"Long time ago," Jay Idzes menghela napas panjang. "Keinginan untuk bermain sepak bola sudah dan selalu ada." Bek Tim Nasional Indonesia yang berdarah campuran Belanda itu memandang kembali titik awal ia membawa passion-nya menuju babak profesionalisme dan menuturkan kepada Harper’s Bazaar Indonesia pada suatu siang hari via Zoom dari Holland, seminggu sebelum berangkat ke Italia untuk mulai berlatih lagi.
"Sekitar usia 14 tahun, saya merasa ini adalah impian saya dan bertekad untuk give everything I have." Komitmen itu menuntut disiplin yang tentu tak mudah. Demi mencapai performa prima, dibutuhkan konsistensi yang tinggi dalam pola hidup, termasuk cara makan, jadwal tidur, dan juga kekuatan mental. "Setiap usaha ekstra yang saya lakukan, seperti hal-hal 'kecil’ ini berkontribusi secara signifikan untuk ‘the bigger picture’," ungkap Jay yang kini berumur 24 tahun.
Sebagai atlet, Jay menyadari bahwa kehidupan sosial "normal" seperti teman sebayanya bukanlah situasi yang gampang diakses, mengingat dengan segala pengorbanan untuk persiapan tanding, yang mungkin tidak dipahami oleh siapapun. "Ada momen di mana saya perlu menemukan tujuan sesungguhnya dari pilihan (profesi) ini, mengapa saya harus bangun begitu pagi dan pulang begitu larut, dalam mengabdikan hidup saya untuk sepak bola." Ketika Jay merenungkan perjalanannya, ia menyadari bahwa semuanya merupakan upaya membalas budi sang kakek nenek dan orang tua yang telah memastikan dirinya bisa berada di posisi sekarang. "Ibu saya bahkan menjadi pelatih saya, orang pertama yang mengajarkan bagaimana bermain dan menikmati sepak bola. It’s quite funny how everything turns out now," tutur Jay.
Keseluruhan busana, topi, dan tas, Burberry.
Pada 30 pertandingan bersama Venezia di musim 2023/2024 kemarin, Jay terbilang salah satu key pillar regu. Sebagai seorang defender, ia tengah mencetak 3 gol krusial ke gawang Cantanzaro dan Spezia, serta mengawal klub ini ke peringkat ketiga di Serie B sehingga meraih promosi ke Serie A, yaitu liga puncak sepak bola Eropa. "Meskipun kami memiliki beberapa kala saat performa tidak begitu baik, termasuk kehilangan poin di first dan second half season," ungkapnya. Posisi tim yang dijuluki I Lagunari ini memang mengalami fluktuasi di periode itu. "Di babak terakhir musim tersebut, kami mengalami kekalahan. Jika kami menang, kami bisa langsung promosi ke Serie A, tetapi kami kalah. Itu menjadi pukulan besar karena kami sudah begitu dekat, namun kami tidak bisa mengendalikan hasilnya," lanjut Jay. Meski begitu, perolehan poin timnya masih berpeluang mengikuti seleksi turnamen playoff tambahan untuk merebut tiket Serie A. "Tetapi semua kekalahan kecil yang kami alami mengajarkan apa yang seharusnya dilakukan yang tidaklah mudah, apalagi secara mental. Namun setelah itu kami berhasil meraih kemenangan untuk membuktikan kepada diri kami sendiri dan semua orang bahwa kami bisa," jelasnya. Pada laga penentuan leg kedua final, Jay kuat mempertahankan timnya melawan Cremonese dengan kemenangan 1-0 yang sangat vital.
Kacamata, Saint Laurent. Polo shirt dan blazer, Alexander McQueen.
Jay yang baru dinaturalisasi menjadi pemain Indonesia, telah mengukir prestasi gemilang untuk negara. Kesuksesannya mengibarkan bendera Merah Putih pada liga teratas Italia, mempersembahkan kehormatan kepada Tanah Air kita di kancah internasional. Masih jelas betul juga gol debutnya terjadi pada penampilan kedua Jay bersama skuad Garuda saat menghadapi Tim Nasional Vietnam dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. "I just want to make them proud. Saya berterima kasih kepada mereka karena memberikan seluruh tim, dan memberi kami begitu banyak kekuatan, ini suatu kebanggaan untuk bangsa kita."
Sekarang Jay sudah siap. Siap untuk musim Serie A mendatang. Seolah bintang yang akan kian bersinar, Jay mengakui bahwa gaya berpakaian turut mencerminkan pandangan dunia terhadapnya (dengan sorotan kamera semakin mengarah padanya). "I always say that if you feel good, you play good. I want to link that to fashion," lafalnya.
Kacamata, Saint Laurent. Polo shirt dan blazer, Alexander McQueen.
Jay menyukai setelan yang rapi, tetapi untuk kegiatan sehari-hari ia memilih kenyamanan tracksuit modis namun tetap subtil. Saat leisure, ia cenderung mengenakan kemeja oversized dipadukan dengan celana baggy atau jeans dan sepatu bersiluet lebar. Baginya, mode menjadi ekspresi diri pribadi yang tidak hanya untuk memenuhi harapan orang lain.
Untuk pertama kalinya rasa percaya diri itu tersalurkan melalui wajah sampul digital Harper’s Bazaar Indonesia, dari kacamata Fotografer Nicoline Patricia Malina dan Editor Fashion Michelle Othman. "Saya sungguh berharap ini baru awal dari hal-hal yang lebih baik yang akan datang," tutup Jay sambil tersenyum lebar. Looks like he’s about to break the fashion internet! (No pressure, Jay).