Sekitar tahun 2017, Bazaar pertama kali berjumpa dengan Cinta Laura Kiehl untuk sebuah pemotretan di Paris. Empat tahun berlalu, kami dipertemukan kembali di pulau yang bisa dibilang sanctuary-nya Cinta. "Saya selalu senang berada di sini, menghindar sejenak dari keriuhan kota Jakarta. Sangat penting bagi saya untuk dapat menjauhkan diri dari sosial media maupun teknologi, dan saya bisa melakukannya di Bali dengan menghabiskan waktu bersama orang tua sekaligus memberi saya sedikit istirahat," ungkap aktris, musisi, dan aktivitis keturunan Jerman-Indonesia ini.
Rehat singkat sangat berarti untuk Cinta, tidak ada satu hari libur pun yang masuk dalam skedul padatnya sejak Januari awal tahun ini hingga bulan Agustus saat berbincang dengan Bazaar, "Saya menjalani dua serial TV back-to-back menjelang weekdays dan syuting sebagai juri untuk ajang Indonesia Mencari Bakat pada akhir pekan," ujarnya. Sebagai sosok berzodiak Leo, kesibukan ini justru meningkatkan energi kreatifnya.
Kreativitas tersebut membuahkan karya di dunia YouTube. "Saya sekarang memiliki dua channel, yaitu Cinta Laura Kiehl untuk karya musik dan konten pribadi, dan Puella yang merupakan sebuah edutainment," jelasnya. Kala kini tentu menyuguhkan banyak waktu berkontemplasi maupun introspeksi diri. Saat inilah Cinta menyadari masih cukup minim konten-konten bersifat edukatif dan bernilai positif yang dicerna mayoritas masyarakat Indonesia, dan problem itu mendorongnya untuk mempergunakan suaranya dalam membina cara pikir mereka. "Jika apa yang mereka konsumsi atau lihat tidak menambah pengetahuan, dan membantu mereka berpikir lebih kritis bagaimana cara mereka bisa menjadi anggota masyarakat yang produktif," tegas Cinta. Platform Puella hadir dalam format yang easy-to-digest dan kekinian dengan menyandang isu-isu sosial yang mungkin masih dianggap tabu, seperti kesehatan mental, eating disorder, identitas maupun kesetaraan gender, agama, toxic relationship, dan juga standar kecantikan.
Pengamatannya muncul sedari umur 12 tahun, ketika ia berkecimpung di industri hiburan dan eksistensi media sosial masih berkembang. "Di awal karier saya, media sosial belum terlalu mempengaruhi cara berpikir orang walaupun sudah ada yang memakainya untuk cyber bullying dan hal-hal kurang baik lainnya. Sekarang, dengan besarnya YouTube, Instagram, dan TikTok, saya sadar setiap gerak-gerik kita diobservasi dan hal itu membuat saya tidak nyaman karena terkadang orang bisa salah interpretasi melalui apa yang mereka lihat," ungkapnya.
Dalam dunia sekarang yang serba digital, memang sulit untuk menghindar dari penggunaan media sosial, namun saran dari Cinta, "Biasanya saya unggah konten di pagi hari yang mungkin menghabiskan sekitar 15 menit setelah itu diusahakan tidak melihat handphone lagi. Saya selalu berkata bahwa jika Anda memiliki waktu berjam-jam memantau media sosial, tentu tidak ada alasan jika Anda tidak punya waktu untuk berolahraga maupun terkoneksi dengan teman atau keluarga. Tidak ada alasan Anda tidak punya waktu untuk hal yang (lebih) penting," terangnya.
"Yang membuat saya sangat khawatir adalah untuk generasi muda, karena banyak sekali anak zaman sekarang tidak hanya terpengaruh cara berpikirnya tapi juga self-esteem mereka dari media sosial yang dampaknya sangat buruk untuk mental," imbuh Cinta, yang dinobatkan sebagai Duta Anti Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) pada tahun 2019.
Baginya, kepercayaan diri menjadi aspek terpenting dalam membangun suatu karakter yang diawali dengan mencintai diri sendiri. "Apalagi kalau kepercayaan diri kita dapat mendukung dan menyemangati orang lain," tambah Cinta. Lantas, bagaimana caranya?
"Sebuah perhiasan berperan krusial dalam menunjang tampilan saya, karena seringkali baju yang saya pakai lumayan simpel, jadi saat memakai jewelry langsung membuat tampilan lebih bold dan memberi aura kepercayaan diri kepada saya," tuturnya. Dalam perjumpaan kami di Bvlgari Resort Bali, ia memperlihatkan koleksi Bvlgari B.zero1 yang menjadi favoritnya dalam memperkaya setiap gaya youthful Cinta. "It upgrades your look to another level," ia menyikapinya.
Kekaguman Cinta terhadap desain Bvlgari B.zero1 berlanjut dalam melibatkan rangkaian perhiasan yang terinspirasi dari bangunan Colosseum itu pada video klip teranyarnya bertajuk Markisa. Tajuk pun digarap secara harfiah dari bahasa Indonesianya passion fruit, yang menggambarkan tentang passion. "Saya membuat lagu ini bersama Eka Gustiwana dan terinspirasi dari genre musik Bollywood, Middle Eastern, dan juga Reggaeton. Saya ingin menciptakannya dalam suasana yang fun dengan instrumen-instrumen Indonesia," ceritanya. Berbeda dengan rilisan music video sebelumnya, Cinta ingin menampilkan kekayaan budaya Tanah Air dengan menyuguhkan aransemen musik dari kecapi, saluang, juga sarunai khas Minang; sape dan vokal tradisi Kalimantan, kendang dangdut serta Sunda, yang dikombinasikan dalam suguhan begitu vibran, energetik, dan tentunya flirtatious. Latar belakangnya pun mengambil panorama Gumuk Pasir, bangunan lampau kota Jogja, dan beragam elemen dari budaya Jawa yang turut melibatkan penampilan dari penari tradisional, termasuk fire dancer.
Seluruhnya didukung dengan tampilan busana yang mengadopsi sejumlah elemen etnik dan palet segar, seperti kain Tenun NTT dalam desain pakaian khas Papua berhiaskan ornamen kerang laut, maupun gaun sekuning buah Markisa yang dirancang oleh Yogie Pratama. "Saya berusaha untuk mendaur ulang tekstil Indonesia dalam gaya yang lebih modern dan up-to-date. Saya juga menunjang tampilan dengan koleksi Bvlgari untuk menjadi lebih klasik dan elegan," lafalnya.
"Syuting di Jogja adalah pengalaman yang luar biasa menyenangkan dan juga penuh ketegangan," Cinta meneruskan ceritanya tentang proses produksi video klip tersebut di tengah situasi PPKM kala itu. Hari pertama, Cinta dan tim harus bersiap-siap jam 4.30 pagi supaya dapat mengejar momen sunrise di Studio Alam Gamplong dan mereka hanya diperbolehkan syuting hingga jam 6 sore sedangkan banyak adegan yang harus ditangkap saat matahari terbenam. "Hari pertama menjadi pelajaran bagi kami karena keterbatasan yang ada sehingga pengambilan adegan tidak sebanyak yang kami rencanakan," ujarnya.
Hari selanjutnya pun lebih menantang, "Kami harus bersiap-siap dari jam 2.30 pagi dan tiba di Gumuk Pasir sebelum matahari terbit," ungkap Cinta. Meskipun begitu, keindahan panorama dan pengalaman berada di sana sanggup menimbal semuanya. "Tampilan saya terlihat begitu ethereal di tengah gurun pasir dari jam 6 pagi hingga 12 siang. Kami merasakan pengalaman desert sepenuhnya, dari udara sejuk hingga munculnya terik matahari yang menyengat kulit kami," tutur Cinta. "Tetapi kembali lagi, saya sangat passionate untuk proyek ini, it's called passion fruit atau markisa afterall," katanya sembari tertawa.
Setelah lebih dari satu dekade bergulir dalam profesi yang semakin hari tampaknya semakin banyak, Cinta sangat bersyukur akan pencapaiannya sejauh ini. "Namun saya berharap masih banyak lagi yang bisa saya lakukan dan lebih berdampak positif untuk orang banyak," ujarnya.
Tampaknya jiwa sosial sudah terdidik pada Cinta sejak usia dini, "Orang tua saya membuat saya benar-benar peduli dengan kalangan yang kurang mampu, terutama keluarga ibu saya yang sudah bisa mempunyai yayasan bernama Soekarseno Foundation, di mana kita membangun sekolah-sekolah di daerah Bogor dan terhitung sampai sekarang sudah hadir sebelas sekolah dan kita sudah membantu ribuan anak untuk edukasi gratis dan saya rasa giving back to the community itu penting sekali dengan membantu generasi muda Indonesia memiliki pendidikan yang baik agar mudah-mudahan mereka memiliki potensi lebih besar ke depannya," jelasnya.
Kami melanjutkan percakapan di atas karpet kaca ikonis Bvlgari Resort Bali yang melapisi kolam air sembari menyaksikan lembayung senja sore hari itu. Momen tersebut mendorong Bazaar untuk bertanya, "What is something that people would find surprising about you?"
Cinta menghela napas dan menjawab, "Mungkin dalam beberapa bulan terakhir saya mempunyai ritual setiap pagi yang membuat saya jauh lebih stabil secara mental, menjadi lebih tenang dan lebih bersyukur dalam hidup. Bangun pagi, saya minum satu gelas air dengan perasan jeruk lemon setelah itu saya meditasi kira-kira 10 menit yang dibimbing lewat aplikasi. Kemudian saya menulis jurnal, di mana saya benar-benar mengekspresikan frustasi dan kesedihan saya yang diakhiri dengan menulis 8 sampai 10 afirmasi yang menurut saya bisa terhitung sebagai ucapan doa."
Ia melontarkan juga bahwa journaling sangat membantunya dalam menjalani hari secara positif bahkan selama menghadapi masa yang sulit. "Jadi aktivitas ini yang membuat saya lebih memahami diri sendiri selama beberapa bulan terakhir dan tahun lalu sebenarnya, saya berharap semua orang di luar sana yang membaca ini dapat menemukan cara dalam mendapatkan kedamaian batin mereka karena kita semua pantas untuk bahagia dan saya percaya kebahagiaan datang dari dalam. Jika Anda mencoba menemukan kebahagiaan dari sesuatu yang eksternal, Anda tidak akan pernah puas," tutupnya.