewear di tengah keramaian akan menjadi panorama yang lumrah di kehidupan modern. Fenomena ini sama halnya dengan tren blue jeans yang lahir pada lima dekade lalu, ketika itu blue jeans belum menjadi staple item yang tampak wajar untuk dikenakan sehari-hari. Dan siapa yang akan menyangka, kini mengenakan celana yoga ke tengah mall menjadi tren yang sangat dimaklumi keberadaannya?

Kehadiran sportswear item dalam penampilan harian bermula di era '80-an, ketika sebagian besar orang di kala itu terobsesi dengan senam dan berbagai kegiatan olahraga lainnya. Hasilnya, bodysuit, leg warmer, leggings, serta sneakers menjadi barang yang lumrah dikenakan di luar ruang olahraga. Namun apabila kita menoleh lebih jauh ke belakang, cikal bakal pengaplikasian elemen sportswear ke dalam busana kasual telah lebih dahulu diusung oleh desainer asal Italia, Elio Fiorucci. Pada akhir era '70-an Fiorruci memperkenalkan celana denim bermaterial spandex yang biasa digunakan sebagai material utama pakaian olahraga, dan memasuki era '80-an kegilaan akan mengenakan performance wear sebagai busana sehari-hari pun kian mewabah.

Sebetulnya apa yang membedakan activewear dengan pakaian kasual biasa? Pada dasarnya, activewear dirancang secara khusus dengan pilihan material, cutting, serta siluet yang lebih menekankan pada segi fungsi serta sengaja diciptakan seringan dan sefleksibel mungkin demi kenyamanan para pemakainya. Konsep utama dari activewear ini adalah rangkaian pakaian dan aksesori yang dirancang untuk kegiatan olahraga, namun dapat dikenakan di luar kegiatan tersebut. Katakanlah seseorang yang baru saja selesai berolahraga di pusat kebugaran tetap dapat melakukan aktivitas lainnya secara luwes tanpa harus berganti pakaian. Activewear pun kemudian berkembang sebagai bagian tak terpisahkan dari everyday staples individu modern, dan kini fashion turut berkontribusi dengan menyumbangkan injeksi estetis sesuai dengan tren terkini. Sehingga saat ini, activewear yang menarik adalah ketika ia mampu menghadirkan perpaduan apik fashion meets function.

Layaknya celana denim, activewear turut mengalami "premiumisasi" dengan mengutamakan faktor durabilitas, fungsionalitas, dan tentu saja faktor fashionable yang akan terus menjustifikasi harga premium hingga ke dalam dimensi luks. Premium activewear sendiri dihadirkan bagi mereka yang telah terbiasa berbelanja dan mengenakan pakaian maupun aksesori bertaraf premium atau pun high-end sehingga mereka sangat memahami seberapa bernilainya produk dengan kualitas superior. Pada awal era 2000-an, Adidas menyuguhkan sebuah gebrakan dengan menggandeng desainer ternama Stella McCartney dan melansirkan lini Adidas by Stella McCartney. Tak lama berselang, desainer asal Jepang Yohji Yamamoto juga meluncurkan lini bertajuk Y-3 yang begitu sarat akan nuansa gaya sporty dan kemudian berkembang ke ranah activewear. Dari situlah permintaan akan activewear yang lebih stylish dan mengikuti perkembangan jaman menjadi semakin tinggi. Hasilnya, sportswear dengan sentuhan fashion yang kental pun kian marak bertebaran

Melihat besarnya peluang ini, rumah mode bergengsi seolah tak mau ketinggalan untuk turut meramaikan kancah fashionable activewear. Chanel dan Dior misalnya, berhasil membawa sneakers ke dalam panggung peragaan koleksi Haute Couture mereka. Fendi dan Moncler memilih untuk mendedikasikan sebuah koleksi kapsul untuk olahraga ski, sedangkan Chloe bergerak secara lebih subtle dengan menghadirkan jaket yang sengaja didesain untuk cabang olahraga di tengah iklim dingin tersebut. Tory Burch mengawali langkahnya pada ranah activewear dengan menjalin kerjasama bersama Fitbit dan melansirkan aksesori yang dapat dikenakan baik untuk berolahraga maupun untuk tampil gaya sehari-hari. Pasca sukses dengan Fitbit, Tory Burch pun segera melansirkan lini activewear bernuansa luks dengan cakupan kategori busana dan aksesori yang lebih luas lagi. Tak ketinggalan lahir pula label luxury activewear bernama Lucas Hugh yang menawarkan koleksi stylish activewear berteknologi tinggi. Label ini menggunakan heat-seated seams di seluruh bahannya, menjadikan koleksinya setaraf dengan pakaian olahraga untuk perhelatan Olympic.

Baca ulasan lengkap mengenai tren luxury activewear di majalah Harper's Bazaar Indonesia edisi Desember 2015.

(Chekka. Foto: courtesy of Net-a-Porter, VPL Activewear)