Ketika melihat foto-foto Duchess of Cambridge, Kate Middleton, perhatian kita secara otomatis akan tertuju pada keanggunannya. Ia tidak pernah terlihat dengan rambut berantakan tidak tertata, selalu terlihat dengan gaya berpakaiannya yang feminin dan stylish, dan foto-fotonya memukau publik saat ia bersama Pangeran George, Putri Charlotte, atau juga Pangeran Louis.
Jadi, Anda dimaafkan jika tidak menyadari detail kecil namun penting dari penampilan Kate ini. Mungkin sampai penggemar berat keluarga kerajaan juga tidak akan pernah menyadari bekas luka sepanjang tiga inci pada wajah Kate tersebut.
Wajar jika Anda binggung karena tidak pernah melihat bekas luka yang terletak pada bagian kiri wajah Kate tersebut. Pasalnya, bekas luka tersebut lebih tepatnya terletak pada bagian garis rambut Kate, dan biasanya tertutupi oleh tatanan rambut up-do-nya yang sleek ataupun geraian rambut yang di blow-dry.
Bekas luka tersebut menjadi perhatian publik mulai tahun 2011 silam. Dengan rambutnya yang dijepit kebelakang, publik mulai mengkritisi bekas luka yang terlihat di garis rambut Kate, dan banyak juga yang berkata bahwa garis tersebut berasal dari hair extension yang tidak tertutupi dengan benar. Tetapi, Kate Middleton sebagai Duchess of Cambridge tidak akan pernah mengunakkan hair extension pada rambutnya.
Saat itu, juru bicara kerajaan ikut turun tangan menanggapi spekulasi-spekulasi publik tersebut. Cerita lengkap bagaimana Kate mendapatkan bekas luka tersebut juga belum diketahui oleh publik dan dirahasiakan karena dianggap sebagai hal yang privat.
"Bekas luka tersebut berhubungan dengan operasi yang dilakukan pada masa kecilnya," jelas juru bicara kerajaan pada E! News. Sebelumnya, banyak orang berspekulasi bahwa bekas luka tersebut berasal dari operasi yang serius ataupun tindakan untuk menghilangkan tanda lahirnya.
Jadi inilah rahasia bekas luka Kate Middleton tersebut. Di balik kecantikan dan keanggunannya, ia memiliki bekas luka yang dianggap publik sebagai badass, dan memberikan kesan cool pada keseluruhan penampilan femininnya.
(Penulis: Lucy Wood; Artikel ini disadur dari Bazaar US; Alih Bahasa: Kezia Angeline Gunawan; Foto: Dok. Bazaar US)