Di hari Bazaar melakukan pemotretan, seluruh tim termasuk Mikha diharuskan sudah berkumpul sejak pukul 6 pagi. Alih-alih tampak mengantuk, Mikha justru tiba di lokasi dengan ekspresi yang riang dan energik. “Hai semuanya, apa kabar?” ucapnya dengan bersemangat seraya langsung menuju tempat rias.
Bazaar pun kemudian langsung menghampirinya dan menawarkan apakah ia bersedia melakukan sesi wawancara saat itu juga, Mikha dengan pembawaannya yang santai kemudian mengiyakan tawaran tersebut dengan terbuka. Seiring dengan pembawaan dirinya, Mikha juga tampak mengenakan busana santai yakni atasan kemeja, celana denim, dan sandal jepit berhiaskan ornamen cuff logo lansiran Tory Burch. Ia pun kemudian menjelaskan betapa dirinya mementingkan kenyamanan saat berpakaian, “Saya tuh seorang sneakers head, kalau tidak pakai sneakers ya pakai sandal jepit. Tuntutan pekerjaan membuat saya harus banyak mengenakan bermacam busana, namun untuk sehari-hari saya hanya mengenakan kemeja dan celana denim yang membuat nyaman dan santai.”
Perbincangan kemudian berlanjut, Bazaar pun mencari tahu apa kesibukan dirinya dan Mikha bercerita tentang segudang kesibukannya saat ini yang langsung membuat kami mengagumi bagaimana cara ia dapat melakukan semuanya secara bersamaan. “Saat ini saya sedang fokus kuliah karena saya mengambil program master. Lalu, saya sedang menjalankan bisnis sendiri yang bergerak di bidang kecantikan yaitu beauty studio yang menyediakan jasa nails, massage, hingga eyelash extension. Sementara itu, saya sekarang juga officially a lawyer dan sudah membuka legal consultant. Untuk di dunia entertainment, saya mulai bernyanyi lagi dan akan mengeluarkan sebuah single.” ungkap Mikha.
Kesibukannya sekarang yang sangat variatif dan memiliki latar belakang yang berbeda-beda kemudian membuat Bazaar ingin mengetahui lebih dalam, bagaimana Mikha memulai karier di dunia entertainment yang membesarkan namanya. “Sebenarnya, dulu saya mengawali karier dari sebuah ajang pencarian bakat untuk menjadi model. Lalu, karena saat itu Instagram belum ada, ada talent scout yang mengajak saya untuk bermain sinetron berjudul Kepompong setelah melihat saya di ajang tersebut. Sejak itu, saya mendalami dunia sinetron dan mulai menyanyi sebagai pengisi soundtrack.”
Mengetahui Mikha dari Instagram, sering kali ia terlihat membagikan momen-momen olahraga yang ia lakukan dan membuat Bazaar ingin tahu juga bagaimana ia menjaga tubuhnya dan menyambut tren olahraga yang sedang marak saat ini. Mikha yang memiliki karakter sporty dan gemar bermain basket sejak kecil nyatanya menganggap olahraga sebagai bagian terpenting di hidupnya. “I have always been a sport enthusiast, saya suka nonton olahraga, suka banget melakukannya juga. Dari masa sekolah, saya aktif ikut track & field, saya mencoba segala jenis olahraga. Cuma untuk sekarang saya lagi menggemari Muaythai, Crossfit, Bikram Yoga. Jika tidak ada waktu, saya jogging atau melakukan home work out di rumah demi ingin sekali membiasakan diri untuk memiliki healthy lifestyle.”
Selain pencinta healthy lifestyle dan seorang individu yang aktif, ciri khas Mikha juga dipancarkan lewat kegemarannya membagikan momen dirinya saat menghabiskan waktu bersama sang keluarga. “For me, my family means everything, they are my support system. Saya dibiasakan dekat dengan keluarga sejak kecil, kami sering banyak menghabiskan waktu bersama di rumah melakukan hal-hal sederhana seperti menonton TV bersama dan saya bahagia sekali melakukannya. Bahkan, bisnis yang saya lakukan juga merupakan family based business. Ya, saya menjalankannya bersama kakak-kakak sepupu saya.” ucapnya seraya tertawa.
Mikha yang merupakan seorang wanita dan sosok family person kemudian mengungkapkan pandangannya terhadap pentingnya peran wanita di dalam keluarga. Bagaimana sang Ibu mengajarkannya untuk menjadi versi terbaik dari dirinya dan menyemangati dirinya agar tak perlu menyembunyikan ambisinya meskipun ia seorang wanita. Mikha pun bercerita bahwa ia bisa seperti sekarang karena peran sang Ibu, “Mungkin karena saya anak tunggal, Ibu saya membimbing saya sejak kecil agar fokus di bidang akademis dan di bidang lainnya. Ibu saya fokus sekali membesarkan saya agar saya bisa menjadi wanita yang penuh ambisi sehingga saya bisa seperti sekarang yakni memiliki bisnis, menjadi mahasiswa, sambil tetap bergelut di bidang entertainment. I can have it all! Sosok Ibu saya membuat saya merasa memiliki power berlebih untuk menjadi multi tasking dan karena dia, saya melihat contoh nyata wanita yang kuat, luar biasa, dan dapat menyemangati sesama wanita.”
Ambisi yang menyulut semangat Mikha nyatanya tak semata-mata ia lakukan demi dirinya sendiri. Keinginannya untuk bisa membangun sebuah yayasan dan menjadi berguna untuk orang lain terutama wanita adalah tujuan dari mimpi-mimpinya. Ia pun berusaha mencapai mimpinya dengan terus membekali diri dengan bermacam ilmu yang ia dapatkan dari jurusan yang ia tempuh, yakni jurusan business law dan business management yang ia jalankan di Universitas Pelita Harapan dan Harvard University.
“Saya memprioritaskan pendidikan karena ingin mengambil ilmu setinggi mungkin dan mumpung saya masih muda. Ilmu juga mendukung saya ketika berbicara dengan siapa pun dan kalangan mana pun untuk pekerjaan di luar dunia entertainment,” jelas Mikha yang juga gemar membaca buku. “Selain itu, ambisi saya adalah ingin menjadi my own boss, my own queen, and build my own empire. Tentunya dengan mengajak para wanita untuk terlibat, sejauh ini saya sudah memiliki partners di legal consultant saya yang semuanya wanita. Saya harap setelah ini, suatu saat saya juga bisa membangun sekolah,” jelasnya.
Legal consultant yang didirikannya serta profesinya sebagai pengacara diawali oleh seorang tokoh wanita inspiratif yang ia ketahui saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar. “Hillary Clinton membuat saya ingin menjadi seorang lawyer. Saya membaca biografinya dan langsung jatuh cinta dengan sosoknya yang saat itu seorang istri dari presiden Amerika Serikat. Namun, ia tetap memiliki pendidikan tinggi, cerdas, dan memiliki latar belakang sebagai seorang lawyer.”
Seluruh hal yang dikatakan Mikha terpancar jelas lewat semangatnya yang pada hari itu tetap akan hadir di kelasnya sehabis melakukan pemotretan digital cover ini. Meski pemotretan berlangsung sejak pagi hari dan mengambil lokasi di Kebun Raya Bogor, Mikha tetap santai akan pergi kuliah yang akan berlangsung sampai pukul 11 malam di hari itu.
Meski hujan di hari pemotretan terus turun, tak mematahkan semangat Mikha yang tampak anggun dalam balutan busana rancangan Tory Burch. Melihat sosoknya yang gigih dan peduli kepada sesama wanita, Bazaar pun bertanya kepada Mikha apakah ia familiar dengan kata ‘feminis’ dan pandangannya terhadap pentingnya feminisme di tahun 2020 ini. “Saya lebih merupakan seorang equalist. Karena saya percaya keseimbangan di hidup itu penting, dan wanita juga memiliki kodrat sendiri yang mana kita tetap harus bisa untuk melakukan tugas sebagai ibu rumah tangga. Meski begitu, saya percaya kita juga berhak memiliki hak yang sama dengan laki-laki,” ujar Mikha. Ia pun kemudian menambahkan “Kita sebagai perempuan juga mempunyai certain limitations, tak hanya perempuan namun laki-laki juga memiliki kekurangan karena itu kita saling membutuhkan satu sama lain. Yang terpenting untuk saya adalah tidak ada perempuan yang lebih rendah dari laki-laki begitu pun sebaliknya, karena terlepas dari gender seluruh manusia memiliki hak dan kemampuan yang sama.”
Meski Mikha mendeklarasikan dirinya sebagai equalist, dukungannya serta keinginannya untuk memajukan perempuan juga terpancar dari perannya sebagai duta Yayasan Jan-tung Indonesia. Di yayasan tersebut, Ia banyak mengedukasi perempuan bahwa penyakit jantung tidak hanya mengancam laki-laki namun juga perempuan dari beragam usia. Bahkan penyakit jantung juga mengancam perempuan yang sedang mengandung. “Karena itu, saya dan Yayasan Jantung Indonesia mengajak para perempuan untuk hidup lebih sehat dan karena kami perempuan, mereka lebih merasa terhubung dengan kami,” tambah Mikha.
Pentingnya menyemangati sesama perempuan dinilai Mikha juga sangat penting diaplikasikan di kehidupan sehari-hari terutama di sosial media. Era modern serta kemudahan untuk berkomunikasi terkadang justru disalahgunakan menjadi tempat untuk saling menjelekkan satu sama lain di kolom komentar media sosial, dan kebanyakan korbannya justru perempuan. “Women supports women itu penting dan very impactful. Kita semua sudah melewati banyak hal yang sama, merasakan hal yang sama, jadi kita saling mengerti satu sama lain. Maka seharusnya kita tidak saling cemburu, iri, dan berkompetisi secara sehat apalagi merendahkan satu sama lain. Perempuan harus menyadari bahwa jika orang lain bisa, kita juga bisa dan kita berusaha untuk menggapai hal tersebut dengan mengasah talenta dan berusaha sekeras mungkin. Itu selalu saya tanamkan di diri saya untuk menghindari perasaan-perasaan negatif.” ungkap wanita pemilik nama lengkap Maudy Mikha Maria Tambayong ini.
Tidak mudah untuk terus merasa bersemangat dan optimis, terkadang ada momen ketika orang sekitar tidak mengapresiasi usaha yang sudah diupayakan. Kekuatan dari dalam diri menjadi sistem terbaik untuk terus memotivasi diri. Hal itu disampaikan Mikha lewat rutinitasnya setiap pagi, “Saya merasa empowered every single day, karena saya membiasakan diri untuk melakukan ritual empowerment sendiri yang tidak bisa didapatkan dari orang lain di setiap waktu. Setelah berdoa di pagi hari sehabis bangun tidur, saya akan berkata kepada diri saya ‘ i am enough, kamu melakukan hal yang baik, you’re going to do great things.’” , ucap Mikha yang menjadikan mendiang ibunya sebagai sosok yang paling meinginspirasi.
“Saya berhutang budi sekali kepada almarhum ibu saya,” ungkap Mikha selanjutnya. “Karena kata-kata ibu saya dari saya masih kecil hingga sekarang, semua masih teringat jelas bagaimana beliau menanamkan kepada saya bahwa saya punya potensi maka saya harus menggunakan potensi saya agar menjadi cahaya di hidup orang lain. Meski ibu saya berkorban banyak, ia tetap selalu bersemangat dan optimis,” jelasnya.
Jika berbicara tentang pengorbanan seorang wanita, Bazaar pun bertanya kepada Mikha soal pandangannya terhadap gerakan #MeToo. Gerakan tersebut merupakan bentuk solidaritas untuk wadah para wanita menceritakan pengalaman mereka saat menjadi korban kejahatan seksual terutama di dunia entertainment. Meski begitu, masih banyak pro dan kontra yang menyelimuti gerakan tersebut meski para korban sudah berkorban dengan memberanikan diri bercerita di hadapan publik. Menanggapinya dengan bijaksana, Mikha menjabarkan pandangannya. “Apapun yang kita suarakan, even when we thinks it’s right. Pandangan orang tetap berbeda-beda, untuk membagikan pengalaman tersebut tidak mudah lho, tetapi mereka berani dan melakukannya demi niat yang baik agar menjadi pembelajaran untuk semua wanita di industri.”
Mikha kemudian tak menampik bahwa dirinya juga pernah merasakan hal yang membuat wanita merasa kurang nyaman. Dikarenakan hampir setiap wanita pernah merasakannya, sehingga ia pun mencoba membangun mindset sendiri dan tidak lagi mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif yang menghampirinya. “Saya membangun mental dimana jika orang-orang merasa kita menggunakan baju terbuka, the problem isn’t in me. Saya tidak mau membatasi diri saya untuk mengekspresikan diri. The problem is in them, karena mereka tidak bisa mengubah mental mereka dan berhenti mengobjektifikasi wanita. Meski begitu, wanita tetap harus mengimbanginya dengan pembawaan diri yang baik,” jelasnya.
Sebelum perbincangan kami berakhir, Bazaar kemudian bertanya kepada Mikha, seumur hidupnya apa nasihat terbaik yang pernah ia dengar dan membekali setiap langkahnya. Dengan raut penuh kenangan, Mikha pun menjawab “Ibu saya pernah bilang kepada saya, jadilah terang dimanapun saya berada, jadilah berkat dimanapun saya ditempatkan, semua yang saya miliki sekarang bukan hanya milik saya namun juga harus bisa berguna di hidup orang lain.”
Portfolio ini:
Foto: Hadi Cahyono
Video: Muhammad Darriel Islam
Stylist: Michelle Othman
Asst. Stylist: Astrid Bestari
Interview: Astrid Bestari
Makeup: Ryan Ogilvy
Hair: Tisna
Cover Layout: Tevia Andriani
Retoucher: Veby Citra
Florist: Flore Bastille
Special thanks to: Kebun Raya Bogor