Di dunia sustainable fashion, kualitas adalah kunci. Hal itu sangat kontras dengan industri fast fashion, di dunia mode beretika, pakaian dibuat agar dapat bertahan setelah dicuci berulang kali, dikenakan berulang-ulang dan terus awet sampai beberapa musim.
Karena itu, busana berkonsep sustainable memiliki harga yang lebih mahal karena proses pembuatannya yang tidak mudah dibandingkan pakaian dari label fast fashion. Hal tersebut terkadang membuat banyak orang menjadi berpikir panjang untuk membeli produk dari label yang mengusung metode sustainability.
Kami berbicara dengan salah satu label baru dari London yang memiliki prinsip sustainable untuk membahas lebih jauh mengapa harga busana dengan konsep sustainable lebih mahal dan mengapa dengan membeli busana dari label fashion yang sustainable dapat membantu label tersebut menurunkan harga mereka di masa mendatang.
Pendiri House of Sunny, Sunny Williams menjelaskan bahwa proses produk sustainable sangat rumit dibandingkan produk label fast fashion: "Ada banyak langkah pengerjaan dan sebuah sistem yang berlapis-lapis dibandingkan pengerjaan busana dari label fast fashion."
Mencari material terbaik yang memiliki ketahanan tinggi dan mencari pabrik yang mendukung proses beretika dengan mempekerjakan sumber daya manusia yang dibayar sesuai dengan pekerjaan mereka, berkontribusi menaikkan harga produk.
Ditambah lagi, material berkualitas tinggi lebih mahal dan setiap produk yang dibuat juga harus memiliki hasil akhir berstandar tinggi.
"Produksi sustainable dibuat dengan craftmanship yang lebih baik dan memiliki ketahanan yang panjang. Saya pikir hal itu yang kemudian memengaruhi label beretika untuk menaikkan harga jual mereka. Ini adalah kenyataan serta usaha yang mengantarkan kami untuk menambah nominal harga di produk kami. Kain yang kami gunakan juga tidak murah karena prosesnya yang aman untuk lingkungan sekitar. Kami tidak akan mengizinkan aspek-aspek seperti finishing yang tidak rapi dan kain berkualitas buruk yang akan membuat produk buatan kami menjadi tidak awet setelah beberapa kali dicuci."
House of Sunny selama ini sudah terlibat dalam praktik sustainable, namun mereka tetap belajar dan mencoba memperbaiki kekurangan mereka. Musim ini mereka semakin mencurahan fokus di kualitas kain dengan menciptakan kain sendiri untuk koleksi musim gugur/dingin 2019.
Perusahaan ini telah mengolah berbagai kain organik seperti bahan cotton drills yang dikembangkan di atelier mereka yang terletak di London Timur. Mereka juga semakin mengembangkan teknik recycle dan segala material yang tidak berpengaruh buruk untuk lingkungan.
Tetapi dengan banyaknya proses berlapis itu, harga pun semakin naik. Karena itu Williams percaya apabila semakin banyak orang berinvestasi di sustainable fashion, teknik tersebut akan menjadi semakin terjangkau.
Ketika berusaha untuk menjadi lebih baik, dibutuhkan perubahan besar di masyarakat kita termasuk perubahan pola pikir yang mendukung. Kami sudah melihat banyak laporan yang menampilkan planet bumi dalam bahaya seperti perubahan cuaca yang turut memengaruhi kehidupan para spesies hewan. Jika masyarakat mulai membeli busana dari label ramah lingkungan ketika mereka bisa, hal itu akan langsung menurunkan harga pakaian mode beretika seperti yang pernah terjadi kepada makanan organik.
Harga rata-rata makanan organik semakin menurun semenjak banyak makanan organik dijual dan dikonsumsi oleh masyarakat. Di tahun 2018, para konsumer membayar sekitar 7,5% lebih banyak makanan organik dibandingkan tahun 2014. Para konsumen premium bahkan membayar lebih dari 9%.
"Semenjak makanan organik menjadi semakin populer, permintaan pun naik dan memengaruhi harga jual menjadi lebih terjangkau," jelas Williams. Melihat fenomena yang terjadi dengan makanan organik, hal yang sama juga dapat terjadi kepada mode beretika.
"Banyak orang menciptakan sebuah sistem untuk audiens tertentu. Ketika audiens tersebut tertartik, mereka langsung mengubah cara pandang mereka. Hal tersebut terjadi secara natural dengan makanan organik, semoga saja hal tersebut juga dapat terjadi di industri mode beretika."
Kunci perubahan ada di masyarakat sendiri. "Perubahan pola pikir sangat dibutuhkan untuk merubah cara banyak orang membeli pakaian sehingga mode beretika juga bisa dijangkau oleh banyak orang."
Perubahan terhadap keinginan konsumen akan menimbulkan efek besar di industri mode. Williams menjelaskan: "Jika para konsumen beranjak dari fast fashion, para perusahaan ritel besar tentu akan ikut beradaptasi. Mereka memiliki biaya untuk melakukan itu dan kemampuan untuk merubah segala hal."
Bagaimanapun, Williams juga percaya akan adanya jalan untuk menurunkan harga mode beretika menjadi lebih realistis, yang di mana sudah dilakukan sendiri oleh House of Sunny.
Salah satu alasan mengapa House of Sunny memiliki harga terjangkau adalah karena kami menjual langsung ke para konsumen melalui Instagram. Berjualan melalui e-commerce mengurangi penggunaan energi berlebihan sebanyak 30% dibandingkan dengan berjualan seperti ritel tradisional. Hal itu sekaligus merepresentasikan misi House of Sunny yang ingin menyatakan bahwa industri ritel sudah berubah."
Satu dari 12 toko yang berada di British High Street telah tutup selama lima tahun terakhir ini, menurut The Guardian. Di bulan Juni, Topshop yang sebelumnya adalah toko asal Inggris yang besar, berhasil terselamatkan setelah chairman dari perusahaan tersebut menginisiasi pemotongan biaya sewa sebanyak 50% ditambah dengan penutupan 23 cabang dan memberhentikan 520 pekerja.
Hubungan kita dengan shopping serta fashion semakin berubah dan lebih dari sekedar online vs ritel biasa. Contohnya, pertumbuhan ekonomi untuk isi lemari kita dengan bergabung lewat situs penyewaan pakaian.
Dengan terjadinya perubahaan kebiasaan berbelanja, itu membuktikan bahwa kekuatan untuk menjadi lebih baik ada di tangan para konsumen. Williams berharap dengan banyaknya investasi dan dukungan, mode beretika akan semakin populer dan terjangkau, menjauhkan kita dari keinginan untuk berbelanja busana fast fashion. Demi masa depan planet kita dan saya harap itu dapat membantu.
(Penulis: Jessica Davis; Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih bahasa: Astrid Bestari; Foto: Courtesy of Bazaar UK)