Jejak Gemilang Susan Sameh

Sosok penantang batas, pengejar peran, dan pemenuh aspirasi.
Penulis: Aleyda Hakim


Bubbly and energetic. Dua kata ini benar-benar menangkap esensi dari seorang Susan Sameh, bintang digital cover Bazaar bulan ini. Perempuan berdarah Mesir dan Tionghoa ini memancarkan aura positif yang begitu kuat, bahkan setelah melewati sesi pemotretan yang melelahkan di tengah teriknya cuaca Jakarta. Senyum dan pesonanya yang begitu lekat di layar kaca adalah cerminan dari pribadi yang penuh semangat. Namun, di balik citra cerianya, ada lapisan yang lebih dalam dari seorang Susan Sameh—lapisan yang jarang tersentuh kamera dan kini Bazaar ungkapkan dalam percakapan yang mengalir, penuh dengan kejujuran dan inspirasi.


Susan Sameh

Harper’s Bazaar Indonesia (HBI): Bisa ceritakan tentang momen pertama yang membuat Susan ingin terlibat dalam industri film?
Susan Sameh (SS): Karier saya di industri kreatif diawali saat saya masih kecil, saat saya masih “model-modelan”. Di umur 16 tahun saya diminta untuk menjadi model untuk salon besar di Indonesia, lalu brand sabun yang lumayan besar juga. Dari situ saya akhirnya diajak untuk casting film menjadi peran utama. Di momen itulah saya berpikir, “mungkin saya memiliki bakat di sini”. Akhirnya saya kembangkan dan terbawa untuk melanjutkan, hingga akhirnya sampai sekarang.

HBI: That’s quite interesting. Apa yang Susan nikmati dari proses kreatif saat mempersiapkan peran baru? Apakah ada ritual khusus yang selalu dilakukan?
SS: Hmm, mungkin bisa dikatakan yang paling saya nikmati adalah proses reading, karena saya mendapat banyak pembelajaran. Dari bagaimana saya berkenalan dengan pemain-pemain lainnya, pendekatannya, hingga cara kita saling mendalami karakter kita masing-masing. Kalau ritual khusus hanya satu, yaitu pastinya menjaga kesehatan. Saya tidak mau syuting lalu tiba-tiba sakit, atau bahkan terlalu banyak main keluar rumah, agar karakter yang saya perankan itu benar-benar melekat dengan diri saya.



HBI: Dalam dunia seni peran, Bazaar perhatikan genre film yang Susan bintangi cukup beragam, dari komedi hingga horor. Secara pribadi, apa genre favorit sejauh ini, dan adakah peran khusus yang Susan ingin dalami?
SS: Semuanya favorit untuk saya. Kalau diminta untuk memilih, pasti saya akan memilih karakter atau peran yang menantang untuk saya. Seperti dulu, saya belum pernah mendapatkan genre drama, ketika dapat, saya suka banget. Begitu juga dengan horor, karena memang cukup menantang. Tetapi untuk sekarang, saya ingin sekali memainkan film action, karena saya belum pernah.

HBI: Bisa dikatakan working hours Susan cukup fleksibel, ya. Bagaimana Susan menjaga kesehatan badan dan pikiran?
SS: Kalau untuk fisik, yang pasti olahraga. Saya nge-gym, pilates, dan yang terpenting, istirahat yang cukup untuk menjaga kesehatan pikiran. Pikiran itu sangat penting. Percuma kalau kita olahraga tapi pikiran kita nggak sehat, nggak bisa rest. Itu sama saja bohong.


Susan Sameh

HBI: By the way, congrats on getting married! Semenjak milestone ini, apakah ada penyesuaian atau perubahan yang signifikan dalam gaya hidup Susan?
SS: Thank you! Of course, setelah menikah pasti ada penyesuaian. Menikah dengan pacaran itu beda. Menikah itu kita ingin sekali seumur hidup, jadi benar-benar dijaga semaksimal mungkin. Banyak yang harus dipikirkan dengan matang dan baik, seperti berpikir bahwa apakah yang saya lakukan ini baik atau tidak, karena ada perasaan yang harus saya jaga. Ada peran yang saya harus lakukan sebagai perempuan, lalu sebagai istri apakah saya boleh melakukan ini. Perempuan itu memiliki banyak tanggung jawab, jadi itu semua masih saya pelajari secara perlahan. But so far, everything’s going great!


Susan Sameh

HBI: Let’s talk trends. Apakah ada tren fashion tertentu yang Susan sangat menyukai atau coba hindari, dan mengapa?
SS: Sebenarnya kalau tentang fashion, saya tidak suka mengikuti zaman. Saya suka menggunakan apapun yang cocok dengan badan saya. Sejauh ini, apapun yang simple dan classy saya pasti suka. Saya tidak ingin memaksakan diri untuk mengikuti tren, karena menurut saya harus kenal dengan tubuh kita itu seperti apa, karakter seperti apa, baru disesuaikan dengan tren, agar jauh lebih authentic!

HBI: Menurut Susan, apa yang menjadi daya tarik tas Le Roseau yang mampu mempertahankan statusnya sebagai salah satu produk ikonis Longchamp hingga saat ini?
SS: One word, classy. Le Roseau itu timeless. Bisa digunakan menjadi tas sehari-hari, dan ternyata space-nya yang cukup besar juga, jadi pas banget untuk saya yang banyak aktivitas. Bentuknya juga minimalis tapi chic, jadi nggak perlu lagi khawatir kalau masalah desain.



HBI: Di usia Susan sekarang yang masih cukup muda, apakah ada niatan untuk berkecimpung dalam industri lain? Jika ya, boleh diceritakan?
SS: Ingin sekali! Saya orangnya suka dengan hal yang baru. Saya ingin mencoba untuk masuk ke ranah bisnis, menyanyi, apa lagi ya? Apa saja yang mencakup dunia baru itu menurut saya menarik. Kalau belum telat jadi atlet di umur segini, saya ingin jadi atlet! Intinya, saya anaknya suka mencoba hal-hal baru.


Susan Sameh

HBI: Last question, what would you like to be remembered by?
SS: Saya ingin orang bisa ingat dengan kebaikan-kebaikan saya saja. Saya ingin segala keburukan saya dilupakan, karena banyak orang yang melupakan segala kebaikan seseorang hanya karena satu ketidakbaikan. Selain itu, saya ingin menginspirasi banyak orang juga, menjadi orang yang lebih baik dan bermanfaat, membanggakan orang-orang sekitar, kalau bisa satu Indonesia, kalau bisa satu alam semesta. Intinya, saya ingin jadi orang bermanfaat di dunia ini!


Portofolio ini:
Keseluruhan busana, tas dan sepatu: Longchamp Fall/Winter 2024
Fotografer: Saeffie Adjie Badas
Videografer Cover Story & Behind The Scenes: Kay Moreno
Editor Fashion: Michael Pondaag
Interview: Aleyda Hakim
Makeup: Donny Liem
Hair: Arnold Dominggus
Asst. Stylist: Alaia Shakila
Wardrobe: Longchamp
Asst. Fotografer: Lintang Sukmana
Asst. Videografer: Samuel Christian
Motion: Adzkia Asakiinah





© 2024 Harper's BAZAAR Indonesia.