25 Serial Terbaik untuk Ditonton Berulang Kali

Saatnya mulai maraton!

Foto: Courtesy of BAZAAR US


Baik Anda sedang tenggelam dalam serial baru yang membuat Anda terus menebak-nebak setiap episodenya, atau kembali menonton comfort show favorit untuk kesekian kalinya, tak ada yang lebih memuaskan daripada sesi binge-watch yang seru. Saat cuaca mulai mendingin dan rasa malas untuk keluar rumah semakin kuat, memiliki daftar tontonan yang siap disaksikan jadi hal wajib, terutama di malam-malam ketika Anda butuh rehat dari doomscrolling dan arus berita tanpa henti.

BACA JUGA:30 Serial Drama TV Terbaik Sepanjang Masa


Sebagai penggemar budaya pop di BAZAAR US, kami tahu betul deretan serial terbaik untuk ditonton. Mulai dari klasik yang penuh nostalgia seperti Gilmore Girls dan The O.C., hingga serial terbaru yang langsung membuat Anda ketagihan seperti Adolescence dan Hacks, kami telah mengkurasi daftar binge-watch terbaik untuk setiap suasana hati.

Apakah Anda sedang ingin tontonan realitas yang ringan dan penuh drama seru, atau kisah cinta slow-burn yang naik-turun sepanjang beberapa musim? Apa pun pilihannya, kami sudah menyiapkannya untuk Anda.

Berikut ini, daftar serial TV terbaik untuk binge-watch sepanjang masa.

Abbott Elementary

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Anda tak perlu berasal dari Philadelphia untuk bisa menghargai mahakarya karya Quinta Brunson ini, meski bisa dipastikan, jika Anda memang dari sana, serial ini akan terasa semakin mengena. Kini memasuki musim kelima, Abbott Elementary menghadirkan kisah sekelompok guru berdedikasi di sebuah sekolah negeri Philadelphia dalam format mockumentary yang ringan dan jenaka.

Dengan durasi sekitar 20 menit per episode, serial ini sempurna untuk sesi binge-watch. Ceritanya yang hangat dan penuh humor diselingi dialog cerdas yang tak ada habisnya, menjadikannya tontonan ideal untuk melepas penat sambil tertawa lepas.


- Lauren Alexis Fisher, Editor Kontribusi

Gilmore Girls

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Tahun ini menandai pertama kalinya saya menonton Gilmore Girls, dan, ya, pengalaman itu benar-benar mengubah saya menjadi pribadi yang lebih baik. Meskipun serial tujuh musim ini merupakan potret khas dari zamannya (beberapa lelucon memang terasa usang, dan ruang penulisnya tampak punya “masalah pribadi” dengan hampir semua bintang pop tabloid di era awalnya), Gilmore Girls tetaplah tontonan yang memesona. Serial ini menyoroti kompleksitas hubungan keluarga dan cinta pertama, sekaligus mengingatkan kita bahwa, pada akhirnya, semua akan berjalan di jalur yang sama seperti ibu kita.

- Bianca Betancourt, Editor Culture

Adolescence

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Jika Anda mencari drama kriminal yang membekas lama di pikiran, segera masukkan Adolescence ke daftar tontonan Netflix Anda. Terinspirasi dari kisah nyata, serial mini empat episode ini mengungkap bagaimana media sosial dan budaya incel memengaruhi remaja laki-laki, menyoroti sisi gelap kekerasan maskulin serta bahaya yang tersembunyi di dunia maya. Tontonan ini memang tidak ringan dan terasa mengusik, namun justru itulah yang membuatnya penting untuk disaksikan dan hampir mustahil untuk dihentikan di tengah jalan.


- L.F.


Derry Girls

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Sebelum Nicola Coughlan mencuri perhatian dunia lewat perannya sebagai Penelope Featherington di Bridgerton, ia lebih dulu memikat hati penonton sebagai Clare Devlin yang polos namun berhati baik dalam Derry Girls. Berlatar Irlandia Utara pada tahun-tahun terakhir masa The Troubles, sitkom jenaka ini (ya, jarang sekali dua kata itu cocok digunakan bersama!) mengikuti keseharian sekelompok sahabat di sekolah Katolik perempuan di kota Derry yang tengah melewati masa remaja penuh kekacauan, canggung, dan gejolak. Meski berlatar situasi politik yang tegang, serial ini adalah salah satu komedi paling lucu yang pernah saya tonton dan selalu saya putar kembali dari waktu ke waktu.

- Ariana Marsh, Editor Fitur Senior.

Love Is Blind

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Terkadang, kita hanya memerlukan tontonan yang dapat menjadi pelarian ringan, dan di situlah Love Is Blind hadir. Sarat dengan drama yang sensasional, alur cerita penuh kejutan, serta momen-momen khas reality show yang berlebihan namun menghibur, serial ini sulit untuk ditonton hanya satu episode saja. Mulai dari lamaran yang mengejutkan, perjalanan emosi yang naik turun, hingga momen yang layak menjadi bahan perbincangan di media sosial, Love Is Blind merupakan tontonan guilty pleasure terbaik, sempurna saat Anda ingin sejenak melupakan dunia.


- L.F.

Sex and the City

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Apa yang membuat serial yang telah berusia 26 tahun ini tetap begitu menarik untuk ditonton hingga kini? Sebagian alasannya terletak pada formula ceritanya, yang juga membuatnya begitu mudah dijadikan meme. Kita sudah tahu bagaimana Carrie, Miranda, Samantha, dan Charlotte akan bereaksi dalam setiap situasi, sehingga keseruannya justru muncul dari ide-ide baru yang diciptakan para penulis untuk mereka hadapi. Sebagian lainnya berasal dari topik yang diangkat, karena hubungan intim, kencan, dan cinta akan selalu menjadi hal yang menarik untuk dibahas. Dan tentu saja, ada unsur fantasi di dalamnya, gambaran tentang New York yang ideal, di mana Anda tak pernah perlu memanaskan kembali sisa makanan untuk makan malam, bahkan tidak bisa melakukannya sekalipun, karena oven Anda penuh dengan sepatu.

— Izzy Grinspan, Direktur Digital

The Hills

Foto: Courtesy of BAZAAR US


Saya tidak malu mengakui bahwa saya hafal setiap episode The Hills di luar kepala. (Siapa yang bisa melupakan kutipan legendaris “I want to forgive you and I want to forget you”?) Serial MTV garapan Adam Divello ini, bersama pendahulunya, Laguna Beach, menjadi pelopor sejati reality show era 2000-an dan masih menyimpan pesona yang belum tertandingi hingga kini. Datanglah untuk menyaksikan perjalanan seorang perempuan muda California meniti karier di industri mode, dan bertahanlah untuk drama tanpa akhir antara teman dan kekasih, serta kemunculan para figur ikonis dari awal 2000-an.

-B.B.

Desperate Housewives

Foto: Courtesy of BAZAAR US


Jika Anda punya banyak waktu luang, saya sarankan menonton kembali mahakarya televisi Desperate Housewives. Serial awal 2000-an ini akan langsung memikat Anda dengan jalinan kisah yang sarat intrik, rahasia, dan perselingkuhan di lingkungan Wisteria Lane. Dengan total delapan musim (sekitar 99 jam tontonan), sulit rasanya tidak terhanyut dalam kehidupan lima ibu rumah tangga legendaris, mulai dari perjalanan Gabrielle Solis dari model fashion menjadi ibu, hingga sosok Bree Van de Kamp yang tampak sempurna namun menyimpan sisi gelap. Sebuah tontonan maraton yang sempurna.

-L.F.

Looking

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Andrew Haigh dikenal lewat film-film bertema queer yang begitu intim dan menyentuh hati, seperti All of Us Strangers dan Weekend. Namun, menurut saya, karya terbaiknya tetaplah serial HBO Looking, salah satu potret paling jujur tentang kehidupan pria gay yang pernah hadir di layar kaca. Meski sayangnya dibatalkan hanya setelah dua musim, serial ini sangat mudah untuk ditonton maraton. Karakter-karakternya yang manis (dan penuh kekurangan), alur cerita yang hangat sekaligus lucu, serta adegan romantis yang menggoda akan membuat Anda terus kembali menontonnya.

- Joel Calfee, Asisten Editorial dan Media Sosial

Hacks

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Dunia komedi stand-up yang digambarkan lewat kisah legenda panggung Deborah Vance dan penulis mudanya, Ava Daniels, menjadi salah satu serial favorit saya saat ini. Dinamika keduanya yang terus berubah dari musuh menjadi rekan satu tim diperankan dengan begitu sempurna oleh Jean Smart dan Hannah Einbinder. Di tengah lika-liku hubungan profesional dan pribadi mereka, tawa tidak pernah berhenti mengalir, jenis tontonan maraton yang paling saya sukai. Selain itu, persahabatan lintas generasi seperti ini masih jarang ditemui di televisi, dan Hacks layak masuk jajaran terbaiknya.

- L.F.

Scandal

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Di antara sekian banyak serial populer dalam semesta karya Shonda Rhimes, Scandal berhasil memadukan ketegangan, kejutan, dan drama emosional dengan sempurna. Serial berdurasi tujuh musim ini mengikuti kisah Olivia Pope, seorang konsultan krisis di Washington D.C. yang bersama timnya diam-diam menangani berbagai situasi genting berskala global (yang hampir selalu terjadi). Meski banyak pria datang dan pergi dalam hidupnya, cerita ini berpusat pada hubungan rumit Olivia dengan sang Presiden Amerika Serikat, yang diperankan oleh Tony Goldwyn.

- B.B.

Nobody Wants This

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Jika Anda menginginkan nuansa bahagia ala film rom-com favorit dalam bentuk serial yang mudah ditonton berulang kali, Nobody Wants This di Netflix adalah jawabannya. Serial ini mengikuti kisah seorang perempuan dengan kehidupan asmara dan karier yang berantakan, yang kemudian saling bertabrakan dengan cara-cara tak terduga dan lucu. Dialog yang cerdas, chemistry yang menawan (bersiaplah terpikat oleh Adam Brody dan Kristen Bell), serta momen-momen yang sangat relate menjadikannya tontonan wajib.

- L.F.

The Traitors

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Jika Anda pernah memainkan permainan pesta Mafia, maka konsep The Traitors akan terasa familiar. Para peserta dikarantina bersama, sebagian ditunjuk diam-diam sebagai “pengkhianat,” sementara sisanya adalah “setia.” Tujuannya: menyingkirkan semua pengkhianat. Jika kelompok setia berhasil, mereka berbagi hadiah uang tunai; namun jika satu saja pengkhianat bertahan, dialah pemenangnya.

Serial ini luar biasa adiktif, terlebih karena semua versi internasionalnya tersedia di Peacock, Anda bisa membandingkan bagaimana setiap negara memainkan strateginya. Masing-masing punya pembawa acara ikonis; Alan Cumming di versi AS, Claudia Winkleman di Inggris, dan Rodger Corser di Australia.

Musim kedua versi AS menampilkan para bintang dari acara realitas lain seperti Survivor dan Big Brother, menghasilkan strategi dan intrik yang menegangkan. Versi Inggris dan Australia justru menghadirkan peserta non-selebriti, menjadikan taruhan emosionalnya lebih tinggi dan pengkhianatannya terasa lebih menusuk.

Untuk pengalaman menonton terbaik, ikuti urutan ini: The Traitors AS musim 2, Inggris musim 1, Australia musim 1, Inggris musim 2, dan Australia musim 2. Setelah selesai, bersiaplah untuk The Traitors AS musim 3 yang tayang pada 9 Januari mendatang.

- Nojan Aminosharei, Editor Proyek Khusus


Gossip Girl

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Ya, Gossip Girl dikenal dengan episode Thanksgiving yang ikonis, tapi serial CW ini tetap seru ditonton kapan pun. Ketika ingin bernostalgia dengan drama remaja yang melambungkan nama Blake Lively dan Penn Badgley, versi orisinalnya tetap tak tergantikan. Mode yang memesona, intrik pertemanan penuh konflik, cameo dari bintang era 2000-an (termasuk Lady Gaga era The Fame Monster), serta enam musim penuh drama menjadikan serial ini klasik yang layak ditonton maraton.

-B.B.


The White Lotus

Foto: Courtesy of BAZAAR US


Nikmati perjalanan dari Hawaii ke Sisilia hingga Thailand lewat tiga musim The White Lotus. Baik Anda menyukai karakter Jennifer Coolidge yang eksentrik maupun Parker Posey yang dramatis, serial karya Mike White ini penuh dengan karakter menyebalkan yang justru sulit untuk tidak disukai. Selain plotnya yang penuh kejutan, latar resort mewah dengan pemandangan menakjubkan juga menjadi pelarian visual yang sempurna.

- L.F.


Love Island

Foto: Courtesy of BAZAAR US


Dalam hal acara kencan realitas, Love Island adalah yang terbaik. Dengan lebih dari 20 versi di berbagai negara dan puluhan musim, ada cukup banyak drama untuk menemani Anda sepanjang 2025, dan seterusnya. Para lajang dikumpulkan di vila tropis untuk membentuk pasangan sambil menjalani tantangan penuh godaan. Tapi tidak semua kisah cinta berjalan mulus; komunikasi yang rumit dan pendatang baru “bombshell” siap menguji ketulusan mereka. Bagi Anda yang gemar menganalisis dinamika cinta seperti eksperimen sosial, ini adalah tontonan wajib.

- C.S.


Golden Girls

Foto: Courtesy of BAZAAR US


Tak ada tontonan klasik yang lebih menenangkan daripada Golden Girls. Masih selucu dan setajam seperti di era 1980-an, kisah Blanche, Dorothy, Rose, dan Sophia di rumah Miami mereka adalah comfort show sejati. Setelah penelitian panjang (alias maraton berkali-kali), bisa dipastikan bahwa menonton ulang Golden Girls adalah obat mujarab saat Anda ingin rileks dan tertawa tanpa beban.

L.F.


The O.C.

Foto: Courtesy of BAZAAR US


Siapa yang tak suka tontonan remaja yang seksi sekaligus lucu? The O.C. adalah cetak biru drama remaja modern, penuh alur gila, kisah cinta rumit, gaya busana 2000-an yang ikonis, dan karakter-karakter yang bikin jatuh hati. Serial ini memperkenalkan Seth Cohen, pacar idaman sejuta remaja, dan menampilkan musik indie terbaik dari dekade itu (ada Death Cab for Cutie, tentu saja). Anda akan langsung terpikat sejak episode pertama ketika Marisa Cooper bertanya, “Who are you?” dan Ryan menjawab, “Whoever you want me to be.”

-Olivia Alchek, Desainer Senior


Succession

Foto: Courtesy of BAZAAR US


Baik Anda sudah mengikuti Succession sejak awal atau baru akan mulai, drama satir besutan HBO ini selalu layak ditonton. Serial ini mengajak Anda masuk ke dunia penuh intrik keluarga Roy dan kerajaan media mereka yang kejam. Gelap, lucu, dan tegang dalam waktu bersamaan, setiap kali menonton ulang, Anda akan menemukan kepingan kejeniusan baru di balik dialog dan konfliknya.

-L.F.


Selling Sunset

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Saya akan pindah ke Los Angeles seandainya suami mengizinkan, tapi untuk sementara Selling Sunset cukup jadi pelarian. Segala hal tentang acara ini, dari drama kantor, busana glamor, hingga promosi empanada vegan Emma Hernan, benar-benar absurd, tapi justru itulah daya tariknya. Perpaduan antara intrik antar-rekan dan properti mewah nan memesona menjadikannya tontonan santai yang tak bisa ditinggalkan.

- B.B.


Fleabag

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Hanya dua musim, tapi Fleabag adalah karya komedi brilian yang wajib ditonton maraton. Phoebe Waller-Bridge menulis dan memerankan kisah yang jujur, kocak, dan menyentuh tentang kehidupan dan cinta dalam segala kekacauannya. Tajam, canggung, dan luar biasa lucu. Oh, dan dua kata ajaib: hot priest.

-L.F.

Seinfeld

Foto: Courtesy of BAZAAR US


Saya menulis ini dari sofa rumah orang tua saya, sementara Seinfeld terus diputar di latar belakang, dan sudah berjam-jam. Tapi memang begitulah suasana rumah kami: rumah Seinfeld. Saya dan saudara saya (beserta semua tamu yang pernah datang) sudah menonton setiap episodenya berkali-kali. Kami sering mengutip dialognya, saling menguji trivia-nya, bahkan menemukan diri kami berkata, “Ini persis seperti episode Seinfeld yang...” setiap kali sesuatu terjadi. Dan setiap 23 Desember, kami merayakan Festivus (kalau tahu, ya tahu). Sebagai sitkom yang disebut “pertunjukan tentang hal yang tidak berarti,” Seinfeld justru memberikan segalanya yang dibutuhkan untuk tontonan maraton: lucu, cerdas, dan tetap relevan hingga kini, sekaligus potret budaya pop pada zamannya.

-N.A.


Baby Reindeer

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Sangat sulit menonton Baby Reindeer di Netflix tanpa menamatkannya dalam satu kali duduk. Serial ini diadaptasi dari kisah nyata sang kreator, Richard Gadd, yang berawal dari pertemanan aneh dan berkembang menjadi sesuatu yang jauh lebih gelap. Dipenuhi lika-liku tidak nyaman dan kejutan tak terduga, kisah ini menegangkan sekaligus menyentuh, jenis tontonan yang akan terus terngiang di benak Anda lama setelah episode terakhir berakhir.

-L.F.


Ugly Betty

Foto: Courtesy of BAZAAR US

Saya bahkan sudah lupa berapa kali menonton ulang Ugly Betty, tapi tetap saja rasanya belum cukup. Serial ini tidak hanya lucu, tetapi juga hangat berkat karakter Betty dan keluarganya yang penuh kasih serta mudah disukai. Rekan kerjanya, Mark dan Amanda, juga memberikan warna tersendiri dengan persaingan konyol mereka di kantor. Dan tentu saja, Vanessa Williams sebagai Wilhelmina Slater tetap ikonis sepanjang masa. Ugly Betty adalah tontonan wajib bagi siapa pun yang mendukung si underdog atau bermimpi bekerja di dunia majalah.

-Tiffany Dodson Davis, Editor Komersial Kecantikan


What We Do in the Shadows

Foto: Courtesy of BAZAAR US


Terkadang, Anda butuh tontonan yang bisa membuat Anda tertawa sampai perut sakit, dan bagi saya, itulah What We Do in the Shadows. Diadaptasi dari film komedi horor karya Taika Waititi dan Jemaine Clement, serial mockumentary ini mengikuti kehidupan empat vampir serumah bersama pelayan manusianya di rumah tua di Staten Island. Tiap episode berdurasi sekitar 30 menit, cukup singkat untuk ditonton terus-menerus, tapi cukup lucu hingga membuat Anda tak ingin berhenti. Humor gelapnya, karakter eksentriknya, dan absurditas keseharian para vampir ini menjadikannya salah satu serial komedi terbaik untuk ditonton maraton.

- L.F.

BACA JUGA

15 Film yang Paling Kami Nantikan Musim Gugur Ini

13 Rekomendasi Film Indonesia Terbaik yang Memiliki Plot Kuat dan Penuh Makna

(Penulis: Harper's Bazaar Staff; Artikel ini disadur dari: BAZAAR US; Alih bahasa: Syiffa Pettasere; Foto: Courtesy of BAZAAR US)