Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Erwin Parengkuan: Tips Jadi Pemimpin Baik & Seru di Masa Ini

Berkaca dari sosok Presiden Amerika Serikat, Erwin Parengkuan berbagi pandangannya mengenai cara menjadi pemimpin di era modern ini.

Erwin Parengkuan: Tips Jadi Pemimpin Baik & Seru di Masa Ini
(Foto: Courtesy of Instagram @erwinparengkuan)

Dewasa ini, memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik juga bukan hanya harus didukung oleh skill yang mumpuni, dengan persaingan yang semakin ketat, membekali diri dengan ilmu komunikasi yang baik juga menjadi salah satu hal yang penting untuk dapat menjadi sosok pemimpin yang baik dan menjangkau lawan bicara dan bawahan yang dimpimpin.

Melihat hal ini, dalam seri Brunch with Dave Hendirk yang disiarkan pada Sabtu, 19 September 2020, Dave mengundang Erwin Parengkuan yang berprofesi sebagai mentor, dan presenter selama lebih dari tiga dekade yang juga memiliki sebuah sekolah komunikasi untuk berbincang-bincang mengenai cara menjadi pemimpin yang baik dan tentunya seru terutama di era modern ini.


“Aku juga ingin nanya ini dong Win, apa mungkin public speaking tips yang Erwin bisa kasih karena sekarang kan semua pekerjaan dilakukan seorang online, meeting-lah, kemudian tatap muka seperti kita ini, pasti kan ada perbedaan ya Win, ilmu komunikasi yang dilakukan online dan langsung, bener ga tuh?

“Benar Dave, benar banget. Kalau kita lihat kita mundur ke 20 tahun yang lalu. Zaman orde baru, orde baru ya mereka tidak mementingkan komunikasi. Yang penting orang punya skill. Walaupun orang itu nyebelin, arogan, ingin tonjok, ingin tampol, kalau skill elo jago, komunikasi elo buruk rupa, we don’t care. Dan ini adalah keadaan yang terjadi di masa lampau. Terus tiba-tiba muncul seorang 'hero' bernama Barack Obama. Apa sih hubungannya antara Barack Obama dengan komunikasi?

Barack Obama itu sebagai seorang leader, dia itu kemampuan komunikasinya keren sekali. Dan begitu di Barack Obama ini muncul, apa yang terjadi? Semua leader, semua pemimpin di dunia ini, semua pemimpin di organisasi melihat ada prototype, figur seperti Obama. Kenapa Obama? Dia luwes, kemampuan verbal fluency-nya bagus sekali, bahasa tubuhnya menyenangkan, easy going, relax, terus orang menjadi lihat, nah ini dia nih gitu. Kalau dulu kalau kita menyebut Winston Churchill sebagai leader yang keren, panglima yang keren, kita ngomong Mahatma Gandhi, kita ngomong misalnya Nelson Mandela, atau bahkan presiden pertama kita yang sangat jago orasinya, komunikasinya, yang dimengerti oleh semua orang dari kalangan cendekiawan, priyayi, ulama, pemuka agama, sampai rakyat jelata itu kan proklamator kita itu jago sekali.

Cuman kita kan tidak hidup di zaman itu Dave, kita cuman dengar doang. Tapi begitu munculnya Obama, 15 tahun yang lalu, orang melihat ‘Oh, this is it!’, ini tuh yang benar, komunikasi yang lebih lentur. Dan ini membuat komunikasi sekarang berubah, oke, orang dulu mikirin skill, kalau elo ahli, spesialis di bidang elo, elo dibeli perusahaan, tapi sekarang yang kita tahu, kemampuan komunikasi menjadi parameter utama untuk orang sukses. Sukses dalam pekerjaan, sukses dalam kehidupan kita. Nah yang gue lihat sekarang, banyak sekali leader-leader yang tidak jago berkomunikasi karena mereka kedodoran,” ungkap Erwin.

Mendengar pemaparan sahabatnya yang penuh inspirasi, Dave kemudian merangkum pembahasan Erwin, “Oke berarti untuk menjadi successful sekarang ini, tidak hanya perlu skill aja, tapi juga membutuhkan leader yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik ya kan,” pertegas Dave.

Kemudian untuk mendukung kepemimpinan yang baik terlebih lagi kita semua hidup di zaman digital ini, Erwin juga membagikan tips komunikasi di dunia digital.

“Tadi kan we come to agreement bahwa komunikasi di dunia digital itu berbeda dengan komunikasi di dunia tidak digital. Kasih tips dong pak guru.”

“Oke jadi ilmu yang pertama adalah clarity, clarity untuk kenapa kita harus meeting, dan kita mau membawa personal branding kita itu seperti apa? Karena ini kan berhubungan dengan your credential. Who are you? Terus jadi branding apa yang elo mau tampilkan ke klien elo, that’s clarity. Lalu bagaimana kita mengatur tone suara kita dan bahasa tubuh kita. Jadi ketika kita connect with people, we want to make connections. How you present yourself to others itu menjadi sangat penting. Lalu yang kedua adalah your presence. Your excitement, your engagement through your body language, through your facial expression, through your appearance, through your structure,” jelas Erwin.  

Tonton video perbincangan lengkap Dave Hendrik bersama Erwin Parengkuan di kanal YouTube Harper's Bazaar Indonesia segera!

Baca juga:

Tips Komunikasi Lintas Generasi dari Erwin Parengkuan

Erwin Parengkuan Bagikan Tips Jalani Bisnis di Tengah Krisis

Buku Tentang Tips Sukses dari Pengalaman Erwin Parengkuan

(Foto: Courtesy of Harper's Bazaar Indonesia, Instagram of @erwinparengkuan)