Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Tak Perlu Khawatir, Ini Cara Atasi Kecemasan Di Tengah Gelombang kedua Pandemi Covid-19 

Anda bisa melakukan beberapa cari berikut ini untuk menemukan kedamaian dan ketenangan kembali

Tak Perlu Khawatir, Ini Cara Atasi Kecemasan Di Tengah Gelombang kedua Pandemi Covid-19 
Saeffie Adjie Badas for Harper's Bazaar Indonesia

Semakin banyak orang yang mengalami stres dan kecemasan akibat wabah virus corona (Covid-19) gelombang kedua. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya gejala kecemasan, seperti susah tidur, merasa khawatir berlebihan, gelisah, tegang, jantung berdebar kencang, dan nyeri dada. Bahkan gejala bisa jauh lebih buruk jika Anda sudah hidup dengan gangguan kecemasan.

Namun, ada cara untuk membantu mengatasi gangguan kecemasan yang Anda alami selama gelombang kedua COVID-19. Pertimbangkan 9 tips sederhana berikut ini:

1. Tetap Berolahraga

Olahraga merupakan cara yang bagus untuk membantu mengurangi gejala kecemasan. Berdasarkan sebuah tinjauan tahun 2015 menemukan bahwa olahraga dapat menjadi metode pengobatan untuk orang dengan gangguan kecemasan. Tetap aktif berolahraga akan membantu Anda melepaskan kecemasan, menghilangkan stres, dan mengelola suasana hati Anda.

Meskipun saat ini tidak tersedia kelas olahraga berkelompok, namun Anda tetap bisa berolahraga di rumah. Cari video olahraga di platform berbagi video yang bisa Anda ikuti. 

2. Melakukan Meditasi

Melakukan meditasi dapat membantu menenangkan pikiran yang berkecamuk dan perasaan cemas, sehingga lebih mudah untuk mengelola stres dan kecemasan. Sebuah tinjauan tahun 2010 menunjukkan bahwa meditasi, termasuk mindfulness dan meditasi selama yoga, bisa sangat efektif untuk orang-orang dengan gangguan kecemasan dan mood

3. Menulis Jurnal

Menemukan cara untuk mengekspresikan perasaan cemas bisa membuatnya lebih mudah untuk dikelola. Dilansir dari laman kesehatan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa menulis jurnal dapat membantu mengatasi perasaan cemas dengan baik. Studi tahun 2016 menemukan bahwa menulis jurnal dapat membantu mengelola perasaan cemas.

4. Gunakan Aromaterapi

Mencium aromaterapi yang menenangkan dapat membantu meredakan gejala stres dan kecemasan yang bisa dialami selama gelombang kedua Covid-19. 

Aromaterapi lavender bisa sangat membantu. Sebuah studi yang dilakukan tahun 2012 menguji efek aromaterapi lavender pada 67 wanita yang mengalami insomnia. Hasil menunjukkan bahwa aromaterapi lavender dapat mengurangi detak jantung (heart rate) dalam jangka pendek dan membantu meringankan masalah tidur dalam jangka panjang. 

Seperti yang diketahui, sulit tidur dan jantung berdebar kencang menjadi salah satu gejala gangguan kecemasan. 

5. Mengonsumsi Teh Herbal

Ternyata, mengonsumsi teh herbal seperti teh chamomile bisa membantu mengatasi gangguan kecemasan. Belum lama ini, hasil dari penelitian kecil menunjukkan bahwa mengonsumsi teh chamomile dapat mengurangi kadar kortisol atau hormon stres dalam tubuh, sehingga dapat membuat tubuh dan pikiran lebih tenang. 

6. Bermain Bersama Hewan Peliharaan

Apabila Anda memiliki hewan peliharaan di rumah, meluangkan waktu untuk bermain bersama hewan peliharaan diketahui bermanfaat untuk mendukung kesehatan mental. Baru-baru ini, sebuah penelitian membuktikan bahwa hewan peliharaan dapat bermanfaat bagi orang-orang dengan berbagai masalah kesehatan mental, termasuk masalah kecemasan.

Bermain bersama hewan peliharaan juga dapat mengurangi perasaan cemas dan stres yang terkait dengan trauma. Hasil dari sebuah tinjauan sistematis tahun 2015 menunjukkan bahwa bermain bersama hewan peliharaan ditambah dengan treatment rutin dapat mengurangi gejalanya. 

7. Tetap Terhubung Secara Virtual Dengan Teman / Keluarga

Tiga dari lima protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus Corona adalah dengan menjaga jarak, menjauhi mobilitas, dan menjauhi kerumunan. Hal ini tentu saja dapat membuat seseorang merasa terisolasi dan kesepian, yang bisa memperburuk gejala kecemasan dan stres, bahkan bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik. Itulah mengapa penting untuk tetap terhubung sebaik mungkin dengan keluarga atau teman meskipun secara virtual, sehingga dapat membantu mengurangi gejala kecemasan dan mendukung kesehatan mental. 

Bertatap muka dengan orang terkasih melalui panggilan video diibaratkan seperti "vitamin" untuk kesehatan mental, mengurangi risiko depresi, dan membantu meredakan gejala stres dan kecemasan.

Saat melakukan panggilan video hindari mendominasi percakapan dengan topik virus Corona atau pandemi. Sangat penting untuk beristirahat sejenak dari pikiran stres tentang pandemi atau virus Corona untuk sekadar menikmati kebersamaan satu sama lain — untuk tertawa, berbagi cerita, dan fokus pada hal-hal lain yang lebih menyenangkan yang terjadi dalam hidup.

8. Bersikap Baik Kepada Diri Sendiri

Jangan terlalu keras kepada diri Anda sendiri. Tenangkan diri jika Anda mengalami gejala kecemasan yang lebih buruk dari biasanya. Ketika sudah merasa lebih tenang, Anda bisa meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan yang Anda sukai. Mungkin membaca buku, menonton acara komedi, mencoba resep masakan yang baru Anda temukan di internet, membuat kerajinan atau karya seni. Ini akan membantu Anda keluar dari perasaan cemas yang Anda rasakan. 

Jika memungkinkan, Anda bisa keluar sebentar seperti berjalan-jalan di sekitar lingkungan rumah untuk mendapatkan sinar matahari dan udara segar - tetap mematuhi protokol kesehatan. Ini akan membantu Anda mengurangi perasaan cemas dan stres. 

9. Konsultasikan Dengan Psikolog dan Psikiater 

Jika gejala gangguan kecemasan yang timbul sudah mengganggu kehidupan sehari-hari Anda, termasuk pekerjaan dan kehidupan sosial, mengonsumsi alkohol atau obat-obatan untuk mengatasinya, maka Anda perlu untuk menemui psikolog profesional. Psikolog profesional akan mendiagnosis dan mengobati kondisi kesehatan mental Anda melalui konseling. 

Jika kondisi gangguan kecemasan Anda sudah semakin memburuk, Anda mungkin perlu untuk menemui psikiater. Psikiater profesional dapat mendiagnosis, mengobati kondisi kesehatan mental, dan dapat meresepkan obat. 

(Foto: Saeffie Adjie Badas; Fashion Stylist: Michael Pondaag)