Menghargai Hidup Bersama Mikha Tambayong

Menyusuri berbagai babak kehidupan Mikha Tambayong dalam upayanya mensyukuri setiap langkah menuju versi terbaik dirinya.
Oleh: Janice Mae

Sosok bintang sampul edisi digital kali ini sungguh teramat istimewa bagi Bazaar, bagaimana tidak, seolah membawa kami ke dalam mesin perjalanan waktu kembali ke linimasa di latar kurang lebih lima tahun yang lalu, sama seperti hari itu seluruh tim yang bertugas termasuk dirinya, yakni Mikha Tambayong diharuskan sudah berkumpul sejak dini hari.

Kalau sebelumnya Kebun Raya Bogor yang terpilih jadi latar pemandangan, maka kini asrinya hamparan kebun teh di kawasan Agrowisata Gunung Mas, Puncak yang menjadi penyempurna penampilan Mikha yang hari itu beraksi di depan bidikan lensa fotografer Andre Wiredja dalam balutan koleksi dari label mode mewah asal Prancis, Longchamp untuk musim Winter 2025.


“I think I’m just looking to be content with my life and just do what I love to do with my best.”

Maka berangkat dari reuni terbaru kami bersama Mikha, lantas membuat Bazaar bertanya kira-kira apa yang berbeda dari versi diri seorang Mikha Tambayong yang sekarang dengan yang kami jumpai beberapa tahun silam? “So different, so, so different. Saya yang dari lima tahun lalu mungkin sedang berada di mid life crisis karena saat itu saya baru berusia 25 tahun. Saat itu saya juga belum menikah, belum di mindset saya yang sekarang. Umur 25 itu saya masih berapi-api, I was pretty ambitious with life but I think what’s different dengan versi diri yang sekarang adalah saya kini jauh lebih tenang, lebih merasa damai, peaceful with myself. Sekarang saya bisa lebih santai, slow living dan juga mindful. Lebih mindful dengan diri sendiri, dengan sekitar, dengan pekerjaan yang saya lakukan, more present in everything that I do. Saya juga belajar setting my priorities. Jadi, tidak semua saya lakukan bersamaan dengan pekerjaan sekaligus. Sekarang workload-nya dibagi-bagi, I think I’m just looking to be content with my life and just do what I love to do with my best,” jawabnya membuka perbincangan seraya wajahnya dirias oleh pulasan andal makeup artist, Ryan Ogilvy.


Mikha Tambayong

Bicara soal perkembangan diri, tentu di dalamnya ada proses yang harus dilalui. Seperti yang kita ketahui, melewati sebuah proses tentu tidak melulu indah dan tentunya harus memaksa diri untuk keluar dari zona nyaman. “To be honest I'm the type of person who loves doing the same thing. Jadi ketika saya harus melakukan sesuatu yang di luar dari zona nyaman, ini benar-benar tantangan bagi saya. Tapi di satu sisi saya sangat bersyukur saat masa pandemi. Karena di masa itu saya diajar untuk harus lebih fleksibel dan adaptif. Sama seperti yang lain, karena pandemi rencana-rencana yang saat itu sudah kita susun secara matang harus berubah karenanya. Awalnya saya adalah pribadi yang lumayan strict dengan yang namanya rutinitas, tapi akhirnya saya pelan-pelan berubah menjadi pribadi yang lebih open minded, lebih open to changes.”


Mikha Tambayong

“Selain itu saya juga berubah menjadi tidak terlalu set only to do hal yang sudah ditentukan sebelumnya. Dan saya sekarang mulai mencoba untuk melatih mindset saya untuk I have to try and explore many things as I can, take many opportunities as I can, selama masih diberi kesempatan karena sayang kalau tidak diambil kesempatannya kalau tidak suka, we don’t have to do it again but at least we tried. Karena kalau kita tidak mencoba, kita tidak akan pernah tahu. Dan siapa tahu jika kita sudah mencoba, kita malah jadi suka. Justru sayang if we missed out opportunity. Jadi sekarang saya lebih ingin punya skill tersebut, lebih fleksibel, adaptive, and open to new opportunities,” imbuhnya. 

“Karena jika kita tidak pernah diperhadapkan dengan tantangan, kita tidak akan pernah tahu limit kita.”

Dan salah satu goal atau tantangan yang sedang ditaklukan Mikha saat ini adalah merampungkan album musik terbarunya. “Sekarang saya sebenarnya sedang fokus ke musik, belum lama ini juga baru merilis single terbaru. Kemudian saat ini juga sedang dalam proses mengerjakan album yang di mana saya terlibat lebih jauh sebagai co-writer dan co-producer karena saya ingin album ini menceritakan kisah hidup saya dan juga orang-orang di sekitar saya. Dengan ini saya jadi belajar lebih peka, lebih mendengar cerita mereka, mungkin itu skill yang sedang saya kembangkan. Targetnya paling cepat akhir tahun atau awal tahun depan sudah bisa dirilis tapi di satu sisi saya juga tidak mau terburu-buru karena this album has to be very special and meaningful. Maka dari itu, I want to take my time benar-benar memikirkan lagu-lagu apa yang akan masuk dalam set list dan genrenya akan seperti apa,” kisahnya.

Lebih lanjut, sosok perempuan pemilik nama lengkap Maudy Mikha Maria Tambayong  yang kebetulan di bulan September ini juga bersukacita menyambut usia barunya yang ke-31 tahun melihat pentingnya interkoneksi antara persistence, rejection, dan juga failure. “I don't think we will grow without failure and challenges. Karena jika kita tidak pernah diperhadapkan dengan tantangan, kita tidak akan pernah tahu limit kita. Kita tidak akan tahu sejauh mana kekuatan diri. Kita hanya akan terlalu nyaman di satu titik and we will never grow as a person or in whatever you’re doing. Jadi saya merasa it’s all connected, you tried, and then you failed, and you got up again, and then you failed again, and then you get up again, and maybe you succedded. It's all a cycle of life. Jadi yang harus kita lakukan adalah just enjoy the process hingga pada akhirnya ketika kita sudah mencapai tujuan baru kita bisa melihat ‘Oh yes, I’ve been through this!’ Karena jika kita hanya ingin hasil akhirnya, kita jadi tidak menghargai semua kegagalan yang telah kita lalui. Saya sekarang sedang belajar itu, untuk appreciate one day at a time, apa yang saya sedang lakukan hari ini, saya be present with what I’m doing. Kembali lagi, it’s all a cycle, so you have to go through it and enjoy the process saja.”

“Sehingga fashion bagi saya adalah bagaimana caranya mengekspresikan diri saya bukan hanya untuk terlihat keren di mata orang-orang tapi melampaui itu saya pun harus terlihat nyaman.”

Bicara soal bergaya, istri dari Deva Mahenra ini memang dikenal kerap tampil dengan berbagai tampilan busana yang modis dan tak jarang sukses menjadi inspirasi. Mengaku bahkan lemari pakaiannya didominasi oleh palet warna-warna netral, nyatanya walau selalu terlihat stylish, Mikha mengaku kenyamanan adalah nomor satu dalam hal berpakaian. “Fashion buat saya itu harus comfortable. Nyaman dalam artian enggak harus selalu misalnya dari segi materialnya saja tapi what makes me comfortable in my own skin. Saya tipe orang yang tidak terlalu mengikuti tren karena saya sadar tidak semuanya cocok dengan saya, jadi saya merasa whatever that I’m wearing it’s expression of myself. Sehingga fashion bagi saya adalah bagaimana caranya mengekspresikan diri saya bukan hanya untuk terlihat keren di mata orang-orang tapi melampaui itu saya pun harus terlihat nyaman. So I wear whatever suits me best, I look comfortable wearing it, and I'm wearing it whatever I want. Dan makin ke sini saya juga merasa I love more elegant and classic style, dan maybe much more everlasting. Doesn’t mean I don’t like to play around with fashion anymore, I still did, tapi mungkin sekarang lebih condong ke arah classy and elegant.”


Mikha Tambayong

Maka tak heran penjabaran Mikha akan makna fashion bagi dirinya terasa seperti kepingan puzzle yang tersusun sempurna dengan kreasi terbaru dari Longchamp. Dirancang oleh sang Creative Director, visi Sophie Delafontaine untuk koleksi musim gugur 2025 ini menjunjung tinggi kenyamanan, terutama bagi para Parisienne yang menjadi inspirasi di balik terwujudnya mahakarya yang hadir dalam item busana ready-to-wear, sepatu, hingga tas ikonik Le Foulonné yang kini tampil dalam interpretasi baru. 


Mikha Tambayong

Sebelum kembali melepas Mikha kepada Gusti Aditya selaku stylist yang bertugas untuk mentransformasi sang bintang dalam proyek pemotretan cover digital kali ini, Bazaar pun melontarkan pertanyaan penutup seputar akan seperti apa gambaran rencana masa depan Mikha Tambayong, mari simak jawabannya: “Of course saya dan suami ada rencana untuk ingin menambah anggota keluarga baru, tapi dari kami tidak memaksakan. Kita percaya itu rezeki dari Tuhan dan kita percaya juga Tuhan akan memberi di waktu yang paling tepat. Me and my husband, we enjoy each other’s company, kita selalu ‘pacaran’ setiap hari, so we don’t rush for anything else. Kita pun saling mendukung karier satu sama lain. My family is my everything, especially my husband,” tutupnya.

Portofolio ini:
Keseluruhan busana, tas dan sepatu: Longchamp Winter 2025
Fotografer: Andre Wiredja — NPM Studio
Videografer: William Gautama
Editor Fashion: Gusti Aditya
Interview: Janice Mae
Makeup: Ryan Ogilvy
Hair: Iwan Taufik
Digital Team: Aleyda Hakim
Asisten fotografer: Topik Hidayat
Motion: Adzkia Asakiinah
Lokasi: Agrowisata Gunung Mas, Puncak
Special thanks to Plataran Puncak



© 2025 Harper's BAZAAR Indonesia.