Florence Pugh Ungkap Alasan Di Balik Keputusan Membekukan Telurnya di Usia 27

"Itu terasa sangat aneh karena keluarga saya dikenal sangat subur."

Foto Courtesy of Bazaar US


Florence Pugh mengambil keputusan untuk bertindak setelah didiagnosis dengan polycystic ovary syndrome (PCOS) dan endometriosis dua kondisi yang dapat menyulitkan seorang wanita untuk hamil.

Dalam percakapan dengan Dr. Thaïs Aliabadi dan aktivis perempuan serta influencer Mary Alice Haney di podcast She MD, Florence mengungkapkan bahwa setelah mengetahui kondisi kesehatannya, ia memutuskan untuk membekukan telurnya. Meskipun proses ini seringkali mahal dan tidak nyaman, hal ini semakin umum dilakukan oleh wanita di usia 20-an dan 30-an yang belum siap menjadi ibu, namun ingin menjaga kemungkinan tersebut di masa depan.

BACA JUGA:Zach Braff Tulis Surat Romantis untuk Florence Pugh untuk Ulang Tahunnya yang ke-26

"Saya merasakan dorongan tiba-tiba untuk memeriksakan semuanya. Beberapa kali saya mengalami mimpi aneh saya rasa tubuh saya sedang memberi petunjuk," ujar bintang We Live in Time tersebut.

Ia mengungkapkan bahwa ketika bertemu dengan Dr. Thaïs, sang dokter bertanya apakah dia pernah memeriksa jumlah telurnya, "dan saya menjawab, 'Tidak, maksudnya apa? Saya masih muda. Mengapa saya harus memeriksa jumlah telur?" Setelah melakukan beberapa tes, dokter mendiagnosisnya dengan PCOS dan endometriosis, lalu menyarankan agar ia membekukan telurnya.

"Itu sangat aneh karena keluarga saya sangat subur," kata Florence. "Ibu saya memiliki anak hingga usia 40-an. Nenek saya juga melahirkan sepanjang hidupnya... Lalu, di usia 27, saya menerima informasi yang sangat berbeda, bahwa saya perlu membekukan telur saya dengan cepat, menjadi sebuah kenyataan yang sangat mengejutkan dan saya merasa sangat beruntung dan bersyukur mengetahui hal itu ketika saya mengetahuinya, karena saya sudah ingin memiliki anak sejak kecil."

BACA JUGA:

Florence Pugh Menghadirkan Nuansa 2000-an dalam Gaun Mini yang Penuh Pesona

10 Film yang Harus Anda Tonton Jika Anda Menyukai Florence Pugh

(Penulis: Rosa Sanchez; Artikel disadur dari BAZAAR US; Alih bahasa: Halimatu Sadiah Foto: Courtesy of Bazaar US)