Rumah mode Dior berpartisipasi di kalender couture week yang saat ini harus dilangsungkan dalam format digital demi keamanan bersama dengan cara yang tak diduga-duga.
Cara Maria Grazia Chiuri mengemas presentasi koleksi Couture-nya mengundang kejutan dikarenakan tema yang diadopsinya kali ini mengundang siapapun yang melihatnya ke dunia fabel di alam lain.
Dilakukan dalam bentuk film pendek, Maria mendaulat sutradara Matteo Garrone untuk menciptakan sebuah film dengan sentuhan magis dan penuh keindahan dengan menampilkan makhluk-makhluk dunia dongeng.
Presentasi digital ini pun diawali dengan sekumpulan para tim yang bekerja di atelier sang rumah mode tampak berkutat dengan ragam miniatur busana koleksi couture Dior, untuk kemudian dipindahkan dalam sebuah 30 Avenue Montaigne trunk yang seketika mengingatkan kita kembali ke presentasi Couture autumn/winter 19 sang rumah mode sebelumnya.
Seluruh miniatur busana yang sudah dijahit kemudian dijejerkan di dalam trunk untuk bertemu dengan para makhluk nimfe di alam lain, di antara rimbunan pohon dan alam yang indah serta pesona danau dengan air jernih yang dihuni oleh legenda putri duyung.
Seketika para penonton dibuat terpana dengan suasana yang ditawarkan panorama sekitar di film pendek ini dan terbawa ke dalam alur cerita yang mana setiap makhluk legenda di dalam film memilih gaun Dior Couture yang mereka inginkan dengan antusias.
Setelah para makhluk nimfe memilih gaun yang mereka inginkan, scene pun berpindah ke atelier sang rumah mode yang mana seluruh tim langsung membuat gaun-gaun miniatur sebelumnya dan mentransformasikannya ke gaun versi dewasa.
Seketika para penonton disuguhkan dengan koleksi haute couture A/W 2020-2021 Dior yang langsung dikenakan dan diperagakan para makhluk nimfe di film pendek tersebut. Pancaran romantisme dan feminin ditransalasikan Maria Grazia Chiuri ke siluet-siluet busana surealisme dengan elemen siluet feminin khas Christian Dior yang diadopsi dari sosok figur wanita di gerakan seni surealisme seperti Lee Miller, Dora Maar, Dorothea Tanning, Leonora Carrington dan Jacqueline Lamba.
"Imaji surealisme dapat mengungkapkan apapun yang tidak terlihat menjadi terlihat. Saya sangat menyukai hal-hal penuh misteri dan magis, yang juga merupakan cara untuk mencoba mengetahui ketidakpastian di masa depan," ucap Maria Grazia Chiuri.
Selain mengusung konsep desain dari aliran seni surealisme, Maria Grazia Chiuri juga mencoba menerjemahkan Théâtre de la Mode yang berkisah tentang fenomena yang dialami industri adibusana setelah terjadinya Perang Dunia II, yang mana saat itu rumah adibusana mengalami kekurangan material untuk pembuatan pakaian. Hal tersebut disampaikan sang teater menggunakan miniatur busana, aksesori, dan manekin yang menjadi sumber inspirasi Maria selaku direktur kreatif di koleksi ini.
Berikut koleksi lengkapnya.
(FOTO: Courtesy of Instagram.com/@dior)