Intip 5 Label Fashion Lokal yang Meleburkan Kain Tradisional ke Dalam Gaya Modern

Memadukan gaya modern dan tradisional jadi kian mudah berkat pilihan menarik dari 5 label fashion lokal ini!

(Foto: Courtesy of Sejauh Mata Memandang)


Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan tradisi, dengan keberagaman suku, cerita rakyat, kuliner, dan kain tradisional. Kita beruntung mewarisi warisan ini, sehingga kita punya banyak cerita dan tradisi yang bisa diteruskan ke generasi mendatang.

Berbicara tentang kain tradisional seperti batik dan tenun, ada banyak upaya untuk mengintegrasikan kain-kain indah ini ke dalam kehidupan modern. Seperti ajakan berkain yang mendorong para pencinta fashion untuk memakai kain tradisional dalam keseharian, dan berbagai jenama fashion lokal yang memberikan sentuhan unik dan modern pada batik maupun tenun agar lebih menarik bagi generasi muda.

Jika memakai kain tradisional Indonesia dalam keseharian dan melestarikan warisan budaya adalah passion Anda, kami telah mengkurasi 5 label fashion lokal yang berhasil meleburkan keduanya dengan indah.

Sejauh Mata Memandang

(Foto: Courtesy of Sejauh Mata Memandang)

Identik dengan kain batik dan motif ‘ayam’-nya, label Sejauh Mata Memandang terus menjalani misinya untuk membawa kekayaan tradisional yang bisa digunakan di kehidupan modern dengan nyaman dan tak lekang oleh waktu.

Sejauh Mata Memandang telah memperkenalkan koleksi ‘Tarum’, berfokus menggunakan bahan denim yang menggunakan pewarna alami dari tumbuhan. Jika denim dikenal dengan prosesnya yang kurang ramah lingkungan karena menggunakan banyak air dan energi, Sejauh Mata Memandang menggunakan benang daur ulang dengan teknik tenun, sehingga koleksi ini lebih ramah lingkungan dan sustainable. Label lokal ini menghadirkan Tarum-Denim Kebaya yang dibuat menggunakan bahan denim khas Sejauh Mata Memandang, serta dilengkapi dengan bordir flora yang cantik dan memukau.

Soloputri

(Foto: Courtesy of Soloputri)

Karina Trijono mendirikan label Soloputri atas kecintaannya pada tradisi Indonesia. Koleksi bertajuk ‘Dwipantara’ yang pertama kali dipersembahkan di panggung Jakarta Fashion Week 2025 menampilkan 16 desain batik dengan warna yang terinspirasi oleh alam dan warisan budaya Indonesia. Desainnya yangversatile dan pilihan warna yang cerah dapat Anda padu-padankan dalam gaya sehari-hari, menghasilkan tampilan yang sederhana namun tetap modis. Tidak hanya sekedar menciptakan karya busana untuk pelanggan, koleksi ini menjadi cara untuk Karina meneruskan kecintaannya terhadap tradisi Indonesia kepada anaknya.

Cover Me Not

(Foto: Courtesy of Cover Me Not)

Jika sebelumnya label baju renang lokal ini membawa unsur pewayangan Jawa pada koleksinya tahun lalu, kali ini Cover Me Not mengadopsi unsur batik parang dalam koleksi Lereng. Koleksi yang menggunakan ilustrasi karya Hagung Sihag diberi sentuhan modern dengan desain seperti hoodie, celana pendek, dan kemeja santai. Selain mengadopsi unsur budaya Indonesia ke dalam koleksinya, Kelly Tandiono sebagai pemilik label juga meneruskan visi Cover Me Not sebagai label yang sustainable dengan memastikan produksi minim limbah. Sisa kain kemudian digunakan untuk menghasilkan produk lain seperti topi dan tas dengan motif senada.

Oemah Etnik x Wilsen Willim

(Foto: Courtesy of Oemah Etnik)

Berkolaborasi dengan Wilsen Willim, Oemah Etnik (OE) menghadirkan koleksi Siklus dengan motif batik yang dikembangkan secara erat bersama dengan pengrajin binaan OE. Dengan motif ‘pinwheel’, koleksi ini ingin menceritakan tentang naik-turunnya siklus kehidupan manusia dan memotivasi Anda untuk terus kuat dalam menjalaninya. Koleksi kedua mereka ini menghadirkan potongan dengan sentuhan modern.

Anda bisa memilih Ambara Batik Skirt– corset skirt dengan detail mesh di bagian tengah atau Loka Batik Apron sebagai aksesoris yang membiarkan Anda bermain siluet dengan kain tradisional. Selain potongan koleksi yangmodern, OE dan Wilsen Willim juga menggunakan teknik pewarnaan pagi-sore pada kain batiknya, sehingga menghasilkan 2 warna kontras dalam satu kain yang sama, menampilkan nilai unik dari koleksi ini.

Amanda Hartanto Batik

(Foto: Courtesy of Amanda Hartanto Batik)


Amanda Hartanto Batik (AHB) merilis koleksi terbaru ‘The 5 Sense of Batik’ dengan menampilkan motif bunga dan burung hong yang ikonis dari batik Pekalongan. Masih dengan sentuhan modern, AHB menampilkan Tiar Top dengan motif tanahan dengan detail kerutan di samping dan potongan asimetris untuk tampilan yang unik.


Inovasi dari 5 label fashion lokal ini memungkinkan Anda untuk menggunakan kain tradisional dalam kehidupan sehari-hari dengan nyaman dan eksploratif. Manakah koleksi kain tradisional dalam gaya modern yang menjadi pilihan Anda?