... secret-nya itu, to always trust each other, never break the trust lalu understanding dan kompromi.
Di tengah hiruk-pikuk New York Fashion Week, Bazaar berjumpa dengan dua talenta muda yang nama serta kariernya kian bersinar, sosok tersebut tak lain dan tak bukan ialah “the hottest new couple in town”, Syifa Hadju dan El Rumi. Tampil memukau dalam balutan koleksi dari Coach, keduanya tampak begitu harmonis dalam perjalanan menapaki langkah baru baik dalam perkembangan karier maupun kehidupan personal mereka. Berkesempatan untuk berbincang singkat di tengah keduanya melangsungkan pemotretan untuk cover digital ini, mari simak obrolan kami bersama pasangan yang baru saja berkomitmen membawa hubungannya untuk masuk ke jenjang yang lebih serius.
El Rumi (ER): Tentunya senang bisa diajak untuk pertama kalinya ikut New York Fashion Week. Apalagi juga New York sebagai pusat mode dunia, bisa ikut acara global pasti sangat senang dan sangat terhormat dapat dipercaya mewakili Indonesia.
Syifa Hadju (SH): Yes this is my second year for Coach, selalu excited karena it was fun tahun lalu. Of course I feel honored too bisa berangkat lagi dan this year maybe lebih spesial karena sama El juga hadir jadi lebih excited.
SH: I do believe in horoscope but not like entirely, tapi sebenarnya memang waktu awal tahu El zodiaknya Gemini, sebenarnya never in my life saya berpikir akan dekat apalagi dating with a Gemini. But honestly I don't have any problem with them because my sister, she's also a Gemini dan kita get along banget. My best friend is also a Gemini jadi memang dulu sebelum saya bertemu dengan El, saya memang bingung kenapa Gemini dibilang red flag karena my sister and my best friend also a Gemini and I love them very much, saya tidak pernah melihat itu sebagai sebuah masalah. Makanya menurut saya itu kembali lagi ke tiap pribadinya gimana. Maksudnya Cancer (zodiak pribadi Syifa) juga banyak yang dicap negatif, tapi kembali lagi seperti saya dan sahabat saya yang juga sama-sama Cancer, banyak bedanya juga. Jadi tidak dapat disama ratakan semuanya.
... secret-nya itu, to always trust each other, never break the trust lalu understanding dan kompromi.
HBI: Kalau menurut kalian sebagai pasangan muda, what’s the secret to a long lasting relationship?
SH: Sebenarnya kita juga masih baru, masih baru jalan satu tahun, tapi this is one of the most healthiest relationship I've ever been sih. Hopefully forever tapi secret-nya itu to always trust each other, never break the trust lalu understanding dan kompromi karena pada dasarnya menyatukan dua manusia itu susah banget in any way.
ER: Apalagi kita bertemunya saat saya sudah berumur 26 tahun dan Syifa sudah 25 tahun. Sebelum menjalin hubungan kita sudah punya habit dan masa lalu masing-masing, makanya penting untuk bisa saling mengerti dan kompromi.
SH: Emang menurut saya pasangan itu harus cari yang paling cocok dan paling bisa berkompromi.
ER: Karena sepertinya tidak akan ada dua manusia yang cocok 100 persen.
SH: Karena we can't change a person, makanya saya dari awal sudah kasih tau El apa saja yang saya tidak suka, jadi maksudnya mau lanjut or not, balik lagi it’s your choice. Karena menurut saya hubungan untuk bisa long lasting adalah untuk tidak memaksa pasangan kita berubah seperti apa yang kita mau karena yang paling bisa membuat dia berubah menurut saya itu adalah dari diri mereka sendiri, if they want to change, but who wants to change themselves unless it's a good thing.
SH: Ini salah satu plus trait dari El juga. Karena saya kan orangnya tidak bisa communicate what I’m feeling, sad or angry, which also very Cancer things. Jadi saya kalau misalnya sedang ada masalah, saya tidak bisa langsung mengutarakannya. Sebenarnya tergantung masalahnya bagaimana, tapi kalau misalnya sedang feel pretty emotional saya tidak bisa langsung ngobrol. Nah, El itu mau mengerti akan hal itu, karena El sebenarnya tipe yang bisa langsung ngobrol. Jadi El mau mengkompromikan hal itu sama saya, jadi El sudah mengerti kalau ada sesuatu, kita ngobrolnya nanti pas saya sudah tidak apa-apa. Jadi intinya komunikasi kalau ada masalah.
ER: Dan kita juga bisa dibilang jarang berantem atau ada masalah, dan kalau pun ada masalah kita juga orang yang tidak men-deny kalau kita membuat kesalahan itu, misalkan saya buat salah, saya akan dengan berbesar hati mengatakan “iya kok saya ngelakuin salah, saya minta maaf. Vice versa pun Syifa juga sama, kalau berbuat salah juga Syifa akan langsung meminta maaf. Nggak ada yang argue, kayaknya kita malas ribut.
SH: Iya tidak pernah ada yang seperti itu, maksudnya so far everything feels so easy karena maksudnya juga kan ada juga tipe laki-laki yang kayak: “Kamu tuh ya selalu aja bikin masalah” atau gimana, tapi tidak dengan El, he actually listens and he’s willingly, misalkan ada sesuatu yang membuat saya tidak nyaman, El mau berubah atau work on that. Itu salah satu hal yang penting sih untuk saya, so actually be listen.
SH: Partnership itu tentang how to work together, to listen, dan harus saling bisa mendengarkan satu sama lain.
ER: Kalau buat saya partnership adalah tentang two or more people working to achieve a goal.
ER: Kebetulan kita juga bukan orang yang posesif, bukan orang yang cemburuan juga. Karena kita juga tahu kita kerjanya di entertainment industry yang which kita akan berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis tapi kita tidak cemburuan sih, mungkin karena kita sudah trust each other.
After I met him, I knew that love should be easy.
SH: After I met him, I knew that love should be easy. Kalau dulu, my vision of a relationship, maybe because I was raised with a broken family juga, jadi everything is so difficult about love, about relationship. Getting married is terrifying for me. Jadi saat bertemu dia ternyata love should be this easy if you met the right person. Even after I met him, I learned a lot to love myself even more. Dulu saya tipe yang kalau sayang sama orang, I would give my all to that person even ke my best friend and my family sampai kadang-kadang saya suka jadi lupa to give the love to myself. Tapi after I met him, saya seperti “Oh iya, ternyata penting juga untuk kasih attention to myself. Sebenarnya saya sudah belajar itu semenjak saya single, cuma saat bertemu El jadi semakin menguatkan perasaan itu ke diri saya sendiri.
ER: Same goes with me, we’re from a broken family jadi kita ada kasih sayang tetapi tidak se-intens itu, setelah bertemu Syifa apalagi melihat keluarganya Syifa yang sangat close with each other dibandingkan keluarga saya yang grow up dengan environment yang besar/banyak, jadi mungkin as a person tidak sedekat itu, lebih individualis tidak seperti keluarganya Syifa. Jadi saat melihat keluarganya Syifa saya jadi melihat kasih sayang keluarga harusnya seperti itu. Dan terlihat Syifa orangnya sangat loveable dan penyayang yang mungkin terbentuk dari keluarganya juga.
ER: Kalau untuk saya, koleksi Coach pada dasarnya sudah lucu-lucu, asik-asik, dan beberapa juga sangat style-ku, seperti salah satunya item jaket parka.
SH: Iya El suka banget pakai parka, seperti kemarin dia pakai di fashion week juga parka. Nah, kalau saya juga suka sekali dengan look yang kemarin saya pakai waktu menghadiri fashion show karena tampilannya very youthful. Saya suka banget dengan koleksi Coach apalagi yang kemarin dipresentasikan di runway, definitely something that I would wear on daily, auranya sangat muda tetapi tetap ada nuansa historical khas Coach. Bag charm dan koleksi tasnya juga saya suka banget.
SH & ER: Hopefully hidup sudah di masa yang lebih enak ya harusnya, more stable emotionally hopefully dan sudah lebih mature dari segi pikiran karena sudah di rentang usia 35 tahun jadi harusnya sudah lebih established, hopefully happy, bukan hopefully sih, harus happy, happy family.