Pesona Laura Basuki, Putri Marino, Jasmine Kusuma, dan Salvita Decorte di Chanel Cruise 2025/26 Singapura

Empat public figure Indonesia tampil memukau di acara replica show Chanel Cruise 2025/26 bertema tropis sekaligus elegan.

Courtesy of Chanel


Untuk pertama kalinya setelah debut megahnya di Villa d’Este di tepi Danau Como pada 29 April lalu, Chanel kembali menghidupkan pesona koleksi Cruise 2025/26 di lokasi baru yang tak kalah ikoniknya dengan Raffles Hotel Singapura. Tempat legendaris ini menjadi panggung bagi interpretasi ulang imajinasi kehidupan hotel, tema yang mengalir dalam setiap detail koleksi. Raffles, dengan sejarah panjang dan keanggunannya yang tak lekang waktu, menghadirkan suasana elegan namun hangat, menjadikannya lokasi sempurna bagi kelanjutan perjalanan estetika Chanel. Dua dunia sinematik Danau Como yang romantis dan Raffles yang berkarakter kolonial tropis berpadu indah dalam cuplikan acara yang disutradarai oleh Sofia Coppola, sahabat lama rumah mode asal Prancis tersebut.

Kehadiran Laura Basuki, Putri Marino, Jasmine Kusuma, dan Salvita Decorte di acara replica show Chanel Cruise 2025/26 menjadi momen istimewa yang memperkuat kehadiran Indonesia di panggung fashion dunia. Laura Basuki memancarkan karisma lembut yang elegan, mengenakan setelan tweed pastel berpadu dengan sentuhan modern khas Chanel. Sementara Putri Marino tampil memesona dalam gaun taffeta pendek berenda, menunjukkan sisi feminin yang klasik namun berani. Jasmine yang menjadi salah satu model runway menyalurkan pesona muda dan wajah yang ekspresif, menampilkan interpretasi segar dari gaya resort yang santai namun glamor. Sedangkan Salvita Decorte, dengan aura artistiknya, menambah keragaman kecantikan Indonesia dengan percaya diri. Keempatnya tak hanya mewakili kata inklusif, tetapi juga kekuatan karakter dan kepribadian yang selaras dengan filosofi Chanel bahwa kemewahan sejati lahir dari keaslian dan ekspresi diri.

Courtesy of Chanel

Runway Singapura malam itu menampilkan visual yang memanjakan mata dari ini hadir sebagai perayaan kebebasan berpakaian dengan sentuhan romantis dan sensual yang lembut. Piyama malam berbahan tweed halus dan lurex emas tampak berkilau di bawah cahaya panggung, sementara gaun lamé bergaris merah muda dan oranye mencerminkan keceriaan musim panas. Beberapa tampilan tampil dalam bentuk gaun pesta pendek taffeta dengan renda halus, disempurnakan dengan sarung tangan panjang yang memberi nuansa klasik khas Parisian chic. Palet warna pastel yang dipadu dengan motif bunga menciptakan harmoni visual antara kelembutan dan kemewahan. Unsur maritim juga tetap terasa dari celana panjang putih berpotongan lurus, mantel pea coat, hingga scarf satin yang diikat di rambut atau pergelangan tangan, menambahkan sentuhan playful yang tetap sophisticated.

Courtesy of Chanel

Menariknya, hanya sedikit koleksi yang ditampilkan pada awal acara dari sebagian besar koleksi utama justru diperlihatkan di bagian akhir runway. Strategi ini membuat penonton semakin penasaran, membangun antisipasi hingga momen puncak pertunjukan. Ketika lampu panggung meredup dan musik lembut mengalun, para model berjalan dengan ritme tenang dan percaya diri, menghadirkan kemewahan yang terasa alami dan tidak berlebihan dari sebuah kualitas yang menjadi ciri khas rumah mode ini sejak era Gabrielle Chanel.

Courtesy of Chanel

Setelah pertunjukan utama berakhir, suasana berubah menjadi lebih hangat dan meriah. Chanel menggelar pesta dansa eksklusif yang menampilkan penyanyi Inggris, Raye, musisi jazz asal Indonesia Rio Sidik, serta penampilan DJ dari seniman Singapura, Nicolette. Perpaduan musik internasional ini menambah semarak malam, menciptakan jembatan budaya antara Eropa dan Asia, sekaligus memperlihatkan bagaimana Chanel mampu menafsirkan kemewahan dalam nuansa modern dan inklusif. Para tamu undangan dari berbagai negara menikmati suasana yang santai namun elegan dengan para selebriti dan tokoh mode tampak berbincang di bawah cahaya lembut Raffles yang legendaris.

Pagi sebelum pertunjukan utama, Chanel juga menghadirkan sesi Chanel Talk bagi 420 mahasiswa dari sekolah seni, mode, dan desain di Singapura. Dalam forum yang dihadiri Bruno Pavlovsky, Presiden Chanel Fashion Activities, diskusi ini menggali bagaimana kreativitas lokal dapat memperkaya imajinasi global. Dipandu oleh Tyler Brûlé, pendiri dan pemimpin redaksi Monocle, sesi ini juga dihadiri oleh Tilda Swinton, Margaret Zhang, Clifford Loh, dan Amanda Lee Koe. Mereka berbicara tentang pentingnya menggabungkan perspektif regional ke dalam wacana mode dunia. Momen ini menunjukkan dedikasi Chanel terhadap edukasi dan pengembangan generasi kreatif berikutnya nilai yang selaras dengan semangat keberlanjutan dalam dunia mode.

Courtesy of Chanel

Barulah di akhir acara, koleksi Cruise 2025/26 diperlihatkan sepenuhnya kepada para tamu. Deretan busana menampilkan permainan tekstur dan warna yang menggambarkan keseimbangan antara kemewahan dan kenyamanan. Ada setelan tweed lembut, piyama malam berhiaskan payet berkilau, serta siluet lamé berwarna merah muda dan oranye yang menghidupkan suasana musim panas tropis. Gaun taffeta pendek dengan lipatan pastel tampil lembut namun berkarakter, sementara aksesori seperti sarung tangan panjang dan syal satin memberi kesan klasik sekaligus modern. Motif bunga dan garis laut yang menjadi ciri khas koleksi pelayaran Chanel kembali hadir yang menegaskan keabadian gaya yang santai namun tetap elegan.

Courtesy of Chanel

Dengan atmosfer yang memadukan kemegahan Raffles, musik yang menggugah, serta kehadiran selebriti dan talenta Asia, Chanel Cruise 2025/26 di Singapura menjadi lebih dari sekadar pertunjukan mode. Ia adalah pernyataan tentang bagaimana warisan klasik bisa berdialog dengan energi baru dari Timur.