Entah Anda mengalami 'flu parah' atau baru-baru ini mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh, wajar saja jika Anda bertanya-tanya apakah Anda mungkin terkena Covid-19 tanpa menyadarinya. Itu adalah hal yang mungkin terjadi, terutama ketika para ahli penyakit menular mengatakan bahwa virus itu sebenarnya sudah menyebar bahkan sebelum kota-kota mulai memberlakukan kebijakan penguncian atau pembatasan sosial berskala besar atau PSBB.
"Seiring berjalannya sepekan, terbukti bahwa ini adalah virus yang sudah tersebar luas di seluruh negara kita, terutama di daerah yang lebih padat penduduk, virus ini lebih cepat menyebar daripada yang kita duga," kata William Schaffner, MD, spesialis penyakit menular dan profesor kedokteran di Vanderbilt University School.
Jadi, mungkinkan Anda tertular Covid-19 tanpa menyadarinya? Jawabannya adalah sangat mungkin. "Kebanyakan orang yang mengidap virus corona memiliki kasus infeksi yang tidak rumit, dan itu bisa dibedakan dari flu atau influenza," jelas pakar penyakit menular Amesh A. Adalja, M.D., peneliti senior di Johns Hopkins Center for Health Security. Selain itu, dalam beberapa kasus ada juga orang yang tidak memiliki gejala sama sekali atau OTG - bahkan hingga 40 persen infeksi (menurut perkiraan) orang masih tidak menunjukkan gejala.
Sayangnya, tidak ada cara untuk mengetahui dengan pasti 100% apakah penyakit yang Anda derita musim dingin lalu adalah Covid-19 atau jika Anda termasuk kedalam kasus orang tanpa gejala. Tetapi para ahli mengatakan beberapa tanda bisa menjadi petunjuk bahwa Anda mungkin sudah terjangkit Covid-19. Berikut ini adalah hal-hal yang paling perlu diketahui:
1. ANDA MENDERITA 'FLU BERAT' DI AWAL TAHUN 2020.
Pada awal pandemi, orang percaya bahwa Covid-19 tidak mulai menyebar hingga akhir Februari dan Maret. Namun penelitian baru dari University of Texas menunjukkan sebaliknya. Pada penelitian tersebut, para ilmuwan menganalisis swap test yang dilakukan pada musim dingin lalu kepada orang-orang yang dicurigai memiliki kasus flu. Proses tes ini dilakukan di Wuhan, Cihna (tempat asal virus corona muncul) dan Seattle, Washington (tempat kasus pertama Covid-19 dikonfirmasi di AS).
Para peneliti menemukan bahwa pada setiap dua kasus flu, satu diantaranya adalah kasus Covid-19. Para peneliti pun menyimpulkan bahwa Covid-19 kemungkinan sebenarnya sudah ada sekitar musim Natal.
"Butuh waktu lebih lama untuk virus ini menyebar ke daerah pedesaan. Jadi, jika Anda berada di lahan pertanian pada musim dingin ini dan Anda menderita pilek, Anda mungkin hanya masuk angin biasa saja. Namun jika Anda berada di kota-kota besar, dan pernah menderia flu, Anda mungkin terinfeksi Covid dan tidak sadar akan hal itu,"kata Dr. William.
Mungkin sulit untuk membedakan flu dan virus Covid-19 tanpa tes, tergantung pada gejala yang Anda alami, katanya, tetapi pilek biasanya tidak menyebabkan sesak napas, sakit kepala parah, atau gejala gastrointestinal seperti jika Anda terjangkit virus Covid- 19.
Berikut adalah daftar lengkap gejala resminya:
- Demam atau kedinginan
- Batuk
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Kelelahan
- Nyeri otot atau tubuh
- Sakit kepala
- Kehilangan kemampuan untuk merasa atau mencium bau
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat atau meler
- Mual atau muntah
- Diare
2. ANDA KEHILANGAN KEMAMPUAN UNTUK MENCIUM BAU ATAU INDRA PERASA
Kehilangan kemampuan untuk mencium bau dan indra perasa telah menjadi ciri utama dari virus Covid-19. Meskipun gejala ini tidak terjadi pada semua orang, dr. Amesh menunjukkan bahwa sekarang gejala itu sangat terkait dengan virus corona.
Data awal dari American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery (AAO-HNS) menemukan bahwa, para pasien Covid-19 kehilangan indra penciuman, 27% diantaranya membaik dalam waktu sekitar tujuh hari, sementara sebagian besar membaik dalam 10 hari.
Perlu diperhatikan: Anda juga bisa kehilangan kemampuan indra perasa untuk sementara waktu dengan kondisi pernapasan lainnya, seperti pilek, flu, infeksi sinus, atau bahkan alergi musiman. Tetapi para ahli mengatakan bahwa gejala tersebut dapat bertahan pada beberapa orang dan berlangsung selama berbulan-bulan walaupun Anda telah dinyatakan pulih dari Covid-19.
3. ANDA MENGALAMI MASALAH KERONTOKAN RAMBUT TANPA ADA ALASAN YANG JELAS
Walaupun ini belum dipelajari secara luas dalam konteks Covid-19, tetapi banyak orang yang telah pulih dari virus ini melaporkan bahwa mereka mengalami masalah rambut rontok.
“Pasti ada orang yang terinfeksi dan tidak menyadarinya.”
Anggota Survivor Corps, yang merupakan grup dukungan di platform Facebook untuk orang-orang yang terjangkit Covid-19, juga berbicara tentang mengalami rambut rontok berbulan-bulan setelah sembuh dari virus corona. Ini disebabkan oleh kondisi yang dikenal dengan istilah telogen effluvium, dan dapat disebabkan oleh banyak faktor, termasuk kehamilan, stres ekstrem, penurunan berat badan, dan penyakit selain Covid-19, kata dr. Amesh.
Sangat kecil kemungkinan Anda kehilangan banyak rambut dari biasanya tanpa diikuti oleh gejala Covid-19 lainnya, seperti batuk atau demam, kata rr. Amesh. Penting juga untuk dicatat bahwa rambut rontok dapat terjadi karena stres secara umum, katanya - dan ada banyak kasus stres yang muncul sebagai akibat dari pandemi. Jika Anda mengalami kerontokan rambut, mungkin itu karena infeksi Covid yang tidak Anda ketahui, penumpukan stres selama waktu yang tidak pasti ini, atau masalah mendasar lainnya.
4. KADANG-KADANG ANDA MERASA SESAK NAPAS
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal JAMA telah menemukan bahwa orang dengan virus Covid-19 dapat mengalami efek samping, termasuk sesak napas. Tidak sepenuhnya jelas mengapa hal ini dapat terjadi atau berapa lama ini bisa berlangsung, tetapi kemungkinan karena peradangan yang berlangsung lama di paru-paru.
"Ini adalah salah satu efek yang bertahan lama pada orang yang didiagnosis dengan Covid-19," kata Dr. William. "Kalau sudah begini, nah, mungkin penyakit yang Anda alami sebelumnya sebenarnya Covid." Jika Anda mengalami sesak napas, segera hubungi dokter Anda untuk panduan atau minta rujukan ke ahli paru-paru. Mereka seringkali dapat meresepkan obat dan perawatan, seperti inhaler, yang dapat membantu masalah ini, kata Dr. William.
5. ANDA MENDERITA BATUK YANG TAK KUNJUNG SEMBUH
Batuk yang berkepanjangan adalah gejala lain yang dilaporkan oleh orang-orang yang berpartisipasi dalam penelitian JAMA. Batuknya sering kali kering, artinya tidak ada yang keluar, seperti dahak atau lendir, kata dr Amesh. Ini cukup umum: data menemukan bahwa 43 persen orang yang menderita Covid-19 masih batuk 14 hingga 21 hari setelah mendapatkan tes positif untuk virus tersebut.
6. ANDA BENAR-BENAR SELALU MERASA LELAH
Menurut penelitian JAMA, ini adalah salah satu efek berkepanjangan terbesar setelah seseorang menderita Covid-19. Studi itu menemukan bahwa 53 persen pasien mengatakan mereka berjuang melawan kelelahan sekitar 60 hari setelah mereka pertama kali menunjukkan tanda-tanda menderita virus ini.
"Kami melihat beberapa orang yang memiliki penyakit ringan juga mengalami kelelahan selama beberapa waktu," kata Dr. Amesh. Namun, katanya, saat ini belum sepenuhnya jelas mengapa hal ini dapat terjadi. Bisa jadi karena cara sistem kekebalan seseorang bereaksi terhadap virus, atau bisa juga cara virus itu bekerja di dalam tubuh seseorang.
Ingatlah bahwa kelelahan adalah masalah yang sangat umum dan bisa menjadi tanda dari berbagai masalah kesehatan lainnya (termasuk, tentu saja, kurang tidur). Seperti rambut rontok, orang yang mengalami kelelahan karena Covid-19 juga akan mengalami gejala virus lain di masa lalu, kata Dr. Amesh.
7. ANDA MENGALAMI GEJALA ANEH YANG TAMPAKNYA TAK KUNJUNG SEMBUH
Para ahli menekankan bahwa Covid-19 masih merupakan virus baru, sehingga para dokter dan ilmuwan masih terus mempelajarinya lebih lanjut. Penelitian tentang efek virus yang bertahan lama sedang berlangsung, dan saat ini sulit bagi dokter untuk mengatakan bahwa memiliki gejala tertentu dapat berarti Anda sudah terkena infeksi Covid-19, ujar dr. Amesh.
Perlu disebutkan bahwa beberapa orang pernah mengalami masalah jantung setelah tertular virus. Satu penelitian kecil terhadap 100 orang yang pulih dari Covid-19 yang diterbitkan oleh JAMA Cardiology. Para peneliti melakukan MRI pada mantan pasien dan menemukan bahwa 78 persen dari mereka memiliki semacam temuan kondisi jantung yang abnormal, terlepas dari kondisi yang sudah ada sebelumnya.
Ini juga tampaknya tidak terkait dengan tingkat keparahan penyakit dari apa yang para peneliti temukan. Itu bisa muncul dalam banyak cara berbeda, termasuk detak jantung yang berdebar secara acak, kata Dr. William, tapi bisa juga tidak terlalu kronis.
Tentu saja, ada banyak komplikasi lain yang mungkin belum diketahui oleh para ahli. Jika Anda merasa tidak nyaman dan gejala Anda terus berlanjut, dr. William menganjurkan bahwa sebaiknya Anda memeriksakan diri ke dokter, untuk tahu apakah itu terkait dengan Covid-19 atau tidak.
Bagaimana dengan tes antibodi?
Meskipun tes antibodi mungkin memberi tahu Anda apakah Anda menderita Covid-19 atau tidak, keakuratannya masih belum dapat diverifikasi secara pasti. "Tes antibodi semakin baik, tetapi ada banyak tes antibodi di luar sana yang masih tidak dapat diandalkan," kata dr. William.
Penting untuk dicatat bahwa tes antibodi "tidak 100 persen akurat dan beberapa hasil positif palsu atau negatif palsu mungkin dapat terjadi". Jadi, ada kemungkinan Anda dites positif untuk antibodi Covid-19, tetapi sebenarnya Anda tidak memilikinya.
Ini tergantung pada berbagai faktor. Pertama, ada jenis virus corona lain yang diketahui dapat menyebabkan flu biasa, dan virus tersebut dapat terdeteksi oleh tes antibodi Anda, sehingga hasilnya tidak sesuai. Terlebih lagi, jika Anda baru di hari-hari pertama sejak terinfeksi, antibodi mungkin tidak terdeteksi sama sekali karena sistem kekebalan Anda belum membangun respons.
Apakah mungkin jika Anda menderita Covid-19 di masa lalu berarti Anda tidak akan terinfeksi lagi?
Meskipun tanda-tanda di atas bisa jadi merupakan indikasi bahwa Anda mengidap Covid-19, gejala tersebut juga bisa disebabkan oleh penyakit lain. "Tentu saja batuk dan kelelahan yang berkepanjangan diketahui sebagai akibat dari influenza - hanya karena Anda mengidapnya tidak berarti Anda mengidap Covid-19," kata Dr. William.
Pada akhirnya, walaupun Anda di tes positif Covid-19 saat Anda sakit, sulit untuk benar-benar mengatakan dengan pasti apakah Anda terkena virus tersebut. Namun, "pasti ada orang yang terinfeksi dan tidak menyadarinya," kata dr. Amesh.
Dengan mengingat semua hal yang telah dibahas di atas, ada satu hal penting yang harus diingat: meskipun Anda pernah mengidap Covid-19 di masa lalu, itu tidak berarti Anda tidak mungkin untuk terinfeksi lagi. Nasihat resmi saat ini menyatakan bahwa saat ini tidak jelas apakah orang yang telah terinfeksi dapat kembali dengan virus tersebut - meskipun kasus infeksi ulang pertama telah dikonfirmasi di Hong Kong.
Jadi, meskipun Anda curiga Anda tertular Covid-19 sebelum pandemi benar-benar melanda, penting untuk terus mempraktikkan metode pencegahan seperti memakai masker, mencuci tangan secara teratur, dan menjaga jarak sosial jika memungkinkan, baik untuk melindungi diri sendiri maupun orang lain.
(Penulis: Korin Miller; Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih bahasa: Janice Mae; Foto: Courtesy of Bazaar UK)