Wawancara: Josep Font Mengupas Seluk Beluk Demi-Couture

Bazaar mengajak direktur kreatif Delpozo, Josep Font, untuk berbincang seputar label demi-couture bergengsi ini..



Harper's Bazaar Indonesia (HBI): Kendati Delpozo sukses di Spanyol, namun sebelumnya label ini tidak terkenal dalam skala global. Apa yang Anda lihat dari label ini sehingga Anda berani mengambil tawaran sebagai direktur kreatif?

Josep Font (JF): Keseluruhan konsep yang dimiliki Delpozo menggugah hati saya sejak awal. Bagaimana menjadikan Delpozo sebagai sebuah label luks global, dan memulai babak baru bagi rumah mode ini dengan citra yang baru pun segera menjadi fokus utama saya.

Ketika pertama kali bergabung (dengan Delpozo), saya mengawalinya dengan visi yang segar dan modern, namun tetap mempertahankan keistimewaan warisannya. Saya ingin menciptakan siluet feminin untuk perempuan modern yang mengerti dan mampu mengapresiasi fashion.

Dan melalui koleksi Delpozo, saya berkreasi dengan menyeimbangkan antara bentuk organik yang disatukan dengan permainan tekstur dan warna.

HB: Mengapa Anda memilih New York sebagai destinasi peragaan busana di setiap musimnya?

JF: Sebetulnya, koleksi pertama saya untuk Deplozo yakni Spring/Summer 2013 diperagakan di Madrid. Hal ini saya lakukan untuk menghormati sang desainer pendiri label ini. Kemudian untuk koleksi berikutnya (dan seterusnya) kami memutuskan untuk mempresentasikannya di agenda New York Fashion Week.

Sejak saya ditunjuk sebagai direktur kreatif, tujuan utama saya adalah untuk menjadikan Delpozo sebuah global brand yang besar. Kita tahu bahwa New York adalah jendela dunia, dan citranya sebagai kota yang modern dengan semangat jiwa muda sangat sesuai dengan konsep Delpozo.



HBI: Seperti apa ciri estetis Delpozo di bawah arahan Anda dan apa saja yang menjadi sumber inspirasi?

JF: DNA Delpozo terbentuk dari arsitektur organik. Saya banyak terinspirasi oleh volume arsitektural dan juga keindahan alam, kemudian saya menggabungkan keduanya untuk setiap koleksi.

Selain itu saya juga senantiasa mendapatkan inspirasi dari seniman, arsitek, pameran, buku, film, atau perjalanan saya. Ketika ide-ide mulai berkelebatan di kepala saya, kemudian saya melakukan riset dan membiarkan ide-ide tersebut berkembang dengan sendirinya.

Dari sanalah saya lantas mengelaborasi seluruh elemen untuk menciptakan gaya yang delicate serta tak terduga. Saya selalu berusaha untuk mengembangkan material maupun motif baru dan eksklusif, serta membangun palet warna yang segar.

HBI: Apa saja tantangan terbesar yang Anda hadapi sebagai direktur kreatif Delpozo, dan bagaimana Anda mengatasinya?

JF: Label ini telah berdiri selama lebih dari 40 tahun, sehingga untuk memulai babak baru dalam skala global menjadi sebuah tantangan besar bagi saya. Saya seolah tengah memperkenalkan brand baru pada dunia, dan seperti yang kita tahu industri fashion sangat komeptitif.

Saya bersyukur memiliki tim yang solid karena tanpa mereka rasanya segenap proyek ini tidak akan mungkin dapat terwujudkan. Delpozo adalah hasil kerjasama tim yang kuat.

HBI: Bagaimana Anda memadukan antara citra haute couture dengan tampilan yang lebih muda dan segar seperti yang telah Anda terapkan pada Delpozo?

JF: Saya ingin mengarahkan Delpozo sebagai label internasional dan memberikan injeksi semangat yang lebih muda ke dalamnya.

Di sini saya bahagia dapat bekerja dengan tim yang hebat, mulai dari para penjahit, pembuat pola, hingga pengrajin bordir, mereka semua piawai menghadirkan esensi prêt-à-couture dalam dimensi yang lebih modern.

Kami senantiasa mengadaptasi teknik adibusana untuk diterapkan pada rangkaian busana yang kemudian dapat kami produksi.

HBI: Kehadiran koleksi sepatu dan tas dari Delpozo terlihat begitu menarik dan kian menguatkan kekhasan gaya Delpozo. Apa rencana ekspansi berikutnya?

JF: Kami baru saja membuka butik flagship kami di London, berlokasi di dekat Sloane Square. Selain itu, pada tahun 2018 kami akan meluncurkan parfum pertama kami—sebuah proyek yang telah saya kerjakan sejak dua tahun terakhir.

Untuk saat ini saya masih fokus mempersiapkan koleksi berikutnya, dan terus berjuang untuk mencapai tujuan utama kami yakni menjadi salah satu acuan di ranah luxury.

HBI: Seberapa besar kontribusi media sosial pada perkembangan Delpozo sebagai sebuah brand prestisius?

JF: Media sosial telah merevolusi dunia fashion secara positif. Instagram, sebagai salah satu media sosial dengan kekuatan visual yang baik, merupakan medium yang paling menguntungkan bagi Delpozo.

Kami telah memiliki lebih dari 500.000 pengikut dan selalu bertambah setiap harinya. Sangat menyenangkan dan membanggakan bagi kami untuk melihat banyaknya peminat Delpozo di seluruh dunia.

HBI: Lalu bagaimana pendapat Anda mengenai fenomena See Now Buy Now? Apakah Delpozo akan berpartisipasi dalam gerakan tersebut?

JF: Pada hakikatnya dunia fashion memang akan terus berkembang dan saya sangat penasaran mengenai apa yang akan terjadi di kemudian hari, terlebih dengan adanya perdebatan hangat seputar kalendar fashion.

Begitu banyak perubahan telah terjadi belakangan ini, dan menurut saya fenomena ini bisa menjadi sangat menarik dan memberikan perubahan signifikan dalam industri fashion.

Akan tetapi, bagi Delpozo sendiri, kekuatan craftsmanship telah menjadi bagian tak terpisahkan dari DNA kami. Kami menerapkan berbagai teknik artisanal yang membutuhkan waktu, dedikasi, serta keterampilan yang mumpuni.

Dan untuk mempertahankan kualitas itu, kami memutuskan untuk tidak turut terjun mengikuti arus See Now Buy Now.


Penulis : Chekka Riesca & Arinta Wirasto

(Foto: courtesy of Delpozo)