7 Label Fashion Indonesia yang Mengusung Konsep Keberagaman

Bukan sebatas busana dan aksesori, nyatanya tersisip bentuk apresiasi untuk keanekaragaman di balik tujuh brand lokal ini.

(Foto: Courtesy of Cover Me Not)


Baik sebagai bentuk strategi marketing atau pelaksanaan obligasi moral kepada masyarakat yang setulusnya, tidak dapat dipungkiri bahwa sudut inklusivitas sebuah brand dapat menciptakan koneksi yang lebih intim dan bermakna dengan pelanggannya.

Hal ini dapat disampaikan melalui bermacam bentuk, mulai dari pemilihan model untuk kampanye dan runway, muse yang dilibatkan dalam proses kreatif, rangkaian produk dengan ukuran yang lebih bervariasi, serta siluet-siluet lintas gender baru yang inovatif sekaligus revolusioner.

Simak tujuh brand yang senantiasa menciptakan narasi baru bernapas inklusif terhadap status quo dunia mode yang cenderung eksklusif berikut ini.

1. Cover Me Not

(Foto: Courtesy of Cover Me Not)


Koleksi terbaru dari lini lifestyle yang didirikan oleh model Kelly Tandiono merupakan hasil kolaborasi dengan sederet wanita penuh prestasi yang juga tampil di seri foto dan video kampanye termasuk Nirina Zubir, Neysa Soediro, Ayla Dimitri, Luna Maya, dan Anindita Saryuf. Kerja sama ini memiliki visi kolektif, yakni memperluas definisi tubuh ideal yang pantas untuk memakai busana swimsuit, atau yang kerap dijuluki bikini body. Konsisten dengan moto everybody is a bikini body, rangkaian swimsuit serta busana resor dikemas penuh vibransi dan semangat muda yang juga hadir dalam variasi ukuran dan bahan stretch yang memberi komplemen pada setiap jenis tubuh wanita.


2. ANW

(Foto: Courtesy of instagram @___ANW)


Peragaan mode ANW untuk koleksi terbarunya menampilkan dua siluet dress yang diperagakan oleh sepasang model androgini. Teknik rajut dalam visual bunga yang telah lekat dengan estetika ANW menyorot sebagian besar tubuh kedua model, sekaligus menyatakan konstruksi sosial gender dalam cara berpakaian sebagai hal yang lampau. Nyatanya, bagi ANW, tidak ada lagi peraturan ataupun larangan ketika mengekspresikan diri lewat busana.

3. Happy Fit

(Foto: Courtesy of Happy Fit)


Konotasi wanita sehat kerap diasosiasikan dengan tubuh yang ramping, namun prasangka ini jauh dari kenyataan. Dalam upaya merayakan tubuh wanita sekaligus mematahkan persepsi yang menghakimi wanita gemuk sebagai seseorang yang malas berolahraga dan merawat diri, Happy Fit menghadirkan ragam athletic wear dengan varian warna ekspresif dan kenyamanan optimal bagi setiap jenis dan ukuran tubuh.


4. Tanah Lesaé

(Foto: Courtesy of instagram @vikimaintrovaa, dok. Tanah Lesaé & Jakarta Fashion Week)


Persembahan teranyar Tanah Lesaé bertajuk Love & Sentimental didominasi dengan sederet siluet androgini dalam embusan penuh afeksi pada model pria seperti atasan panjang yang menyerupai dress, luaran maxi bak daster, lalu penggunaan material lace yang identik dengan feminitas, ornamentasi bunga, serta ragam bawahan rok. Namun, pernyataan terbesar hadir pada desain gaun lace yang membalut sosok museViki Maintrova di landasan pacu beberapa pekan lalu. Dengan buket di tangannya, Viki melintasi runway sebagai sosok pengantin baru yang penuh percaya diri dan keyakinan akan identitasnya.


5. Mahija

(Photo: Courtesy of instagram @mahija.official, dok. Imanuel Abraham @snap.nuel)


Perhiasan bukan lagi hanya untuk kaum hawa. Lini aksesori yang tengah menjadi andalan sederet desainer tersohor Tanah Air, siapmenyempurnakan tampilan busana dengan menghadirkan ragam kalung, anting, cincin, bahkan perhiasan tubuh bernapas etnik dengan sentuhan avant garde yang ditujukan untuk semua kalangan terlepas dari gender. Erat melekat kalung emas duri-duri yang melingkari leher aktor Jefri Nichol dan anting bunga mawar bertangkai panjang untuk kolaborasinya dengan Harry Halim.


6. Lulu Lutfi Labibi

(Foto: Courtesy of instagram @lululutfilabibi)


Selain senantiasa mengelevasi tenun motif lurik lewat koleksi-koleksinya, Lulu Lutfi Labibi juga gemar melibatkan sosok-sosok muse dari berbagai kelompok usia dengan gaya pribadi yang unik, membuktikkan bahwa kenyataan menua tidak perlu menutup pintu kebebasan untuk terus bereksperimen. Sebuah pengingat hangat bahwa manusia memiliki lapisan-lapisan jati diri yang dinamis serta tubuh yang menjadi jejak transformasi hidup.

7. Oscar Lawalata Culture

(Foto: Courtesy of Oscar Lawalata Culture)

Melalui kampanye terbaru bertajuk Aku dan Kain yang melibatkan sosok-sosok berpengaruh dari ragam latar belakang usia, ras, profesi, dan masih banyak lagi, Oscar Lawalata kembali mengedepankan ragam wastra nusantara sekaligus membuat pernyataan besar tentang makna Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia di abad ke-21 ini. Ian Hugen, Jovi Adhiguna, Tara Basro, Dira Sugandi, dan masih banyak lagi dibalut dengan ragam kain dari pelosok Tanah Air yang memancarkan keunikannya masing-masing.

(Penulis: Hans Hambali, Foto: Courtesy of Instagram @covermenot.co, @___ANW, @happyfit.id, @vikimaintrovaa, @mahija.official, @lululutfilabibi)