Dan begitu saja... sudah hampir waktunya lagi untuk pengumuman nominasi Grammy Awards. Tidak ada ajang penghargaan tahunan yang memicu begitu banyak perbincangan seperti Grammys. Ini adalah momen ketika para penggemar musik di seluruh dunia menantikan siapa saja yang akan dipilih oleh Recording Academy sebagai musisi dengan karya yang paling berpengaruh dan bergaung sepanjang tahun, serta apakah pilihan mereka dianggap tepat.
BACA JUGA: Setiap Momen yang Mungkin Anda Lewatkan dari Grammy Awards 2025
Menjelang pengumuman nominasi Grammy 2026 pada Jumat ini, para editor Harper’s Bazaar yang juga merupakan para pencinta musik sejati berbagi prediksi mengenai siapa saja yang kemungkinan besar akan bersinar di panggung Februari mendatang. Dari nama-nama langganan Grammy seperti Bad Bunny dan Kendrick Lamar hingga pendatang baru seperti Ravyn Lenae dan Olivia Dean, gelaran tahun depan tampaknya akan menjadi salah satu yang paling berkesan.
Artis Pendatang Baru Terbaik
Ravyn Lenae
Meskipun Ravyn Lenae telah menciptakan musik R&B yang kaya dan eksperimental selama satu dekade, terobosannya baru benar-benar terjadi tahun ini, ketika lagu “Love Me Not” dari album keduanya Bird’s Eye mendadak viral dan berhasil menembus Top 5 Billboard Hot 100. Tahun ini, ia berpotensi mengantarkan kesuksesan tersebut hingga meraih Grammy pertamanya. — J.C.
Addison Rae
Setelah meraih popularitas lewat TikTok, Addison Rae diam-diam menjelma menjadi bintang indie pop tahun ini berkat kesuksesan single seperti “Diet Pepsi” serta perilisan album debut penuhnya yang seluruhnya diproduseri oleh Elvira Anderfjärd dan Luka Kloser. — J.C.
Olivia Dean
Pasca perilisan album keduanya, Olivia Dean dengan cepat menjadi nama yang dikenal luas. Ia tampil di berbagai panggung bergengsi seperti CFDA Fashion Awards dan Austin City Limits Music Festival, serta meraih Top 5 pertamanya lewat lagu “Man I Need.” — J.C.
PinkPantheress
Sejak debutnya pada 2021, PinkPantheress terus mengembangkan gaya hyperpop bernuansa dreamy khas dirinya. Berkat pujian kritis atas mixtape terbarunya, Fancy That, ia berpotensi meraih nominasi Grammy pertamanya tahun ini. — J.C.
Katseye
Terbentuk melalui ajang reality competition Dream Academy, Katseye dengan cepat menjelma menjadi salah satu girl group terbesar di dunia, mencatatkan dua lagu mereka, “Gnarly” dan “Gabriela,” di tangga lagu Billboard Hot 100. Jika berhasil menang, ini akan menjadi kemenangan pertama bagi sebuah grup di kategori ini sejak Fun, membawa pulang Best New Artist pada 2013. — J.C.
Sombr
Penyanyi dan penulis lagu alt-rock Shane Michael Boose yang lebih dikenal dengan nama panggung Sombr dengan cepat membangun basis penggemar setia berkat kesuksesan viral lagu-lagu seperti “Back to Friends” dan “Undressed.” Awal tahun ini, ia masuk dalam daftar Billboard’s 21 Under 21 serta mendapat nominasi Best New Artist di ajang MTV Video Music Awards. — J.C.
Alex Warren
Layaknya Addison Rae, Alex Warren pertama kali dikenal sebagai anggota grup Hype House di TikTok. Namun baru-baru ini, single-nya “Ordinary” menjadi hit besar, menempati posisi No. 1 di Billboard Hot 100 dan menjadi salah satu lagu pendatang baru paling sukses tahun ini. — J.C.
Lola Young
Penyanyi asal Inggris Lola Young melesat menuju kesuksesan arus utama setelah lagu bernuansa emosional dan jujur miliknya, “Messy,” menjadi viral dan mendongkrak popularitas album keduanya, This Wasn’t Meant for You Anyway (2024). Jika ia masuk nominasi Grammy tahun ini, itu akan melanjutkan deretan penghargaan yang telah ia terima sebelumnya dari ASCAP London Music Awards dan Ivor Novello Awards. — J.C.
Lagu Terbaik Tahun Ini
“Manchild” — Sabrina Carpenter
Sabrina Carpenter berkolaborasi dengan Amy Allen dan Jack Antonoff dalam menciptakan lagu perpisahan bernuansa country yang jenaka ini. Jika masuk nominasi, ini akan menjadi nominasi kedua bagi Carpenter dan Allen di kategori ini, serta yang ketujuh bagi Antonoff. — C.S.
“Abracadabra” — Lady Gaga
Lagu electro-pop dance ini memadukan dentuman synth dengan lirik yang berbicara tentang menciptakan keajaiban di tengah kegelapan hidup. Ada tujuh penulis lagu yang terlibat, termasuk Lady Gaga, Andrew Watt, Henry Walter, Susan Janet Ballion, Peter Edward Clarke, Steven Severin, dan John McGeoch. — C.S.
“Luther” — Kendrick Lamar dan SZA
Tahun lalu, Kendrick Lamar memenangkan kategori ini lewat lagu dis yang viral untuk Drake, “Not Like Us.” Kali ini, lewat “Luther” yang mengambil judul dari mendiang Luther Vandross dan menyertakan sampel lagu “If This World Were Mine”, ia menghadirkan nuansa yang jauh lebih lembut, diperindah dengan vokal hangat dari SZA. — C.S.
“Baile Inolvidable” — Bad Bunny
Bad Bunny memberikan penghormatan pada warisan budayanya lewat lagu salsa “Baile Inolvidable,” yang berarti “tarian yang tak terlupakan.” Jika masuk nominasi, lagu ini akan menjadi nominasi pertamanya di kategori Song of the Year. — C.S.
“The Subway” — Chappell Roan
Chappell Roan kembali bekerja sama dengan produser Dan Nigro (rekan pencipta lagu nominasi tahun lalu “Good Luck, Babe!”) untuk menulis “The Subway,” sebuah balada katarsis tentang kemungkinan bertemu kembali dengan mantan kekasih. Lagu ini debut di peringkat tiga Billboard Hot 100, menjadikannya single dengan posisi tertinggi Chappell Roan di AS. — C.S.
“Anxiety” — Doechii
Lagu “Anxiety” pertama kali dirilis Doechii di YouTube pada 2019, sebelum ia merekam ulang dan merilisnya kembali pada musim semi lalu hingga viral di TikTok. Jika masuk nominasi, single ini bisa menjadi nominasi pertamanya di kategori Song of the Year. — C.S.
“Ordinary” — Alex Warren
Single “Ordinary” dari album debut Alex Warren, You’ll Be Alright, Kid bertahan selama 10 minggu berturut-turut di posisi puncak Billboard Global 200 dan Billboard Hot 100 AS. Jika mendapat nominasi, ini akan menjadi nominasi Grammy pertamanya. — C.S.
“Apt” — Rosé dan Bruno Mars
Lagu “Apt”, single solo pertama Rosé dari album debutnya Rosie, langsung mencetak kesuksesan global dengan mendominasi Billboard Global 200 selama 12 minggu, menjadikannya lagu nomor satu terlama tahun 2024. Jika lagu ini masuk nominasi Song of the Year, itu akan menjadi pertama kalinya dalam sejarah Grammy seorang artis solo K-pop masuk dalam salah satu dari 4 Kategori Utama. — C.S.
Rekaman Terbaik Tahun Ini
“Luther” — Kendrick Lamar dan SZA
Kendrick Lamar dan SZA adalah dua kolaborator paling berbakat di generasi mereka. Keduanya bukan nama asing di Empat Kategori Utama Grammy, setelah duet mereka di soundtrack Black Panther, “All the Stars,” menjadi favorit di musim penghargaan beberapa tahun lalu. — B.B.
“Abracadabra” — Lady Gaga
Jangan sebut ini sebagai comeback, tetapi mungkin sebut saja sebagai rekaman terbaik tahun ini. Single kedua Lady Gaga dari album terkenalnya Mayhem menjadi lagu kebangkitan bagi para Little Monsters di seluruh dunia. Irama yang adiktif dan produksi yang sempurna menjadikannya kandidat kuat untuk kemenangan di Grammy tahun depan. — B.B.
“Manchild” — Sabrina Carpenter
Jika Jack Antonoff yang menjadi produser, besar kemungkinan lagu itu akan masuk dalam Big Four. Kolaborasinya dengan Sabrina Carpenter menghasilkan hit ringan bernuansa country yang menonjolkan chemistry musikal mereka yang alami. — B.B.
“Apt” — Rosé dan Bruno Mars
Sedikit lagu yang mampu menyaingi skala global “Apt” karya Rosé dan Bruno Mars. Menggandeng Bruno Mars untuk duet internasional adalah langkah cerdas, mengingat reputasi Bruno Mars sebagai kesayangan Recording Academy. Jika menang, duet ini bisa mencetak sejarah baru untuk K-pop di Grammy. — B.B.
“The Subway” — Chappell Roan
Meski tak sepopuler “Pink Pony Club” atau “Good Luck, Babe,” lagu “The Subway” telah menjadi anthem patah hati khas Chappell Roan. Siapa pun yang menonton tur Visions of Damsels & Other Dangerous Things 2025 pasti memahami daya emosional lagu ini. — B.B.
“Man I Need” — Olivia Dean
Lewat album The Art of Loving, Olivia Dean membuktikan dirinya sebagai kekuatan baru yang patut diperhitungkan. Single “Man I Need” langsung merajai tangga lagu dan TikTok tahun ini, menghadirkan elemen klasik yang membuatnya terasa seperti lagu abadi, jenis yang disukai Recording Academy. — B.B.
“Love Me Not” — Ravyn Lenae
Ravyn Lenae mendefinisikan ulang konsep sleeper hit lewat permata R&B-nya, “Love Me Not,” yang menguasai TikTok dan radio sekaligus. Penyanyi asal Chicago ini membuktikan dirinya bukan sekadar talenta rahasia, melainkan suara yang akan bertahan lama di industri musik. — B.B.
“Anxiety” — Doechii
Dengan membawakan kembali lagu Gotye tahun 2011 “Somebody That I Used to Know” dalam versi rap-nya, Doechii menampilkan kemampuan musikal yang luar biasa. Hasilnya, lagu ini menjadi hit radio besar dan mengukuhkan namanya di kancah musik mainstream. — B.B.
Album Terbaik Tahun Ini
Debi Tirar Mas Fotos — Bad Bunny
Tidak ada album lain tahun ini yang berhasil menangkap daya tarik global seutuh Debi Tirar Mas Fotos milik Bad Bunny. Proyek ini merupakan perayaan sonik terhadap bunyi dan ritme tradisional Puerto Rico, sekaligus penghormatan pribadi kepada pulau yang melahirkan dan terus menginspirasi sang superstar. Album ini memuat lagu patah hati bernuansa salsa seperti “Baile Inolvidable” hingga anthem budaya yang menggema seperti “La Mundanza”, sekaligus menjadi soundtrack untuk residensi musim panasnya yang terjual habis, sebuah momen bersejarah bagi tanah kelahirannya. DTMF menjadi kuda hitam yang berpotensi membawa pulang kemenangan besar Februari mendatang, dan jika menang, akan menjadi album berbahasa Spanyol pertama yang meraih Album of the Year. — B.B.
Mayhem — Lady Gaga
Lady Gaga kembali ke akar dark pop-nya lewat album studio keenam, Mayhem, sebuah karya penuh melodi khas yang menular dan eksplorasi intim tentang bagaimana ia menghadapi hubungan yang terus berubah dengan ketenaran, cinta, dan kebahagiaan sejati. Meski tidak menghasilkan banyak lagu puncak tangga lagu seperti karya-karyanya sebelumnya, proyek ini terasa lebih personal, dibuat khusus untuk para Little Monsters setianya. Menariknya, sang bintang belum pernah memenangkan Album of the Year sepanjang kariernya. — B.B.
GNX — Kendrick Lamar
Tahun ini jelas menjadi milik Kendrick Lamar. Setelah lagu “Not Like Us” meraih Record of the Year, ia kembali menunjukkan kekuatannya lewat album GNX, sebuah karya brilian yang mempertegas posisinya sebagai salah satu emcee terbaik generasinya. Album ini menambah daftar panjang mahakarya Kendrick Lamar yang semakin memperkokoh status legendarisnya di dunia hip-hop. — B.B.
KPop Demon Hunters (Soundtrack dari film Netflix) — berbagai penyanyi
Jangan pernah meremehkan kekuatan film animasi berkualitas dan soundtrack yang dikerjakan dengan cermat. Film Netflix, K-Pop Demon Hunters, menjadi sensasi streaming dalam semalam berkat albumnya yang sarat dengan lagu-lagu catchy hasil kolaborasi produser K-pop ternama seperti Teddy Park, 24, Ido, dan Dominsuk. — B.B.
Virgin — Lorde
Meski pencapaian komersialnya tergolong sederhana, album pertama Lorde dalam empat tahun ini menjadi salah satu karya paling lengkap sepanjang kariernya. Virgin membawa penyanyi asal Selandia Baru itu kembali ke akar synthpop-nya, sambil mengeksplorasi tema tentang identitas, gender, ketenaran, dan hubungan personal. Sebelumnya, Lorde pernah mendapat nominasi Album of the Year lewat album keduanya, Melodrama (2018). — C.S.
Man’s Best Friend — Sabrina Carpenter
Album studio ketujuh Sabrina Carpenter, Man’s Best Friend, digadang-gadang akan kembali masuk nominasi Album of the Year, yang akan menjadi nominasi keduanya berturut-turut dalam kategori ini. Tahun lalu, ia meraih nominasi pertamanya melalui album Short n’ Sweet, yang meski kalah di kategori utama, berhasil memenangkan Best Pop Vocal Album. — C.S.
Ego Death at a Bachelorette Party — Hayley Williams
Musim panas lalu, Hayley Williams merilis album studio ketiganya, Ego Death at a Bachelorette Party, secara independen. Awalnya, lagu-lagunya dirilis satu per satu sebagai single terpisah sebelum akhirnya dikemas menjadi satu proyek utuh. Hasilnya adalah kumpulan suara yang beragam, penuh energi, dan eksploratif. Namun yang menyatukannya adalah ekspresi Hayley yang terasa paling jujur, mentah, dan penuh amarah. Dari dentingan gitar murung di “Glum,” sinisme lucu di “Kill Me,” hingga sensualitas jenaka dalam “Discovery Channel,” ini adalah penampilan terbaik mantan vokalis Paramore tersebut. — J.C.
Eusexua — FKA Twigs
Selalu berevolusi dan menembus batas, FKA Twigs menghadirkan pernyataan artistik terkuatnya melalui album ketiga, Eusexua. Album konsep ini berpusat pada fenomena ciptaan Twigs sendiri, sebuah momen transendensi atau euforia murni yang muncul melalui ekspresi artistik atau kedamaian batin. Itulah sensasi yang dirasakan saat mendengarkan album ini: dari dentuman intens “Drums of Death” hingga alunan sintetis lembut “Striptease.” Album ini terasa penuh sukacita, sensual, dan penuh kemenangan, dan berpotensi menjadi nominasi Grammy pertama Twigs sejak 2020. Belum lagi, ia akan merilis album pendamping berjudul Eusexua Afterglow pada 14 November, yang akan melengkapi visi artistiknya secara penuh. — J.C.
BACA JUGA:
Para Diva Pop Menyelamatkan Grammy
20 Penampilan Favorti Bazaar di Grammy Awards 2025
(Penulis: Bianca Betancourt, Chelsey Sanchez, Joel Calfee; Artikel ini disadur dari: BAZAAR US; Alih bahasa: Kayra Himawan; Foto: Courtesy of BAZAAR US)