Mengenal Tentang Metaverse Serta Hubungannya dengan NFT

Apakah hidup kita akan berubah total?

Courtesy of YouTube Meta


Jika Anda mengikuti perkembangan dunia digital, Anda pasti tidak akan asing dengan istilah metaverse, yang akhir-akhir ini menjadi topik hangat.Pada awal mulanya, penulis Neal Stephenson mendapatkan kredit dengan menciptakan istilah "metaverse" dalam novel fiksi ilmiah tahun 1992-nya "Snow Crash," di mana ia membayangkan avatar manusia hidup yang bertemu di bangunan 3D realistis dan lingkungan realitas virtual lainnya. Sejak itu, berbagai perkembangan telah membuat sejarah digital baru dalam perjalanan menuju metaverse nyata, dunia virtual online yang menggabungkan augmented reality, virtual reality, avatar holografik 3D, video, dan sarana komunikasi lainnya.

Baca juga: Apa Itu Cryptocurrency? Cari Tahu Pengertian hingga Cara Penggunaannya Di Sini!

Saat metaverse berkembang, ia akan menawarkan dunia alternatif yang sangat nyata bagi Anda untuk hidup berdampingan. Saya yakin, Anda semua masih bingung dengan apa yang nantinya akan disebut denga metaverse. Maka dari itu, Bazaar mengajak Anda untuk menyimak bersama tentang apa yang katanya akan menjadi ruang kehidupan di masa depan.

Courtesy of YouTube Meta

Apa itu Metaverse?

Metaverse adalah kombinasi dari beberapa elemen teknologi, seperti yang sempat disinggung, termasuk virtual reality, augmented reality, dan video di mana pengguna "hidup" dalam dunia digital. Pendukung metaverse membayangkan penggunanya bekerja, bermain, dan tetap terhubung dengan teman-teman melalui segala hal mulai dari konser dan konferensi hingga perjalanan virtual keliling dunia.

Pengalaman metaverse sebenarnya sudah ada di dunia game online seperti Fortnite, Minecraft, dan Roblox, hal tersebut memberi bukti bahwa metaverse jauh dari sebuah hal baru, hanya tidak diperhatikan. Komunitas online telah ada setidaknya sejak pertengahan 1980-an, dan tumbuh pada 1990-an dengan ruang obrolan, pesan instan AOL, dan situs media sosial pertama. Game World of Warcraft menjadi adegan sosial yang terkenal bagi jutaan orang di awal tahun 2000-an, dan komunitas terus tumbuh di dalam dan di sekitar game tersebut. Hari ini, masuk ke Fortnite, bergabung dengan obrolan dengan teman-teman melalui platform konsol dan meluncurkan game bersama mereka, terutama bagi generasi muda, sama seperti pengalaman sosial seperti kebanyakan interaksi fisik lainnya.

Baik dalam realitas virtual (VR), augmented reality (AR) atau hanya di layar, klaim metaverse adalah untuk memungkinkan tumpang tindih yang lebih besar dari kehidupan digital dan fisik kita dalam kekayaan, sosialisasi, produktivitas, belanja, dan hiburan.

Courtesy of YouTube Meta

Apa yang dapat Anda harapkan?

Mark Zuckerberg, CEO dari Meta yang baru saja merubah nama (sebelumnya Facebook), memperkirakan perlu waktu lima hingga 10 tahun sebelum fitur utama metaverse menjadi arus utama. Tetapi aspek metaverse saat ini ada. Kecepatan broadband ultra-cepat, headset realitas virtual, dan dunia online yang selalu aktif sudah aktif dan berjalan, meskipun mungkin tidak dapat diakses oleh semua orang.

Dan nantinya, metaverse tidak hanya akan menjadi ruang sosialisasi bagi banyak masyarakat seluruh dunia, tetapi juga menjadi platform pekerjaan yang baru. Karena, menurut Time, seorang pengusaha metaverse Carrie Tatsu, 48 tahun, telah menghabiskan lebih dari 15 tahun mencari nafkah dengan merancang, memasarkan dan menjual avatar, hewan peliharaan, dan aksesori untuk permainan Second Life. Sebuah game yang diluncurkan pada tahun 2003 sebagai dunia digital kosong di mana pengguna dapat membeli tanah dan membelanjakan uang aktual (termasuk digital, seperti NFT) untuk pakaian yang dapat disesuaikan di dunia.

Courtesy of Dok. Harper's Bazaar Indonesia

Tak hanya itu, dengan game berbasis blockchain, pemain dapat mengubah waktu yang mereka habiskan menjadi cryptocurrency. Di Axie Infinity yang populer, pemain membeli, melatih, dan membiakkan makhluk mirip Pokemon yang merupakan NFT, masing-masing terdaftar secara individual di blockchain Ethereum. Pasar aktif memungkinkan pemain untuk menjual karakter untuk cryptocurrency. Axie Infinity telah melihat banyak popularitas internasional selama pandemi. Filipina secara khusus telah melihat banyak pertumbuhan, dengan pemain dari segala usia menggunakan permainan untuk mendapatkan uang. Anda harus memiliki tiga dari "Axies" ini bahkan sebelum Anda dapat memainkan game-nya, dan saat ini makhluk dengan harga terendah di pasar adalah lebih dari 100 US Dolar (1.422.000 rupiah).

Courtesy of YouTube Meta

Seperti apa Metaverse saat ini?

Paradoks mendefinisikan metaverse adalah sebuah platform yang akan menjadi masa depan, Anda harus mendefinisikan masa kini. Pada dasarnya ini merupakan seluruh dunia virtual, konser digital, panggilan video dengan orang-orang dari seluruh dunia, avatar online, dan platform perdagangan. Jadi untuk menjual hal-hal ini sebagai visi baru dunia, harus ada beberapa elemen yang baru. Dikombinasikan dengan ide budaya pop umum tentang hologram dan tampilan head-up (pada dasarnya apa pun yang digunakan Iron Man dalam 10 film terakhirnya), cerita-cerita ini berfungsi sebagai titik referensi imajinatif untuk metaverse. Metaverse yang sebenarnya bisa dijual oleh perusahaan teknologi sebagai sesuatu yang baru.

Topik hangat semacam ini sama seperti hype sebelumnya yang orang-orang banggakan tentang NFT. Tapi penting untuk mengingat semua konteks ini, karena meskipun sangat menarik bagi kaum-kaum muda untuk membandingkan ide protofolio metaverse yang kita miliki saat ini dengan internet awal dan menganggap semuanya akan menjadi lebih baik serta berkembang secara linier, itu tidak pasti. Tidak ada jaminan bahwa orang bahkan ingin selalu bertemu di sebuah kantor virtual atau bermain kartu. Ditambah lagi dengan pertanyaan apakah teknologi VR dan AR akan menjadi cukup mulus untuk menjadi biasa seperti smartphone dan komputer saat ini. Jadi, apakah Anda siap untuk menyabut dunia digital terbaru dari Mark?

Baca juga:

Mengulik Lebih dalam Tentang NFT, dari Sisi Finasial Hingga Fashion

Membaca Secara Fisik vs Digital, Mana yang Sekarang Jadi Favorit?

(Penulis: Gracia Sharon, Foto: Courtesy of Meta, Dok. Harper's Bazaar Indonesia)