Kembali menyapa penonton seri Brunch with Dave Hendrik yang disiarkan langsung di akun resmi Harper's Bazaar Indonesia (@bazaarindonesia), dalam rangka merayakan Hari Persahabatan Internasional, Dave mengambil kesempatan ini untuk mendatangan dua orang sahabat yang telah menjalinkan hubungan persahabatan mereka selama 30 tahun. Memulai pertemanannya saat kuliah, kedua sosok ini memiliki prestasi yang luar biasa di dunia hiburan Tanah Air, mereka adalah Tika Panggabean dan Djoni Permato (atau yang lebih dikenal dengan nama Udjo). Di perbincangan kali ini, Botik (begitu panggilan akrab Tika) dan Udjo menceritakan pengalaman persahabatan mereka yang cukup lama itu, yang pastinya terkadang memiliki perbedaan pendapat dan berujung pada konflik. Kepada Dave Hendrik, Botik dan Udjo mengungkapkan fakta mengenai satu dengan lain jika sedang menghadapi konflik di antara mereka. Simak ceritanya di bawah ini:
"Botik tuh tipe sahabat yang kalau punya perbedaan pendapat lebih memilih untuk dibicarakan atau dibiarkan berlalu begitu saja menghindari konflik?" tanya Dave.
"Kalau dulu sih Project Pop sendiri punya prinsip lucu, bahwa konflik itu menimbulkan kasih sayang, Dave. Jadi, sebenarnya konflik itu bukan untuk dihindari, tapi konflik sebenarnya untuk dihadapi. Kalau menurut saya pribadi, segala sesuatu yang datar-datar saja tidak asik. Jadi harus ada, jalan tol Cipali saja pada awalnya banyak yang ketiduran karena terlalu panjang dan halusnya, begitu ya ibarat kata. Nah, tapi kalau kita jalan di Puncak zaman dulu, Jakarta ke Bandung lewat jalan Puncak, kayaknya tantangannya banyak. Karena kelokannya banyak, kita harus tau disini ada jalan yang bolong, itu hanya analogi. Begitu pun dengan hubungan, kalau buat saya dengan Project Pop, saya dengan Udjo, saya senang kalau ada konflik sebenarnya. Saya tipe orang yang selalu mengungkapkan, tidak hanya dengan Udjo di masanya juga," jelas Tika yang terpotong oleh Udjo.
Udjo memotong untuk mengatakan bahwa "Nah, ini kalau di Project Pop uniknya apa? Orang yang mengatakan apapun itu hanya Botik. Makanya ada kalimat, kebiasaan seseorang untuk menghindari yang namanya berargumen pasti ada di semua perkumpulan ya. Dan laki-laki ini termasuk yang seperti itu, Botiklah yang membiasakan tim ini, kalau ada apa-apa ngomong saja. Walaupun tidak semuanya ketularan, saya termasuk yang pada akhirnya ketularan. Jadi, saya senang sekali berdiskusi dan kalau berargumentasi, ayo saja. Yuk, selesaikan, gara-gara ketularan ini (menunjuk ke arah Botik)"
Setuju dengan ungkapan Udjo, Botik melanjutkan "Iya, kalau tadi tertuju pada pertanyaannya, kalau silang pendapat lebih baik diomongin atau didiamkan? Lebih baik diomongin. Karena saya tidak suka, menurut saya berargumentasi atau berdebat adalah bagian dari komunikasi. Jadi, jangan takut, justru sayang ingin tahu apa yang ada di pikiran Udjo. Kalau tadi Udjo bilang di tiga tahun terakhir sering bertengkar, saya hanya ingin tahu. Isi kepala Udjo apa dan saya juga ingin Udjo tahu isi kepala saya, isi hati saya, saya hanya ingin mengonfirmasi. Kalau memang tidak benar tidak apa-apa, tapi kalau memang benar tidak apa-apa juga. Berarti, ya kita tahu saja posisi kita masing-masing harus bagaimana pada satu sama lain. Saya lebih terbuka dengan perasaan, terkadang capai juga Dave, ada beberapa hal yang terbahas berulang, jangankan Udjo, saya juga capai. Tapi daripada dipendam, jadi malas, ya sudah, saya omongin terserah Udjo mau dengar atau tidak. Kadang hanya didengar sebentar abis itu tidak." ucap Tika dengan tertawa.
Untuk perbincangan lebih lanjut, nantikan video lengkap Brunch with Dave Hendrik dengan bintang tamu Tika Panggabean dan Udjo yang akan segera tayang di kanal YouTube Harper's Bazaar Indonesia.
(Penulis: Gracia Sharon, Foto: Courtesy of Instagram @bazaarindonesia, Tika Panggabean)