Dengan belajar lebih banyak bersyukur, semua akan menjadi lebih indah dan mudah.
- Marsha Timothy -
Dimulai di pagi hari, tim Bazaar telah berkumpul di studio Indra Leonardi yang terletak di bilangan Jakarta Selatan. Diawali dengan proses tes swab antigen untuk seluruh pihak yang terlibat di pemotretan ini, aktris Marsha Timothy menjadi sosok pertama yang tiba. Setelah prosesi swab, ia kemudian menyapa seluruh tim untuk kemudian bergegas ke tempat riasan. Hari itu, Chacha begitu panggilannya, terlihat memancarkan aura bercahaya dan ramah yang sudah menjadi ciri khasnya.
Setelah sang aktris yang kini telah menginjak usia 42 tahun selesai dengan pemotretan, Bazaar mengajaknya untuk berbincang. Kami pun bertanya kepada Marsha, apa pandangannya terhadap pemberdayaan perempuan. Marsha yang saat itu dibalutkan bar jacket rancangan rumah mode Dior sehingga tampak menawan menjawab, “Pemberdayaan perempuan adalah ketika wanita sadar akan kemampuan yang ia miliki dan tahu bagaimana merealisasikannya. Juga kesadaran untuk memberi dukungan dan menginspirasi perempuan lain agar dapat maju di dalam bidang apapun,” ucap Marsha yang dikenal akan perannya sebagai sosok wanita tangguh di film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak. “Untuk mengaplikasikan di dunia nyata, buat rasa nyaman pada diri sendiri dahulu. Lalu upayakan cara simpel dengan memberi dukungan kepada orang sekitar dan bangkitkan rasa percaya diri mereka,” tambah, Marsha.
Membahas pemberdayaan perempuan, peran wanita yang kerap dituntut untuk selalu tampil prima dan menjadi korban yang kerap menjadi objek membuat banyak wanita menempuh segala cara demi kecantikan. Namun, ada banyak yang sebenarnya masih belum mengerti apa itu kecantikan inti pada diri manusia. Bazaar bertanya kepada Marsha, “Apa arti kecantikan menurut seorang Marsha?”, “Selama Anda merasa nyaman dengan diri Anda sendiri, maka Anda akan merasa cantik,” jawab Marsha.
Dengan belajar lebih banyak bersyukur, semua akan menjadi lebih indah dan mudah.
- Marsha Timothy -
Pemotretan terus berlanjut, hingga waktu menunjukkan pukul 11 pagi. Tatjana Saphira menyusul di studio mengenakan pakaian santai seraya menuju ruang rias wajah di hari itu. Ia pun kemudian berganti pakaian mengenakan setelan bar jacket putih ivory dengan rok pendek hitam dari koleksi Dior yang memancarkan nuansa elegan dan klasik. Tatjana yang memulai karier sejak masih berusia 2 tahun, menunjukkan profesionalitasnya selama pemotretan berlangsung setelah akhirnya, Bazaar menilik kembali tentang perjalanan kariernya dan bagaimana caranya untuk merasa percaya diri.
“Bagaimana proses Anda meniti karier di dunia entertainment hingga bisa sampai seperti sekarang?,” kami bertanya kepada Tatjana. “Ibu saya mendorong saya untuk memulai dari modelling, mengikuti casting, lalu mulai bermain film,” jawabnya. Ia kemudian menjabarkan keraguan dirinya di awal kariernya sebagai seorang aktris, “I wasn’t sure if i was really well suited for it or if i even had the talent for it. Ada banyak struggle yang saya lewati,” ucap aktris yang pernah mendapatkan nominasi pemeran utama wanita terbaik di Festival Film Indonesia atas perannya di film Sweet 20 ini.“Since i find enjoyment in what i do, setiap hari aku jadikan itu semua pelajaran dan tantangan untuk aku bisa keluar dari zona nyaman dan menjadi versi diri aku yang lebih baik setiap harinya,” ucapnya dengan semangat.
Untuk menghadapi tantangan yang tentu tak mudah dilalui membuat Tatjana terus menelusuri proses apa saja yang dapat membantu dirinya untuk tetap tenang. “Cara saya untuk bisa find peace adalah dengan menyendiri sejenak, berolahraga, journaling, memasak, dan mempelajari teknik bernapas,” ungkap Tatjana yang menganggap sosok Nadya Hutagalung sebagai ikon wanita yang merepresentasikan sosok figur perempuan modern.
Saya mengupayakan pemberdayaan perempuan setiap harinya dengan mengalahkan rasa takut akan tantangan baru dan menjadi sosok optimis di setiap proses hal yang saya kerjakan!
- Tatjana Saphira -
Di tengah sesi pemotretan Tatjana, Bazaar bertemu dengan Bunga Citra Lestari atau yang populer disebut BCL yang kala itu sedang berpuasa. Walau begitu, ia tetap terlihat penuh semangat dan segar lewat tampilan kasual yang ia padankan bersama sebuah topi sebagai bentuk pernyataan. Pembawaan Unge, begitu ia disapa, yang riang dan menghidupkan suasana di studio. Membuat Bazaar tergugah untuk menggali lebih dalam kepercayaan diri wanita yang berprofesi sebagai penyanyi sekaligus aktris selama kurang lebih 15 tahun lamanya itu. Mengusung topik Feminisme di Industri Musik, Bazaar mengawali perbincangan bersama Unge dengan menanyakan perspektif perempuan di industri musik Indonesia yang luas dan tak berhenti berevolusi.
“Tentu saat kita berada di atas panggung, kita seakan dijadikan sebuah objek oleh penonton. Termasuk tragedi adanya tangan jahil saat kita melewati sekumpulan orang saat menuju ke panggung. Hal seperti itu memang sering terjadi,” ungkap Unge terhadap pengalamannya sebagai penyanyi wanita. “Namun, saya anggap itu proses dalam hidup dan tak membiarkan pengalaman itu memberi rasa takut atau gentar kepada diri saya,” tambahnya.
Meneruskan pembicaraan seputar pandangannya. Selain, kepercayaan dirinya yang tak mudah digoyahkan oleh hal eksternal. Unge memprioritaskan inisiatif untuk terus belajar dan berkembang dengan mencoba banyak hal sehingga tidak terjebak di zona nyaman. Kepada Bazaar, Unge menyatakan, kenyamanan untuk menghadapi dunia luar hanya dapat dilakukan lewat diri sendiri dengan menghargai sebuah proses. “Terima saja saat kita merasa di bawah atau saat merasa kita baik-baik saja. Percayai proses kehidupan,” jelas wanita yang sudah melahirkan enam album ini.
Aspek kerendahan hati dinilainya sangat membantu perkembangan musisi wanita di industri musik. Alih-alih hanya belajar dari para senior yang telah lebih dulu mengukuhkan nama mereka di industri musik, Unge merasa bahwa para talenta muda tak kalah menginspirasi. “Para musisi muda, mereka memiliki pemikiran yang totally different. Jika kepada musisi senior saya belajar tentang etika. Lewat musisi junior, saya melihat jati diri baru dan musik yang relevan dengan zaman saat ini,” Unge membeberkan kepada Bazaar.
Unge yang juga seorang ibu dari Noah Sinclair, kemudian Bazaar ajak berbincang terkait dirinya yang juga seorang seniman dengan segudang kesibukan. Unge pun menjawab, “It’s tough, terutama sekarang saya single parent.” Ia kemudian mengungkapkan pernyataan mendiang sang suami, Ashraf Sinclair bahwa anak belajar dari contoh. “My goal adalah agar anak saya bahagia, cara agar anak bahagia adalah dengan kita sebagai ibu juga bahagia. Dan cara supaya saya bahagia adalah dengan berkarya,” jelasnya.
“Lalu bagaimana cara mengatur peranan Anda sebagai orang tua dan seniman?”, tanya Bazaar. “Put no guilt jika Anda harus bekerja, tetapi saat berada di rumah be there, jangan membawa pekerjaan ke rumah begitu juga sebaliknya,” ucap Unge.
Ada banyak pihak yang akan mencoba membuat kita merasa kecil, di momen seperti itu saya mengingatkan diri saya bahwa “Hey it’s not us, it’s them”.
- Bunga Citra Lestari -
Hari itu tak terasa, waktu sudah semakin siang. Mengakhiri perbincangan dengan BCL. Studio kembali kedatangan musisi wanita yang tak kalah berprestasi di kancah musik Tanah Air yaitu Raisa Andriana. Siang itu, Raisa bercerita bahwa ia baru saja mengisi suara untuk sebuah animasi anak-anak. Menyadari akan peran Raisa yang saat ini bukan hanya seorang penyanyi, namun juga sebagai ibu. Di sela-sela pemotretan ini, Bazaar pun berkesempatan untuk berbincang sekaligus membuat sang bintang menuliskan sebuah surat cinta yang ditujukan untuk dirinya sendiri.
Menanggapi permintaan Bazaar, ia dengan bersemangat mencari secarik kertas untuk segera menuliskan kata-kata yang tersemat di dalam lubuk hatinya untuk dirinya dan sang buah hati. “Namun, ini sepertinya lebih mengarah ke diary atau an ode to motherhood, “ ucap ibu dari Zalina Raine Wyllie sebelum memulai sesi pembacaan tulisannya.
“Saya merasa beruntung because my job is also my passion,” mulai Raisa. “Pekerjaan saya adalah tempat saya mengekspresikan diri dan tempat saya bisa kembali bersemangat. I am me because of what i do, i need my job, i need what i do to become a better mother. I need to be me in order to become the best mother for my baby,” tambahnya.
Lewat tulisannya, kemudian Raisa seraya menambahkan momen dirinya menjadi seorang ibu memperbaiki hubungannya dengan dirinya, tubuhnya, dan jiwa dalam dirinya. “I gain so much respect for myself, saya merasa jauh lebih kuat dan memang saya harus kuat untuk keluarga saya,” kisahnya. Setelah membacakan surat yang penuh dengan kejujuran tentang apa ia rasakan semenjak kelahiran sang anak. Bazaar bertanya kepada Raisa, “Apa arti sebuah waktu menurut Anda?”, “Konsep waktu baru saya mengerti setelah memiliki anak. Waktu yang abstrak dan tak terlihat, kini terbentang di depan mata secara harafiah melalui perkembangan anak saya dari bisa berdiri, berjalan, dan berbicara.”
Waktu yang semakin sore, Bazaar kemudian menutup perbincangan bersama penyanyi yang baru saja merilis video musik teranyarnya yang bertajuk Kutukan (Cinta Pertama) dengan membahas sikap apa saja yang perlu dimiliki seorang ikon. “Seorang ikon bisa menjadi diri sendiri, menunjukkan bahwa ia seseorang yang self made, teguh, kuat, dan manusiawi,” ucapnya. “Bukan berarti harus menjadi sempurna, namun seorang ikon akan selalu tahu bagaimana mengatasi kekurangan dalam dirinya,” tutupnya kepada Bazaar.
Motherhood is something transformative, life changing, eye opening, and challenging. Anda tidak akan pernah bisa menebak apa yang akan terjadi saat mengarungi motherhood. But you know that you can do it
- Raisa Andriana -
Hari sudah mulai gelap, tak membuat suasana di studio kala itu menjadi sepi atau lelah. Seluruh tim tetap menunjukkan semangat, ditambah kedatangan Nagita Slavina ke dalam studio dengan penuh keceriaan dan kehangatan. Istri dari Raffi Ahmad yang baru saja mengumumkan kabar kehamilan anak keduanya tersebut, bergegas mengganti pakaian yang ia kenakan dengan setelan monokrom blazer dan rok lipit bahan tulle rancangan Maria Grazia Chiuri untuk rumah mode Dior.
Karakter Nagita yang playful dan mudah bergaul membuat dirinya mendapatkan julukan sosok Indonesian Sweetheart. Ada banyak media massa yang terus menerus memberitakan segala hal yang sedang ia lakukan dan di mana dirinya berada. Meski begitu, sang aktris tampaknya tetap mengimbangi hal-hal privat di dalam hidupnya dengan apa yang ia bagikan kepada para penggemar setianya. Hal itu terlihat dari dirinya yang sampai saat ini tidak memiliki akun Instagram pribadi yang mengatasnamakan dirinya sendiri.
Maka itu, alih-alih menanyakan topik yang mungkin semua orang sudah ketahui. Bazaar memutuskan untuk mengajak Nagita yang akrab dipanggil Gigi, untuk mencetuskan beberapa hal tentang dirinya yang jarang diketahui.
1. 30 menit pertama yang Anda
lakukan setelah bangun dari tidur?
Termenung, minum air mineral,
mengecek handphone. Setelah setengah jam, baru mau ke kamar kecil.
2. Berapa lama Anda menghabiskan
waktu di Instagram?
Tergantung, saat banyak pekerjaan
biasanya tidak ada waktu melihat-lihat Instagram. Paling tidak saya melihat
Instagram mungkin 15 menit sebelum tidur.
3. Apa kesan pertama saat
bertemu dengan Raffi Ahmad?
Saat itu, saya sedang di rumah dan
Raffi datang ke rumah saya untuk bertemu dengan Mama karena dahulu, Mama
memiliki sebuah production house. Saat itu saya berpikir, “Oh ini yang
katanya playboy itu”. Karena dahulu, gosipnya seperti itu jadi yaudah,
saya merasa biasa-biasa saja.
Setelah itu, Nagita kemudian bergegas untuk meneruskan pemotretan dan seluruh sesi di hari itu berjalan dengan lancar. Waktu jam berbuka puasa telah tiba, Nagita pun segera bergegas meninggalkan studio diikuti oleh tim Bazaar Indonesia.
Tonton wawancara lengkap Bazaar bersama Nagita Slavina di halaman Instagram @bazaarindonesia.