Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Cerita di Balik Layar Catatan si Boy Bersama Syifa Hadju dan Rebecca Klopper

Apa yang mereka katakan tentang Catatan si Boy, karier dan kepercayaan diri?

Cerita di Balik Layar Catatan si Boy Bersama Syifa Hadju dan Rebecca Klopper
Courtesy of Kay-Moreno Photography

Ketika kita membahas film Catatan Si Boy, yang terbayang mungkin karakter utamanya, Si Boy. Film ini sendiri menceritakan lika-liku kisah cintanya. Film yang pertama kali dirilis pada 1987, sukses menjadi film ikonis kini mendapat versi terbarunya, dengan judul yang sama. 

Film ini mengisahkan Boy dan cinta pertamanya, Nuke, harus berhenti sejenak karena tidak disetujui oleh orang tua Nuke. Menjalani hari-harinya tanpa Nuke, akhirnya Boy mendekati Vera. Namun ini tidak bertahan lama, Nuke kembali dari Amerika, dan di sinilah berbagai masalah asmara mulai terjadi. Sebulan pasca perilisan Catatan Si Boy, Bazaar mendapatkan kesempatan untuk menilik sisi Nuke dan Ina. Nuke, yang diperankan oleh Syifa Hadju. Kemudian Ina, adik Boy yang menjadi sandarannya, diperankan oleh Rebecca Klopper.

Di Balik Layar Catatan Si Boy

Saat memainkan sebuah peran, tentunya ada kesulitan, tapi ini tidak berlaku bagi Rebecca. “Enggak sih, sebenarnya jadi Ina itu fun banget. Ini salah satu karakter paling seru yang pernah saya perankan,” ujarnya sambil tersenyum walau ia sedang sibuk dirias. 

Alasannya? Tidak ada tekanan dari sang sutradara, Hanung Bramantyo. Untuk memerankan Ina sesuai dengan Catatan Si Boy versi tahun 1987. Kesempatan ini pun digunakan Rebecca untuk melahirkan karakter Ina yang lebih fresh dan fun.

Coat, Moral

Yang paling menarik baginya pada proses Catatan Si Boy, ialah ia diberikan waktu satu bulan untuk persiapan memerankan Ina. Menurutnya, itu waktu cukup lama untuk menyiapkan sebuah karakter. kondisi tersebut ua gunakan dengan baik. Pendalaman karakter, beserta chemistry-nya dengan karakter lain, bahkan Rebecca sampai menurunkan berat badannya demi memainkan Ina. Menunjukkan seberapa besar effort yang ia terapkan dalam memerankan Ina. “Lumayan proper banget syutingnya, jadi merasa aktor itu dihargai,” tambah Rebecca. 

Coat, Moral

Di lain sisi, Syifa memiliki pendapat yang cukup berbeda. Ia mengaku memiliki tekanan tersendiri saat memerankan Nuke. Kepopuleran Catatan Si Boy 1987, membuat tantangan sendiri baginya untuk menciptakan Nuke versinya. “Jadi challange-nya itu gimana saya bisa perankan Nuke dengan versi saya sendiri tanpa mengubah feel yang ada di film aslinya. Saya ingin orang tetap merasa bernostalgia dengan filmnya, tapi... Ya, tetap ini Nuke versi Syifa, bukan Nuke versi Ayu Azhari,” jelasnya dengan serius.

Coat, Moral. Sepatu, milik Syifa

Berbeda dengan Rebecca yang sangat talkative dan santai, Syifa memancarkan aura lebih tenang dan fokus. Ketika ditanya, apa yang menarik saat syuting Catatan Si Boy, ia hanya menjawab singkat. “Saya kebagian syuting di Los Angeles, jadi lumayan seru dan bertemu teman-teman yang juga seru banget.”

Walau begitu, mereka sangat berapi-api ketika ditanya perbedaan Nuke dan Ina 2023 dengan Nuke dan Ina di 1987. Lantaran kedua karakter ini mendapat porsi layar yang lebih besar daripada

Bagi Rebecca karakter Ina pada 2023, memiliki lebih banyak karakter, daripada sekadar "adik si Boy".

“Kalau ini yang sekarang Ina gemar Korea, ia suka BTS. Terus, ia juga jadi tempat curhatnya si Boy, dan ia jauh lebih dewasa kadang-kadang. Kayak lebih banyak keluar sih karakternya yang sekarang,” tutur Rebecca Klopper. 

Syifa pun tersenyum ketika ditanyakan hal tersebut. Ia menambahkan pada versi ini, hubungan Nuke dengan si Boy lebih digali, sehingga ia dapat menampilkan Nuke versinya lebih panjang durasinya di layar lebar. 

(Pada Rebecca) Jaket kulit dan dress, Moral (Pada Syifa) Coat, Moral

Karier

Tidak lengkap rasanya jika tidak bertanya soal karier akting kepada dua aktris muda ini. Bagaimana tidak? Syifa Hadju sudah memerankan, setidaknya kurang lebih 16 film layar lebar, pada usianya yang sekarang baru menginjak 23 tahun. 

Rentang genre yang diperankan Syifa pun beragam. Mulai dari romansa, drama hingga horor. Ia sempat masuk nominasi Aktris Pendukung Terbaik Genre Horor, yang diadakan oleh Festival Film Wartawan Indonesia pada 2022 silam. Meski begitu, Syifa mengakui tetap ingin mencoba hal baru, ada satu genre yang belum tersentuh olehnya, yaitu aksi. 

Selain berakting, Syifa juga merilis beberapa lagu sejak 2016 silam. Berbeda dengan akting yang baginya adalah pusat dari kariernya. Musik baginya adalah sebuah hobi, bahkan sebuah bentuk isengnya. “Kalau merilis single itu kalau lagi iseng dan kebetulan juga diajak berkolaborasi, jadi, ya sudah,”akhir perempuan dengan zodiak Cancer ini. 

Sepatu, Christin Wu X Moral

Sedangkan Rebecca sudah mengantongi 10 film. Ia memulai karier aktingnya pada umur 11 tahun. Ketika ditanya apa yang membuatnya memilih karier ini, ia mengaku hanya mengikuti saran dari ibunya. Bahkan sejujurnya, ia awalnya tidak memiliki passion di bidang akting, dan sempat merasa sangat putus asa di awal kariernya. 

Namun, ia tetap gigih dalam menekuni bidang ini. Malahan ia memberikan nasihat kepada adik-adik yang ingin menggeluti karier akting di usia belia. “Harus ditahan-tahan saja sih, maksudnya pasti ada hasilnya kalau sabar.” Baginya, yang terpenting dalam menjalani segala sesuatu adalah trust the process. Rebecca percaya bahwa kerja keras pasti akan membuahkan hasil. 

Coat dan atasan, Moral. Celana dan sepatu, milik Rebecca

Kepercayaan Diri

Firma riset Censuswide merilis penelitiannya. Setidaknya 87 persen Gen Z merasa insecure, dengan 45 persen di antaranya berakar dari penampilan. Perasaan ini didukung pula oleh persepsi Gen Z di media sosial.

Sebagai salah satu dari Gen Z, masalah ini juga disadari oleh dirinya. Namun, bukan Rebecca namanya jika ia tak punya solusi untuk permasalahan di media sosial ini. “Orang itu nge-judge anyway,” ungkapnya dengan tegas. Ia juga menyarankan untuk tidak terlalu memikirkan persepsi orang lain, dan selalu jadilah diri sendiri. 

“Selama tidak menyakiti atau merugikan orang lain, jadi diri sendiri saja.”

Perihal penampilan, Syifa memberikan satu hingga dua kata. Baginya, kepercayaan diri merupakan esensi sebagai perempuan cantik. Bukan riasan, bukan gaya, dan bukan berbagai bentuk tubuh lainnya. 

“Wanita cantik itu yang percaya diri dan menghargai segala aspek yang ia miliki,” ujar Syifa menutup perbincangan kami. 

(Pada Rebecca) Jaket kulit dan dress, Moral (Pada Syifa) Coat, Moral

Portofolio ini:


Fotografer: Kay - Moreno Photography
Editor Fashion & Digital: Hans Hambali
Interview: Angel Lawas
Makeup: Yosefina Yustiani
Hair: Dessy Untadi
Makeup assistant: Nathania Mae
Layout: Mohammad Somad
Busana dan aksesori: Moral, Christin Wu x Moral