Dalam rangka hari jadi Jakarta ke-486, sebuah pertunjukan spektakular dihadirkan di Monas.
Berbeda dari biasanya, salah satu kegiatan yang disiapkan oleh pemerintah kota DKI Jakarta berupa pementasan Ariah. Ariah adalah sebuah musikal tari kolosal yang bercerita tentang kisah perjuangan perempuan untuk mempertahankan martabat serta kehormatannya. Setting ceritanya sendiri terjadi pada zaman penjajahan Belanda.
Panggung Ariah dibuat dengan tiga level ketinggian, 3 meter, 7 meter, dan 10 meter. Untuk mengimbangi kemegahan tugu Monas, panggung pun dibuat megah dengan mengambil simbol dari tiga tingkatan Monas, yaitu cawan, tugu, dan emas. Tidak hanya datar, panggung ini juga dibuat miring dengan beragam sudut. Sebanyak 200 penari dan 100 musisi orkestra ikut dilibatkan dalam pementasan ini. Tiga sosok yang dahulunya sukses menggelar pertunjukkan Matah Ati juga digandeng pada pementasan Ariah. Mereka adalah Atilah Soeryadjaya sebagai penulis naskah, Jay Subyakto sebagai penata artistik, serta Erwin Gutawa sebagai penata musik. Tim Harper's Bazaaar Indonesia berkesempatan menyaksikan langsung pertunjukan ini selama tiga hari berturut-turut.
Teks dan Foto: Hansel Mario