Jika Anda adalah salah satu dari jutaan orang yang memiliki masalah terhadap jerawat hingga saat ini, setelah bertahun-tahun mencoba berbagai krim, obat, pembersih wajah, dan pil – dengan harapan akan berakhir. Kini The Food and Drug Administration telah mengizinkan peredaran krim bernama Winlevi dan produk ini dikatakan dapat menjadi pengganti dari penggunaan pil spironolactone. Winlevi adalah produk pengobatan jerawat pertama yang disetujui sejak Accutane (isotretinoin) pada tahun 1982 silam.
Lalu, bagaimana cara kerjanya dan apa yang membuat produk ini sangat bermanfaat?
Kini, pengobatan jerawat banyak menggunakan antibiotik, benzoyl peroxide, salicylic acid, azelaic acid, dapsone, dan vitamin A yang dikenal dengan retinoids untuk menghentikan jerawat. Winlevi adalah produk pertama yang menggunakan kandungan aktif terbaru: 1 persen clascoterone. Clascoterone adalah hormon androgen yang menerima hormon testosteron dan dihydrotestosterone (DHT) ketika diaplikasikan ke kulit. Kandungan ini juga dapat digunakan untuk merawat rambut yang rontok.
Androgen pada kulit Anda berfungsi untuk memproduksi sebum dan dapat berdampak terhadap peradangan sehingga memperburuk kondisi jerawat. Cassiopea, perusahaan farmasi di balik Winlevi, menekankan bahwa meski cara kerja clascoterone belum diketahui secara pasti, krim ini terbukti dalam mengurangi jerawat pada laki-laki dan perempuan di atas usia 12 tahun.
Hal yang membuat clascoterone sangat terkenal adalah kandungan penghalang andogen pertama untuk jerawat baik perempuan maupun laki-laki. Perempuan kerap mengonsumsi pil KB dan pil spironolactone untuk mengurangi kerja andogen dan membantu kurangi jerawat. Namun, sebuah studi tahun 2020 di JAMA Dermatology menunjukkan bahwa kedua pil tersebut dapat memberikan efek terhadap kehamilan dan tidak cocok untuk laki-laki. Studi ini menyimpulkan bahwa clascoterone tidak hanya aman dan effective untuk laki-laki dan perempuan, tetapi juga dapat dihunakan untuk merawat kondisi jerawat lain seperti retinoid.
“Obat ini menawarkan perawatan tanpa antibiotik bagi orang-orang yang memiliki masalah jerawat. Produk ini dapat membantu Anda di sela-sela perawatan jerawat Anda,” ungkap pakar kecantikan, Michael Gold dalam Investigator and Medical Director at Gold Skin Care Center dan Tennessee Clinical Research Center pada sebuah rilisan pers. “Setelah 40 tahun, produk ini memberikan cara baru untuk merawat jerawat.”
Uji klinis juga menunjukkan pengurangan jerawat jika digunakan dua kali dalam satu hari dan efek samping yang paling umum terjadi adalah wajah memerah dan kering. “Pencapaian menjadi sebuah awal dari pengobatan terbaru di dunia kecantikan,” ungkap Diana Harbort, CEO dari Cassiopeia. “Ahli kecantikan telah mengatakan bahwa fokus pada aktivitas hormon androgen pada kulit adalah surga bagi perawatan jerawat baik perempuan maupun laki-laki.”
Jadi, jangan hubungan dokter kecantikan Anda dulu. Winlevi akan beredar di Amerika Serikat mulai tahun depan.
(Penulis: Jenna Rosenstein; Alih Bahasa: Vanessa Masli; Disadur dari BAZAAR US; Foto: Courtesy of BAZAAR US)