- Dalam esai pribadinya yang terbaru, Gwyneth Paltrow membagikan detail ketika ia menyadari pernikahannya dengan Chris Martin berakhir dan bagaimana pasangan tersebut melakukan proses perpisahannya atau conscious uncoupling.
- Ia juga memberikan saran bagi pasangan yang ingin mengikuti jejak mereka.
Gwyneth Paltrow dan Chris Martin sempat membuat banyak orang terheran-heran ketika mereka mengumumkan tentang perpisahan tanpa adanya tekanan yang mereka lakukan melalui surat yang diunggah dalam blog miliki Gwyneth, Goop. Namun, hari ini, filosofi perpisahan mereka mulai banyak diterapkan oleh pasangan lain, dan Gwyneth merefleksikan perpisahannya dalam esai yang ia tulis untuk salah satu majalah ternama di Inggris.
Ia membuka tulisannya dengan mengingat momen ketika ia menyadari bahwa pernikahannya dengan vokalis band Coldplay ini telah berakhir. “Tepat pada hari ulang tahun saya yang ke-38. Mantan suami saya dan saya pergi berdua ke pinggir kota Toskana, di sebuah pondok yang indah terletak di sebuah bukit dengan pemandangan hutan,” tulisnya.
“Musim gugur mulai datang, daun-daun mulai berganti warna. Di dalam, pondok impian bagi Anda yang merayakan ulang tahun: ruang tamu yang nyaman dengan perapian, meja dapur yang lengkap degan hasil dari peternakan di sekitarnya, buah persik, tomat, daun basil, telur. Saya tidak mengingat secara pasti waktu kejadiannya. Saya tidak ingat pada hari apa di akhir pekan itu. Namun saya tahu, di tengah waktu yang kami habiskan bersama, pernikahan saya sudah berakhir.”
Gwyneth juga menceritakan pengalamannya menemukan kejelasan tentang pernikahannya. “Saya mengingat perasaan tidak sukarela, seperti bel yang berbunyi dan tidak berhenti,” tulisnya. “Seolah-olah melepaskan balon ke langit dengan berat hati. Saya berusaha meyakinkan diri saya bahwa itu hanya pikiran biasa, bahwa pernikahan adalah hal yang sulit dan dinamis. Namun di dalam diri saya, saya sudah mengetahuinya.”
“Awalnya, saya cukup sukses mengabaikan pengetahuan ini. Kami butuh waktu bertahun-tahun untuk mengungkapkannya dalam rangkaian kata. Namun, akhir pekan itu, ada batas yang buyar sehingga kebenaran pun terungkap dan terasa semakin jelas.”
Gwyneth menjelaskan bahwa dirinya dan Chris mencoba berbagai cara sebelum memutuskan untuk berpisah. “Saya tidak tumbuh di lingkungan dengan banyak perceraian, dan saya tahu bahwa perceraian adalah pengalaman yang pahit,” tulisnya. “Saya sungguh-sungguh tidak ingin hal tersebut terjadi pada saya.”
Di saat yang bersamaan, terapis mereka memperkenalkan konsep conscious uncoupling. “Sejujurnya, istilah tersebut memiliki kesan yang berat untuk dicerna,” tulisnya ketika mengingat kesan pertama tentang konsep tersebut. “Saya tertarik, tidak pada istilahnya, melainkan makna dari konsep ini. Apakah ada cara yang dapat dilakukan untuk berpisah dan tidak kehilangan segalanya? Apakah kami tetap dapat menjadi sebuah keluarga, meskipun kami tidak lagi menjadi pasangan? Kami pun memutuskan untuk mencoba.”
Ketika mereka memulai prosesnya, Gwyneth mengaku hari-hari yang baik dan buruk. Namun, keduanya tetap menjalaninya sampai akhir.
Ketika mereka mengumumkannya melalui surat yang diunggah melalui Goop, Gwyneth mengingat, “Saya tahu bahwa tulisan ini akan menarik banyak perhatian, selalu terjadi pada pasangan selebriti yang mengakhiri hubungan mereka, tetapi saya tidak pernah menyangka apa yang terjadi berikutnya. Masyarakat begitu cepat meluapkan amarah mereka. Saya sudah cukup terpukul selama satu tahun yang berat. Sejujurnya, intensitas dari responnya membuat saya paling terpukul dibandingkan kehidupan publik saya yang lain.”
Meskipun mendapat cemooh, Gwyneth dan Chris menemukan cara yang tepat bagi mereka. Kini, sesuai dengan cerita yang dituangkan oleh pemiliki Goop ini, ia sempat mempertanyakan bagaimana mereka melakukannya.
“Hal ini sangat berbeda untuk setiap pasangan, tetapi, bagi saya, ini sangat berarti, menjadi sosok yang accountable untuk menyelesaikan permasalahan dalam hubungan saya,” tulisnya. “Banyak aspek dalam diri saya yang berusaha saya sembuhkan dalam hubungan ini, bahwa saya tidak jujur terhadap diri saya. Saya telah dibutakan, dan tidak membuka diri. Saya harus mengakui itu dan cukup berani untuk membaginya.”
Ia menambahkan bahwa pasangan “perlu saling memaafkan. Tentunya, dengan pengecualian, di banyak kasus, hubungan berarti 50/50,” tulisnya, “lebih nyaman untuk menjadi seseorang yang tersakiti sehingga Anda tidak perlu melihat kesalahan Anda.”
Hal yang paling penting, Gwyneth mendorong pasangan untuk melepaskan rasa negatif dan berpegang pada perasaan cinta yang menjadi energi utama dalam sebuah hubungan. “Anda pernah mencintai mantan pasangan Anda dan mungkin Anda masih mencintainya, maka Anda perlu menyimpan nilai-nilai yang baik dekat dengan hati Anda,” tulisnya. “Masuk pada inti penting dari tulisan ini: Anda boleh mencintai bagian dari mantan pasangan Anda yang selalu Anda cintai. Bahkan, hal ini yang membuat proses conscious uncoupling dapat berjalan. Cintai seluruh bagian yang baik dari mereka. Bagian itu masih ada, mereka masih membuat Anda merasakan rasa yang pernah Anda rasakan terhadap mereka. Daripada menutup diri Anda terhadap perasaan tersebut, mulai mendalami perasaan yang Anda rasakan. Terkadang, kita kehilangan arti hidup jika kita membuat sesuatu sangat buruk atau sangat baik.”
Akhirnya, ia menambahkan bahwa meski berpisah, Chris memang ditakdirkan untuk hadir dalam hidupnya. “Saya tahu mantan suami saya ditakdirkan untuk menjadi ayah dari anak-anak saya, dan saya tahu bahwa suami saya sekarang adalah orang yang ditakdirkan untuk hidup berdampingan dengan saya,” tulis Gwyneth, membahas tentang suaminya saat ini, Brad Falchuk, seorang produser di sebuah televisi. “Conscious uncoupling membuat kami memahami dua cinta yang dapat hidup berdampingan satu sama lain.”
Gwyneth dan Chris secara resmi bercerai pada 2016. Gwyneth lalu menikah dengan Brad pada 2018, ketika Chris tengah menjalin hubungan dengan aktris, Dakota Johnson.
(Penulis: Chelsey Sanchez; Alih Bahasa: Vanessa Masli; Disadur dari BAZAAR US; Foto: Courtesy of BAZAAR US)