Jadi akhirnya, ‘bisa enggak ya?’-nya itu saya ubah menjadi, oke lakukan dahulu, kalau memang tidak berhasil cari solusinya yang lain. Tapi yang penting coba dulu siapa tahu berhasil.
Figur yang Bazaar tunggu-tunggu akhirnya tiba, sosok pelakon karakter Kinan dari serial Layangan Putus, Putri Marino yang sukses mencuri simpati banyak masyarakat Tanah Air pada akhir tahun kemarin nampak berjalan masuk menyapa kami para kru dengan senyum manisnya.
Sesaat melihat posturnya, aura elegansi dapat Bazaar rasakan terpancar dari dalam dirinya. Hal ini juga terlihat dari pemilihan busananya yang terlihat bersahaja. Datang mengenakan tanktop berwarna hitam, Putri kemudian memadunya dengan celana pendek denim lengkap dengan sentuhan perhiasan yang tak terlalu berlebihan.
Ini memang bukan perjumpaan pertama Bazaar dengan wanita pemilik nama lengkap Ni Luh Dharma Putri Marino. Empat tahun yang lalu, tepatnya sebelum ia menikah dan membangun bahtera rumah tangga, Bazaar dan Putri memang sudah pernah dipertemukan dalam sebuah pemotretan untuk majalah edisi bulan Maret tahun 2018. Dengan copy majalah itu di tangan, Bazaar kemudian memperlihatkan kolom artikel yang pernah ditulis sendiri oleh Putri.
"Wah! Ini kan pemotretan kita bersama empat tahun yang lalu ya?" tanya Putri terkejut yang diikuti dengan ekspresi bahagia nampak jelas terlihat di binar matanya. Lantas apa yang berbeda dari seorang Putri Marino dari empat tahun lalu yang Bazaar jumpai dengan yang sekarang sudah menikah? Keingintahuan pun tak terbendung, membuat Bazaar melontarkan pertanyaan membuka percakapan dengan sosok berdarah blasteran Italia-Bali ini. "Hmmm… kalau dulu sebelum menikah waktu hanya untuk saya ya, untuk teman-teman, mainly focus-nya hanya untuk saya saja. Ketika kerja atau syuting juga tidak perlu memikirkan cara membagi waktu sama siapa-siapa," ungkap Putri membuka perbincangan.
Tapi setelah menikah semua berubah. Ada Chicco dan Suri dalam hidup saya yang mana jadinya saya harus berbagi waktu dengan mereka. Apalagi waktu Suri baru lahir, rasanya sangat kaget saat awal punya anak karena waktu 24 jam yang dulunya semua buat saya sekarang harus dibagi buat Suri. Malahan kalau bisa diukur secara persentase, 70% untuk Suri baru sisanya 30%-nya buat saya pribadi,” lanjutnya.
Beragam perubahan pun tak ayal dirasakan oleh Putri termasuk perspektif serta caranya bertindak ketika menyikapi kehidupan. “Kalau dari karakter mungkin dulu lebih ‘selengean’, lalu juga lebih cuek, tapi sekarang setelah berkeluarga jadi lebih sabar terutama semenjak ada Suri. Kalau dulu ibaratnya lebih gegabah, sekarang kalau dihadapkan dengan sebuah masalah atau sebuah hal, saya akan menimangnya dari sudut pandang yang berbeda-beda,” Putri berbagi. “Jadi sebelum mengambil keputusan apa pun dalam hidup, sekarang itu banyak sekali yang harus dipertimbangkan. Which is good sih menurut saya. Jadi kalau bisa disimpulkan Putri yang sekarang mungkin sedikit lebih baik dari Putri yang dulu sebelum menikah,” imbuhnya.
Jadi akhirnya, ‘bisa enggak ya?’-nya itu saya ubah menjadi, oke lakukan dahulu, kalau memang tidak berhasil cari solusinya yang lain. Tapi yang penting coba dulu siapa tahu berhasil.
Tetapi di sisi lain setelah memutuskan untuk rehat sejenak dari dunia hiburan untuk memberikan fokus penuh pada keluarga kecilnya, Putri mengaku bahwa perasaan tak berdaya kerap kali hinggap dalam relung hatinya. “Pernah juga ada perasaan: kok jadi perempuan tidak enak banget ya, enggak bisa ngapa-ngapain, tidak bisa menghasilkan sebuah karya, tidak produktif, rasanya aneh saja. Tapi sebenarnya tidak ada yang salah untuk seorang wanita hidup di rumah, mengabdikan dirinya kepada keluarga, menjadi ibu rumah tangga, itu semua tidak ada yang salah. Tetapi kalau untuk saya pribadi, saya lebih merasa percaya diri menjadi seorang wanita, ketika saya bisa menghasilkan karya, bisa bekerja di luar, berinteraksi dengan banyak orang di dunia film,” pungkasnya.
Akhirnya baru setelah putri semata wayangnya, Surinala Carolina Jarumilind, genap berusia 2 tahun, Putri memutuskan untuk memberanikan diri kembali menjajal karier yang sempat ia kesampingkan. “Ya sudah, akhirnya seiring berjalannya waktu saya coba ikhlaskan, hingga akhirnya saat Suri umur 2 tahun, saya bilang ke Chicco: ‘Chicco, kayaknya saya ingin lagi masuk ke dunia film, menurut kamu gimana?’” tanyanya kepada sang suami. Chicco yang resmi menikahi Putri di tahun 2018 itu pun menjawab: ‘Saya tahu itu mimpi kamu, saya tahu itu pekerjaan kamu, bahkan sebelum kamu menikah sama saya, dan juga sebelum kamu punya anak. Jadi kalau kamu ingin masuk lagi ke dunia hiburan, main film, memerankan karakter, of course go ahead,’” begitu kira-kira jawaban suportif Chicco.
Jalan untuk kembali berkarier tak serta merta mulus jalannya, berbagai pertimbangan serta keraguan kerap kali hadir untuk mematahkan tekadnya. “Awalnya tuh takut banget, kepikiran bisa tidak ya meninggalkan Suri, bisa tidak ya balik lagi, bisa tidak ya membuktikan kepada orang-orang kalau Putri Marino siap untuk kembali ke dunia film setelah hampir dua setengah tahun saya tinggalkan. Bisa tidak ya membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan,” tutur sosok yang mengaku sebagai seorang introvert garis keras itu. “Tapi kemudian saya berpikir, kalau saya terus berucap: ‘bisa tidak ya, bisa tidak ya’, tidak akan kejadian. Jadi akhirnya ‘bisa enggak ya’-nya itu saya ubah menjadi, oke lakukan dahulu kalau memang tidak berhasil cari solusinya yang lain tapi yang penting coba dulu siapa tahu berhasil,” Putri berujar.
Kamu masih bisa kok Put, kamu masih berhak untuk mendapatkan kesempatan kedua lagi, di saat kesempatan pertama kamu tinggalkan. Kamu menikah, punya anak, kamu tuh sebetulnya berhak untuk mendapatkan kesempatan yang kedua.
Kegigihannya dalam mengukir jalannya untuk kembali ke industri perfilman juga selalu diiringi dengan sebuah mantra yang tak pernah lelah ia panjatkan. “Saya selalu berkata kepada diri sendiri: ‘Kamu masih bisa kok Put, kamu masih berhak untuk mendapatkan kesempatan kedua lagi di saat kesempatan pertama kamu tinggalkan. Kamu menikah, kamu punya anak, kamu tuh sebetulnya berhak untuk mendapatkan kesempatan yang kedua’,” ucapnya tiap kali dalam hati.
Spirit pantang menyerah dari wanita kelahiran tahun 1993 itu akhirnya berbuah indah. Setelah memantapkan hati untuk kembali, pintu kesempatannya terbuka lewat film Cinta Pertama, Kedua, dan Ketiga yang dirilis pada awal tahun 2022 kemarin. “Saya bilang ke manager, kayaknya saya sudah siap untuk ambil film lagi. Dan tidak lama setelah itu ada tawaran dari film karya kak Gina S. Noer untuk proyek film Cinta Pertama, Kedua, dan Ketiga. Jadi itu memang film pertama yang saya lakoni setelah saya vakum kurang lebih dua setengah tahun. Yah, bisa disimpulkan perjalanannya tidak mudah,” kenangnya sambil tertawa kecil.
Untuk itu baginya, memberikan impact atau dampak positif tak hanya ditujukan bagi orang-orang sekitar yang mengenalnya, tetapi juga pada skala yang lebih luas, yakni penikmat karya-karyanya. Itulah salah satu prinsip yang selalu ia anut dan coba diterapkan setiap kali ia berkarya. “Cara saya untuk memberikan impact adalah dengan memainkan karakter-karakter yang memiliki ‘impact’ itu,” tambahnya. Jika kita perhatikan secara saksama, hal itu seolah memang terlihat dari rekam jejak karakter yang pernah ia lakoni, mulai dari film debut layar lebarnya, Posesif, yang juga berhasil mengantarkannya menyabet Piala Citra untuk kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik pada tahun 2017, hingga karakternya sebagai mbak Pur di film Losmen Bu Broto. ”Jadi sebagai seorang aktor, salah satu cara untuk memberikan dampak kepada banyak orang adalah lewat peran karakter-karakter perempuan yang kuat,” tutur Putri.
... karena tidak ada yang lebih indah, tidak ada yang lebih powerful di mana perempuan men-support perempuan lainnya,.
Di antara begitu banyak kejutan bahagia yang mengiringi langkahnya, salah satu hal yang sangat disyukuri oleh Putri akhir-akhir ini adalah menjadi bagian dari keluarga B.zero1 Society persembahan lini perhiasan Bvlgari. “Sangat bersyukur dan senang sekali bisa bergabung dengan Bvlgari B.zero1 Society. Karena saya memang mengatakan bahwa saya lagi butuh ruang, butuh sekali medium atau ‘rumah’ di mana saya bisa bertemu dengan banyak orang. Tempat saya bisa berbagi cerita, karena saya yakin banyak perempuan-perempuan di Indonesia yang sebenarnya ingin sekali untuk kembali lagi kerja, kembali produktif, kembali lagi menghasilkan karya-karya, namun mereka harus mengurus suami, mengurus anak, dan mereka tidak tahu caranya harus seperti apa. Mereka mungkin tidak punya teman untuk menceritakan kisah dan perjalanan mereka, mungkin mereka juga tidak tahu kalau di luar sana (well at least ada saya lho di sini) yang juga pernah mengalami hal yang sama,” pungkas Putri.
Saya berharap sekali dengan adanya Bvlgari B.zero1 Society ini saya bisa menceritakan pengalaman saya kepada orang-orang, terutama perempuan-perempuan di luar sana agar bisa saling berbagi pengalaman. Sehingga kita bisa saling belajar, bisa saling bercermin, bisa saling memberikan saran satu sama lain, karena tidak ada yang lebih indah, tidak ada yang lebih powerful di mana perempuan saling mendukung perempuan lainnya,” ungkap wanita berzodiak Leo ini.
Ketika saya memakai koleksi Bvlgari B.zero1 saya merasa powerful & sangat perempuan.”
Terpilihnya Putri sebagai bagian dari keluarga Bvlgari B.zero1 Society terasa sudah diatur semesta, sebab juga selaras akan kecintaannya pada sebuah perhiasan. “Buat saya perhiasan adalah pelengkap sempurna sebuah penampilan. Penting sekali bagi perempuan memakai perhiasan, karena bila Anda sama seperti saya, si penganut aliran berbusana yang super simple, kehadiran perhiasan dapat mengelevasi tampilan secara keseluruhan. Yang simple bisa jadi tambah cantik, lalu penampilan yang sudah wow bisa tambah keren lagi. Jadi saya memang selalu berusaha untuk pakai perhiasan sih di setiap look saya, baik itu anting, cincin, kalung, maupun gelang,” jelasnya.
Selain itu menurut Putri, karakter Bvlgari B.zero1 yang bold dan edgy ini juga seolah semakin meneguhkan kepribadiannya. “Walaupun sisi bold and edgy seorang Putri Marino lewat gaya penampilan sehari-hari mungkin sebenarnya lumayan agak jauh dari konsep itu, tapi kalau dari kepribadian saya rasa karakter ini bisa dibilang cocok! Karena saya percaya, setiap perempuan punya sisi bold and edgy-nya sendiri, mau semelankolis apa pun dirinya, secuek apa pun dirinya, setidak percaya diri itu, but when it comes to their dream, sisi bold & edgy pasti akan muncul dengan sendirinya,” tutur Putri sambil tersenyum anggun menutup perbincangan.
*Seluruh tim produksi yang terlibat sudah melakukan skrining kesehatan sebelumnya, dan selama kegiatan berlangsung tetap melakukan protokol kesehatan.