Apakah Minum Susu Benar-benar dapat Menyebabkan Jerawat?

Hubungan antara susu dan peradangan kulit rupanya lebih dari sekadar mitos.



Selamat datang kembali di Beauty Basics, kolom yang didedikasikan untuk mengakhiri mitos kecantikan yang tersebar luas (seperti apakah pori-pori terbuka dan tertutup atau apakah niacinamide benar-benar bermanfaat!). Dan dalam edisi kali ini, kita akan membahas lebih dalam hubungan antara susu, jerawat, dan peradangan kulit.

Untuk saya pribadi, preferensi susu saya berubah-ubah sesuai dengan suasana hati saya. Ada kalanya saya memilih susu oat ketika saya sedang merasa "mewah" atau almond jika saya sedang ingin mengurangi asupan gula — meskipun saya juga masih suka meminum kopi dengan susu biasa. Tetapi akhir bulan lalu, saya melihat sesuatu yang aneh terjadi pada kulit saya ketika saya beralih kembali ke susu skim dari susu oat: area hidung dan kulit di sekitarnya tiba-tiba menjadi kemerahan.

Secara alami, pikiran saya langsung tertuju pada peningkatan asupan susu saya, karena seperti pepatah yang mengatakan "susu buruk untuk kulit Anda" maka hal ini sama lazimnya dengan "minum air untuk kulit yang baik". (Been there, tried that). Dan yang menariknya, saya tidak sepenuhnya salah kali ini. “Kami tahu bahwa produk susu, terutama susu skim, telah dikaitkan dengan peradangan kulit dan munculnya jerawat,” kata Dr. Joshua Zeichner, Associate Professor of Dermatology dan Director of Cosmetic and Clinical Research di Rumah Sakit Mount Sinai. “Diperkirakan susu skim mengandung kadar gula tinggi serta protein whey yang dapat mengaktifkan messenger yang merangsang kelenjar minyak kita. Yang berarti akan ada lebih banyak minyak dan peradangan, yang dapat berujung pada munculnya jerawat."

MENGAPA SUSU DAPAT MENYEBABKAN JERAWAT?

Mari kita bahas tentang protein whey, karena Anda mungkin hanya mengetahuinya sebagai sesuatu yang dapat Anda beli dalam jumlah besar dalam smoothie Anda. "Protein whey adalah campuran protein yang diisolasi dari kandungan whey, yang merupakan bagian cair dari susu yang terpisah saat proses pembuatan keju," jelas Dr. Corey L. Hartman dari Skin Wellness Dermatology. Dari situ, protein ini bisa menciptakan efek domino. “Whey dapat meningkatkan produksi Insulin-like Growth Factor 1 (IGF-1). Sedangkan insulin dapat meningkatkan produksi minyak, yang berkontribusi pada perkembangan jerawat. Ini juga dapat memicu produksi androgen, yang merupakan hormon testosteron yang merangsang produksi minyak dan dapat menyebabkan jerawat,” jelas Dr. Corey. Selain itu, Dr. Corey Imahiyerobo-Ip, CEO Vibrant Dermatology dan Skin Bar MD, juga mencatat bahwa susu sapi mengandung kasein — yang merupakan protein lain yang terkait dengan IGF-1 — dan progesteron “tingkat tinggi”, “yang diubah menjadi hormon perangsang jerawat dihydroxytesterone di kelenjar sebaceous manusia."

Tapi tunggu, masih ada lagi. Ahli gizi Daily Harvest, Amy Shapiro mencatat bahwa sementara hormon IGF-1 sudah terkandung dalam darah kita, sapi yang disuntik dengan Hormon Pertumbuhan Bovine Rekombinan (RBGH) “cenderung memiliki tingkat IGF-1 yang lebih tinggi,” karena RBGH “merangsang produksi susu dengan merangsang pelepasan IGF-1. " (Itulah mengapa jenis susu tertentu menekankan bahwa mereka adalah produk 'bebas RBGH.')

LALU BAGAIMANA DENGAN SUSU OAT?

Menukar jenis susu yang dikonsumsi dengan susu non-dairy juga tidak berarti membuat kita terbebas sepenuhnya. Amy menunjukkan bahwa meskipun susu oat mungkin tidak mengandung kasein, protein whey, atau hormon— "yang dapat membantu konsumen menghindari masalah kulit dan pencernaan" — namun jenis susu lain mungkin dapat diformulasikan dengan gums, pengemulsi, pengawet, carrageenans, dan tambahan gula. Hal ini dapat memicu masalah usus dan kulit juga. “Saat membeli susu oat, saya sarankan untuk membaca label bahan terlebih dahulu,” katanya. “Cari daftar bahan yang bersih, sederhana, dan berbahan dasar alami.”

Jadi, ingat bagaimana saya mengatakan saya suka susu? Saya masih menyukai dan mengonsumsinya hingga saat ini, meskipun semua ini mungkin terlalu membingungkan untuk dipahami. “Produk susu tidak semuanya buruk. Produk susu fermentasi, seperti yogurt, dapat membantu memberikan probiotik ke tubuh,” kata Dr. Joshua. Dan itu juga memiliki efek domino: “Probiotik adalah bakteri yang dapat membantu memulihkan mikrobioma yang sehat. Mikrobioma adalah kumpulan mikroorganisme, termasuk bakteri, jamur, dan virus yang hidup secara simbiosis di tubuh kita."

Oleh sebab itu, sekarang saya beralih hanya mengonsumsi susu skim sesekali untuk melihat apa yang akan terjadi, dan kejutan — efek buruk yang saya derita secara berkala memudar. Meskipun area hidung saya mungkin akan selalu terlihat sedikit lebih merah dan lebih cerah daripada yang saya inginkan, namun warna kulit saya sekarang terlihat seperti bagian wajah saya yang lain sekarang. Tidak terlalu buruk untuk kondisi kulit saya walaupun saya masih mengonsumsi kopi.

(Penulis:Madge Maril; Artikel ini disadur dari Bazaar US; Alih bahasa: Janice Mae; Foto: Courtesy of Bazaar US)