Eksekusi yang impresif pada sebuah gaun pengantin tak lepas dari segenggam inspirasi yang melatarbelakangi proses rancangannya.
Begitu pula ketika Monica Ivena mempersembahkan koleksi gaun pengantin teranyar dari lini Monica Ivena Couture yang bertempat di Grand Hyatt, Jakarta beberapa waktu lalu.
Dalam sebuah wawancara singkat, ia memaparkan bahwa inspirasi kali ini hadir lewat indahnya gunung es yang diselimuti salju abadi, tampak menawan namun turut menggambarkan kesan kokoh dan menyimpan kekuatan yang dahsyat.
Presentasinya dibuka dengan langkah para peraga dengan gaun pengantin bervolume megah, lengkap dengan ornamen bebatuan yang spektakuler.
Tampilannya pun disuguhkan dalam siluet fantastis, seperti gubahan bustier bersiluet portrait neck serta sweetheart yang memperindah potongan basque, sarat akan klasiknya pernikahan ala Eropa beberapa dekade silam.
Potongan asimetris pada area pundak pun tampil unggul, selain modifikasi ball gown yang menakjubkan.
Interpretasi kesan glamor namun feminin memang menjadi daya pikat Monica Ivena sejak awal kariernya di tahun 2011 lalu. Namun melihat perkembangan mode yang gesit, ia turut mengadopsi teknik rancangan, pemilihan material dan padu-padan aksesori dengan look yang lebih kini.
Sebuah gaun mini dengan ornamen kristal dekoratif berpadu thigh high boots berwarna metalik, misalnya. Ada pula opsi celana panjang beraksen flare yang tampil dengan padanan ganda dari cropped top juga cropped cape yang keduanya berhias embellishment dan mutiara.
Tangan dingin Rinaldy A. Yunardi pun tak ketinggalan menyempurnakan koleksi Eisberg ini. Seperti yang dapat Anda lihat pada sejumlah aksesori, baik hairpiece dan anting yang didominasi mutiara serta kacamata penuh batuan kristal yang memukau.
Hingga akhir dari presentasinya, para pencinta fashion tak henti dibuat kagum berkat sajian busana yang dibalut cape berornamen tak biasa, berbentuk serupa stalaktit salju. Hal tersebut berkat campur tangan sang ayah yang menjadikan aluminium sebagai material utama.
Presentasi Monica Ivena kali ini disinyalir sebagai langkah awal sang desainer untuk lebih menjelajah industri fashion dunia, sebagaimana tujuan kolaborasi yang ia lakukan dengan The Clique, sebuah agensi public relation ternama yang berbasis di Hong Kong.
(Layout: Ifni Isauria, Foto: Hary Subastian)
