Situasi terkini telah membuat kita sulit untuk menambah informasi tanpa merasa khawatir atau panik. Lalu, bagaimana cara kita mengonsumsi berita terkini dengan cara yang sehat? Adakah cara untuk tetap update tanpa mempertaruhkan kesehatan mental?
Kami berbincang dengan tiga pakar untuk mengetahui cara yang mereka anjurkan.
1. Pahami bahwa setiap media memiliki agendanya tersendiri
“Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak sekali berita buruk dan tidak ada yang membahayakan ataupun buruk dari menginformasi diri dengan peristiwa di sekitar, tetapi penting untuk mengetahui bahwa ada sebuah tren yang berkembang dari media untuk fokus pada sensasi dan aspek emosi dari serangkaian peristiwa buruk tersebut,” ungkap Michaela McCarthy, manajer pelaksana dari institusi klinis, The Awareness Centre, yang memberikan jasa konseling, psikoterapi, psikologi, psikoseksual, dan terapi hubungan, serta pelatihan.
“Menambahkan unsur emosi atau sensasi adalah cara yang dilakukan media untuk menekankan potensi dampak buruk dibandingkan menunjukkan betapa rendahnya risiko tersebut dalam jangka panjang.”
2. Mengenali bahwa media terkadang menyajikan pandangan yang terdistorsi mengenai dunia.
“Reporter berita dan jurnalis tidak lagi menghadirkan berita secara faktual setiap waktu, sekarang kenyataannya, mereka adalah bagian dari pemberitaan selama 24 jam penuh yang berarti harus berlomba memenangkan perhatian Anda dan mengubah esensi berita menjadi sebuah hiburan belaka,” jelas Michaela.
“Media tidak lagi hanya sebagai sumber informasi semata, tetapi harus berhasil menarik perhatian Anda, plus mempertahankannya. Cara yang kerap dilakukan oleh beberapa reporter maupun editor adalah menggabungkan aspek emosi dan sensasi dari berita tersebut. Hal yang membahayakan adalah tindakan ini memotret dunia sebagai ruang penuh drama dan ancaman konstan bagi Anda, serta membuat Anda mengira ini sebagai sebuah fakta dibandingkan sesuatu yang dibuat dalam pikiran sehingga berpotensi membahaykan diri Anda.
3. Memilih sumber berita dengan saksama
“Semua perusahaan media pada tahap awal sebuah peristiwa dramatis akan langsung mengangkat berbagai detail dan mengembangkannya,” ungkap Profesor Neil Greenberg dari Royal College Psychiatrists dan pakar dalam gangguan post-traumatic stress disorder. “Namun ada beberapa media, seperti tabloid besar yang tidak mengedepankan konten yang berimbang. The Daily Mail, contohnya, ingin mencoba seperti The Encyclopedia Britain. Bahkan media-media besar seperti The Times, The Guardian, dan BBC kerap melebih-lebihkan fakta, tetapi ada beberapa yang lebih buruk dari lainnya. Anda perlu bertanya kepada diri sendiri, ‘Apa yang berusaha dilakukan oleh media tersebut?’”
4. Tahu batas diri dan menentukan batas waktu mengonsumsi berita
“Jika Anda merasa kewalahan, mungkin melihat kembali cara dan waktu Anda mengonsumsi berita adalah ide yang baik,” ungkap Nia Charpentier, pengelola media dari Rethink Mental Illness. “Mungkin Anda menemukan gambar yang membuat Anda tidak nyaman – mungkin mendengarkan berita di radio dapat menjadi pilihan. Atau, jika mengonsumsi berita di petang hari membuat Anda sulit beristirahat, coba membuat batas waktu mengonsumsi berita sehingga tidak lagi membaca berita setelah pukul lima sore. Ada berbagai aplikasi yang dapat digunakan untuk mengontrol berapa lama kita mengakses media sosial. Contohnya, mereka dapat diatur sehingga Anda hanya akan mendapatkan berita terbaru selama satu jam dalam sehari atau terbagi dua, pagi dan sore.
5. Matikan akun media sosial yang memicu kekhawatiran
“Media sosial membantu Anda terhubung dengan banyak orang, tetapi memungkinkan Anda merasa khawatir terlebih jika orang-orang tersebut membagikan informasi atau mengunggah kekhawatiran mereka,” menurut sebuah pernyataan dari Mind. “Anda dapat membatasi penggunaan media sosial. Anda dapat menentukan beberapa laman atau kelompok untuk diakses tetapi tidak terus menerus melihat timeline atau laman berita.”
6. Jangan lupa menyeimbangkan berita buruk dengan aktivitas yang membuat Anda senang
“Meski mengetahui isu terkini sangat membantu Anda, bukan berarti berita adalah sesuatu yang kita konsumsi,” ungkap Nia. “Selama mengonsumsi berita utama, jangan lupa untuk memberi waktu untuk membaca salah satu bagian dalam surat kabar yang sesuai dengan minat Anda – baik resensi film atau musik, maupun rubrik olahraga. Mungkin Anda dapat mengunduh podcasts untuk rehat dari mendengarkan laporan terkini atau menyaksikan serial televisi favorit setelah acara berita sore.
7. Jika Anda mengalami gangguan mental, batasi paparan berita Anda
“Jika Anda merasa kondisi mental tidak dalam keadaan baik, mungkin karena gangguan mental atau tengah mengalami waktu-waktu yang mengecewakan, sebaiknya menjauhkan diri dari berita yang membuat Anda stres,” saran Neil. “Sebuah riset menunjukkan bahwa mereka yang berada dalam tahap awal dari gangguan mental tertentu atau sudah mengalami gangguan, melihat gambar atau mendengarkan informasi yang mengkhawatirkan tidak hanya memperburuk kondisi Anda tetap membuat tahan lama. Jika Anda ingin tetap terinformasi, tanyakan kepada orang-orang yang menyaksikan atau mengonsumsi berita tersebut untuk mengatakan kepada Anda situasi yang terjadi.”
8. Menghargai bahwa kisah nyata dirancang untuk membangkitkan respon emosional
“Hal yang paling buruk dari berita negatif adalah mendengarkan kisah pribadi,” ungkap Neil. “Mendengarkan berita buruk dan menyakitkan hati tidak akan memberikan informasi yang bermanfaat bagi Anda. Jika Anda sehat dan ingin menyaksikannya, tidak masalah. Tidak akan membantu Anda untuk memahami fakta yang terjadi sehingga penting untuk mempertanyakan kegunaan dan dampak mendengarkan mereka bagi diri Anda.”
9. Komunikasikan kepada teman dan keluarga terkait berita tersebut
“Jalin hubungan dengan orang lain; jika Anda dapat membicarakannya dengan teman, keluarga, kolega, dan kenalan tentang kekhawatiran Anda dan belajar dari sudut pandang mereka, Anda dapat memperkuat sudut pandang pribadi terkait fakta dan peristiwa serta dampak terhadap diri dan masa depan dibandingkan menerima pandangan penuh sensasi yang diberikan,” ungkap Michaela. “Dalam situasi seperti, meningkatnya kekhawatiran Anda menjadi wajar, tetapi ketika membicarakannya kepada orang lain tentang perasaan Anda, sangat membantu untuk lepas dari ketakutan diri, serta memiliki pandangan baru.”
10. Mungkin Anda dapat rehat sejenak dari berita
“Matikan atau beristirahat dari bagaimana Anda mengonsumsi berita dapat membantu jika Anda merasakan dampak buruk terhadap kondisi mental Anda,” ungkap Nia. Namun, tidak harus berhenti secara menyeluruh. Beberapa orang menemukan bahwa tidak mengetahui apa-apa merasa lebih buruk sehingga temukan keseimbangan yang cocok bagi Anda.”
(Penulis: Ella Alexander; Alih Bahasa: Vanessa Masli; Artikel ini disadur dari BAZAAR UK; Foto: Courtesy of BAZAAR UK)