Enzy Storia, sosok yang dikenal luas berkat keceriaan dan bakatnya di layar kaca, kini tengah menjalani babak baru dalam kehidupannya. Setelah menikah dengan Maulana Kasetra, ia harus beradaptasi dengan peran barunya sebagai istri seorang diplomat, yang menuntutnya untuk menyeimbangkan antara karier, kehidupan pribadi, serta tugas-tugas lain ketika mendampingi sang suami.
Dalam perjalanan ke New York bersama Kate Spade New York, Enzy berbagi kepada Bazaar tentang bagaimana ia memandang perubahan tersebut sebagai bagian alami dari perjalanan kariernya. Meskipun harus meninggalkan posisinya sebagai host di acara TV yang telah membesarkan namanya yaitu Tonight Show, ia tidak melihatnya sebagai akhir, melainkan sebuah awal yang baru.
"Saya melihat perubahan itu sebagai bagian dari perjalanan karier. Sudah tidak terlibat sebagai host di acara tersebut, saya justru melihatnya bukan hanya sebagai tantangan, tetapi juga peluang untuk berkembang lebih jauh. Ini adalah kesempatan bagi saya untuk bisa mengeksplorasi berbagai proyek baru dan terus berkembang di dunia hiburan," ujarnya.
Nyatanya peran barunya sebagai istri menjadi sumber kegembiraan tersendiri bagi Enzy. Ia dengan lugas bercerita jika peran itu membuat ia belajar untuk berbagi, memahami, dan berkomunikasi dengan pasangannya. Enzy harus berusaha untuk selalu hadir dan mendukung suaminya dalam setiap situasi. Apalagi menyeimbangkan antara kehidupan pribadi, karier, dan peran sebagai istri seorang diplomat, itu bukanlah hal yang mudah. Akan tetapi Enzy memiliki strateginya sendiri. "Waktu dan komunikasi menjadi hal utama buat saya," ungkapnya lagi.
Bicara mengenai kehidupan pribadinya, Enzy memastikan untuk meluangkan waktu buat dirinya sendiri. Ia tetap menjalankan hobinya, dan terus belajar hal-hal baru. Sedangkan perihal karier, ia dan Molen, begitu suaminya kerap disapa, telah sepakat untuk saling mendukung, dengan beberapa batasan yang telah mereka sepakati sejak awal. Semisal dalam pemilihan peran dan waktu kerja.
Sebagai istri seorang diplomat, sejauh ini Enzy mengaku sangat menikmati pengalamannya. Ia belajar banyak hal baru dari suaminya, termasuk tentang hubungan diplomasi antar negara. "Dulu saya pernah membatin, jika saya ingin sekali bisa tinggal di luar negeri. Berpindah-pindah gitu, enggak nyangka ternyata kejadian," ceritanya sambil tertawa. "Dan senangnya lagi, pengetahuan saya jadi bertambah dari suami yang memang tahu tentang banyak hal."
Enzy mengakui bahwa ia masih dalam proses beradaptasi dengan peran barunya. Pengalaman tinggal di Washington D.C. selama 8 bulan menjadi semacam "masa percobaan" baginya, sebelum menjalani penugasan berikutnya bersama suaminya selama kurang lebih 4 tahun.
Di sela-sela tahap riasan ia bercerita, "Bagaimana rasanya jauh dari keluarga, teman-teman, dan juga meninggalkan karier ketika sedang ikut suami ditugaskan? Hmm… tetapi perlu diingat, kalau saya adalah pribadi yang cukup adaptif. Bagaimana cara kita melihat dan menyikapi setiap momennya saja. Saya memilih untuk menikmati dan memikirkan hal-hal yang positif, kemudian selalu melakukan kegiatan yang menyenangkan."
Salah satu tantangan yang dihadapi Enzy adalah bergabung dengan organisasi Dharma Wanita, sesuatu yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Ia harus belajar banyak hal baru, seperti berkebaya sesuai acara, menggunakan tata bahasa yang baik dan sopan, serta merias wajah dan menata rambut sendiri.
Namun, Enzy tidak menyerah. Ia melihat setiap tantangan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. "Awalnya cukup menjadi tantangan untuk saya yang belum pernah bergabung organisasi formal seperti ini," akunya. "Tapi saya belajar banyak dari anggota lain dan berusaha untuk terus menyesuaikan diri."
Memasuki peran baru ini telah membawa perubahan dalam prioritas dan nilai-nilai hidup Enzy. Ia kini lebih memprioritaskan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta lebih fokus pada self-care dan kualitas hubungan dengan orang-orang terdekat. "Saya sadar bahwa kesuksesan tidak hanya diukur dari karier, tapi juga dari kebahagiaan pribadi dan keseimbangan hidup," ujarnya dalam perjalanan menuju lokasi pemotretan di daerah Chelsea yang disebut Little Island.
Perubahan perspektif ini juga mempengaruhi cara Enzy mengambil keputusan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ia lebih selektif dalam memilih proyek dan lebih mempertimbangkan dampak jangka panjang dari setiap keputusannya, baik dari sisi karier maupun kehidupan pribadi. Ia juga lebih berusaha untuk menjaga rutinitas yang sehat, termasuk waktu untuk beristirahat dan mengejar hal-hal yang membawa kebahagiaan.
Kepercayaan diri dan keberanian Enzy dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian dibangun melalui pengalaman dan pembelajaran dari berbagai aspek kehidupan yang pernah ia jalani. Ia juga bersyukur memiliki orang-orang terdekat yang selalu memberikan dukungan yang luar biasa. "Setiap menghadapi ketidakpastian, saya selalu bisa menemukan keberanian dengan menerima bahwa perubahan adalah hal yang konstan, dan kita harus selalu siap untuk beradaptasi," ungkapnya lagi.
Nah, kalau urusan di luar kariernya di dunia hiburan, Enzy juga memiliki minat lain yang ingin ia eksplorasi dan kembangkan. Ia berencana untuk memulai bisnis konsultan bersama sahabatnya dan ingin terlibat dalam pemberdayaan perempuan. "Saya ingin mengembangkan potensi diri di bidang pemberdayaan perempuan, di mana saya bisa menjadi bagian dari komunitas yang mendorong perempuan lain untuk percaya diri dan berani mengambil langkah besar dalam hidup mereka," katanya penuh semangat. "Karena saya sadar peran kita sebagai perempuan itu banyak sekali, dan saya memang tertarik dengan segala sesuatu yang humanis."
Selagi mengeksplorasi satu sudut di kota New York, secara gamblang Enzy mengaku selalu merindukan energi dan dinamika New York City, walau di sisi lain ia tetap menikmati pengalaman tinggal di Washington D.C. "Yang paling saya rindukan dari NYC adalah energinya," jawabnya. "Kota ini menurut saya punya vibe yang berbeda, selalu ada sesuatu yang baru untuk ditemukan, dan orang-orangnya sangat dinamis."
Ia juga terkesan dengan bagaimana orang-orang di Amerika memiliki kebebasan untuk berekspresi dan menjalani hidup sesuai dengan cara mereka masing-masing. Pengalaman tinggal di sana telah memberikan Enzy perspektif baru tentang keberagaman, "Kini saya lebih terbuka dan lebih sadar tentang pentingnya inklusivitas dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam mendukung mereka yang mungkin merasa terpinggirkan," katanya. Enzy juga mengadopsi nilai menghargai waktu dari budaya Barat, sesuatu yang ia anggap sangat penting dan ingin ia terapkan dalam kehidupan sehari-harinya di Indonesia.
Hal terakhir yang kami perbincangkan adalah tentang koneksi dirinya terhadap dunia fashion. Ia mengaku bahwa pilihan fashionnya saat ini lebih dipengaruhi oleh kenyamanan dan kepercayaan diri. Sedangkan, mengenai kecintaannya pada brand Kate Spade New York, ia punya opini yang spesial, "Desainnya selalu memiliki sentuhan fun dengan warna-warna yang cerah dan motif yang bold, tapi tetap terlihat sophisticated," katanya. "Brand ini bisa menyeimbangkan antara chic dan quirky yang sesuai dengan karakter saya."
Beberapa fashion item favoritnya dari Kate Spade New York antara lain dress bermotif floral atau bold patterns, Dakota Crossbody Bag, anting-anting warna-warni yang lucu, Leandra Loafers, dan Grace Shoulder Bag.
Menutup perbincangan, kami selalu menangkap energi Enzy yang mengisyaratkan jika ia tidak akan pernah berhenti berkarya. "Saya akan kembali lagi ke dunia akting yang saya suka sekali, karena saya itu mengawali karier dari akting lho!" ujarnya penuh semangat. "Doakan lancar dan hasilnya maksimal ya," tutupnya.