Yang Harus dan Tidak Boleh Dalam Mengonsumsi Protein

Ingat, tidak semua protein itu sama



Protein dengan segala kebaikannya akhir-akhir ini menjadi salah satu nutrisi yang paling dilirik secara komersial. Beragam snack berbasis protein juga terlihat meramaikan supermarket dan toko-toko. Meski fungsi protein telah banyak beredar informasinya, tetap terdapat kebingungan untuk memaksimalkan nutrisi ini.

Bagaimana protein dapat digunakan untuk mencapai tujuan kesehatan, kebugaran, dan berat badan impian? Harper's Bazaar bertemu dengan nutrisionis Liam Mahoney dari Grenade, sebuah label performa olahraga dan nutrisi. Berikut rangkuman dos and dont's-nya.


HARUS: Konsumsi protein di antara jadwal makan

"Kebanyakan orang memiliki tendensi untuk mengonsumsi protein saat menjelang hari berakhir bersama makan malam mereka. Namun, sebenarnya Anda harus mengonsumsi protein secara merata sepanjang hari. Porsi yang direkomendasikan adalah 45gram untuk wanita dan 55gram untuk pria dalam sehari, yang dibagi antara sarapan, makan siang, makan malam, dan snack.

Konsumsi protein membantu untuk mengatur hormon lapar Anda dan membuat Anda merasa kenyang untuk waktu yang lama. Jadi dengan mengonsumsi protein sepanjang hari, Anda dapat terhindar dari snacking yang tidak perlu.

Sekitar 30 menit setelah berolahraga, Anda harus mengonsumsi protein antara 20-30gram. Hal ini akan memberikan nutrisi yang tepat bagi tubuh Anda untuk memperbaiki jaringan, membantu meringankan pegal-pegal akibat olahraga, dan membuat Anda dapat lebih sering berolahraga."


JANGAN: Hanya memakan protein

"Protein adalah satu dari tiga makronutrien dalam diet sehari-hari, yang penting untuk kesehatan. Ini artinya, orang yang mengonsumsi hanya protein tanpa jenis makanan lainnya, dapat berisiko mengalami gangguan kesehatan. Sebagai contohnya, kekurangan karbohidrat dapat membuat Anda kecapekan, pusing, dan kadar gula di dalam darah menurun."


HARUS: Mengonsumsi protein dalam jumlah yang tepat

"Kadar DRI (Dietary Reference Intake) adalah 0,8gram protein per kilogram berat badan. Namun, jumlah protein yang dibutuhkan tubuh juga bergantung pada faktor lain termasuk usia, level aktivitas, dan massa otot.

Sebagai titik awal, hitung jumlah asupan protein yang harus Anda konsumsi dalam sehari, dan juga perhatikan asupan karbohidrat dan lemak untuk memastikan diet yang seimbang, untuk membantu mencapai tujuan Anda."


JANGAN: Menganggap bahwa semua sumber protein itu sama

"Anggapan bahwa semua sumber protein itu sama adalah anggapan yang keliru, ketika sebenarnya terdapat banyak jenis protein yang sangat berbeda dalam segi kualitas dan jumlah asam aminonya. Contohnya, sumber protein yang dikenal luas adalah daging dan ikan. Daging adalah sumber protein yang sangat baik karena memiliki seluruh 9 asam amino yang dibutuhkan. Namun, daging juga memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi.

Sementara itu, ikan memiliki kadar protein tinggi, kadar lemak jenuh rendah, dan memiliki kandungan minyak omega yang sangat tinggi. Tanaman juga bisa menjadi sumber protein yang baik. Kacang-kacangan, quinoa, dan biji rami, memiliki kadar protein yang tinggi, baik bagi mereka yang tidak makan daging atau ikan"


HARUS: Membeli snack protein yang berkualitas baik

"Jangan mudah terpengaruh dengan tagline kandungan protein pada bungkus snack. Hanya karena cokelat favorit Anda kini memiliki versi "protein", bukan berarti Anda telah menemukan cokelat yang lebih sehat. Ketika memilih high protein snack, pastikan untuk melihat packaging dan daftar bahannya. Untuk vegan snack yang rasanya enak, buatlah chia and coconut muffins sebagai pilihan snack yang sehat dan mengenyangkan."


JANGAN: Salah mengerti suplemen protein

"Suplemen protein dapat menjadi pilihan cepat dan mudah bagi mereka yang ingin mendapatkan asam amino tanpa repot. Apa yang penting Anda ketahui adalah, tidak semua suplemen protein seperti protein shakesdiciptakan sama.

Suplemen yang paling populer sekarang adalah bubuk whey protein atau solusi ready to drink. Whey protein dapat membantu pertumbuhan otot dan membantu manajemen berat badan. Bagi para vegan, carilah bubuk protein yang bersumber pada tanaman dan kacang. Anda harus memahami suplemen protein yang Anda konsumsi dan tahu betul apa yang Anda masukkan ke dalam tubuh."


(Disadur dari Harper's Bazaar UK. Alih bahasa; Stella Mailoa. Foto: margouillat photo/Shutterstock/Click Photos)