Dedikasi Budaya dalam Gaya



Perhelatan Bazaar Fashion Celebration Langgam Tiga Hati merangkum gaya berbusana para figur ternama dalam inovasi sentuhan budaya. Batik, tenun dan kebaya ditransformasikan dalam kemasan penampilan modern dan berkelas, seperti yang disimak oleh Muhammad Aziz.

Berbeda dari biasanya, Harper’s Bazaar Indonesia mencantumkan dresscode cukup unik dalam perhelatannya kali ini. Rujukannya adalah kebaya modern. Sentuhan Indonesia ataupun berbagai bentuk atasan yang dianggap memiliki pola serupa dengan kebaya dianggap sah untuk dikenakan. Contohnya Editor in Chief Majalah Harper’s Bazaar, Ria Lirungan, yang mengenakan busana kreasi Didi Budiardjo yang modelnya terlihat seperti kebaya modern yang digabungkan dengan jas beskap (busana resmi pria Jawa), dan dipadankan dengan full skirt. Sebagian besar undangan terlihat mematuhi aturan dresscode dengan busana kebaya, dan sebagian lainnya memanfaatkan koleksi busana tradisonal mereka yang ditransformasikan dalam tampilan urban nan modern. Beberapa menyulap kain batik atau tenun menjadi atasan, scarf, maupun aksen dari busana mereka. Beberapa sosialita yang terlihat apik malam itu antara lain Lia Chandrasari dengan kebaya khas Keraton Solo, Inti Subagyo dengan jubah bordir keperakan yang mencuri perhatian, atau Susan Budihardjo dengan gaun berpotongan kebaya dengan material renda yang cantik. Beberapa nama lain seperti Ade Syarfuan tampil menawan dengan kebaya berwarna kuning menyala, sementara Teges Prita Soraya tampil seksi dengan kebaya brokat hitamnya, dan Aida Nurmala dalam kebaya berkerah cheongsam yang dipadankan dengan rok tutu.

Walau sempat menimbulkan polemik di antara tamu undangan yang merasa bentuk busana semacam itu belum tentu cocok dengan gaya personal mereka, kesimpulannya mereka terampil dalam mengaplikasikan jenis busana tersebut, dan hasilnya sangat jauh dari mengecewakan. (foto: evan praditya, hansel mario, richard gartodus)