Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Segala Hal yang Perlu Diketahui tentang Perseteruan Hukum Blake Lively dan Justin Baldoni

Blake menuduh lawan mainnya di film It Ends With Us melakukan pelecehan seksual dan tindakan balas dendam.

Segala Hal yang Perlu Diketahui tentang Perseteruan Hukum Blake Lively dan Justin Baldoni
Courtesy of Bazaar US

Setelah berbulan-bulan rumor drama di balik layar, yakni Blake Lively menuduh rekan main sekaligus sutradara It Ends With Us, Justin Baldoni melakukan pelecehan seksual dan tindakan balas dendam melalui sebuah pengaduan hak sipil dengan tuduhan bahwa ia dan timnya merancang sebuah “rencana” untuk “menghancurkan” reputasinya. Kini Justin telah mengajukan gugatan balik dan pertarungan hukum yang kompleks pun dimulai.

BACA JUGA: Alasan Blake Lively dan Ryan Reynolds Melewatkan Acara Oscars 2025

Menurut pengaduan hukum pihak Blake yang diajukan ke Departemen Hak Sipil California pada bulan Desember dan diperoleh oleh sebuah media besar, ia mengeklaim bahwa selama proses syuting It Ends With Us, ia menyampaikan kekhawatiran mengenai “pelecehan seksual berulang dan perilaku mengganggu lainnya oleh Justin,” ujar seorang produser film tersebut, Jamey Heath.

Courtesy of Bazaar US

Tapi bagaimana sampai pada titik ini? Kedua pria tersebut yang memposisikan diri sebagai sekutu feminis di era #MeToo (dan seterusnya), mengungkapkan ketakutan bahwa tuduhan Blake akan menjadi konsumsi publik dan mencemari reputasi mereka, menurut pengaduan hukumnya. Selanjutnya, pengaduan tersebut menyatakan bahwa Justin dan Jamey memutuskan untuk merusak reputasi Blake sebagai gantinya.

Gugatan hukum Blake didukung oleh ribuan halaman pesan teks dan email yang diperolehnya melalui surat panggilan pengadilan (subpoena) dan kemudian ditinjau oleh sang media.

Baca selengkapnya untuk mengetahui segala hal tentang perseteruan hukum antara Blake dan Justin yang “sangat provokatif,” “lingkungan kerja yang penuh permusuhan” yang nyaris menggagalkan It Ends With Us, serta rumor perselisihan selama tur promosi film.

Apa yang dinyatakan dalam gugatan hukum Blake?

Dalam dokumen pengaduan tersebut disebutkan bahwa telah diadakan sebuah pertemuan untuk membahas “lingkungan kerja yang penuh permusuhan yang nyaris menggagalkan produksi” dan bahwa kedua belah pihak “mendiskusikan secara rinci perilaku tidak pantas yang dialami oleh Blake, karyawannya, serta para pemeran dan kru lainnya dari tindakan Justin” bersama dengan Jamey Heath, seorang produser film tersebut. Blake mengeklaim bahwa tindakan yang diduga dilakukan oleh keduanya menyebabkan dirinya mengalami “stres emosional yang berat.”

Di antara itu ada juga keluhan Blake yang lain yaitu bahwa Justin dan Jamey memperlihatkan video dan gambar wanita telanjang tanpa seizin dirinya, membahas dugaan kecanduan pornografi Justin dan Jamey, membicarakan ayahnya yang telah meninggal, serta menanyakan tentang berat badannya.

Setelah keluhan Blake dan permintaannya untuk batasan keselamatan di lokasi syuting, semua pihak sepakat bahwa Justin dan Jamey akan menghentikan tindakan tersebut serta tidak akan lagi membuat “deskripsi mengenai alat kelamin mereka sendiri” kepada Blake maupun kepada orang-orang lain di lokasi syuting.

Courtesy of Bazaar US

Dalam pertemuan tersebut di mana suami Blake yang juga merupakan aktor sekaligus produser, Ryan Reynolds bertindak sebagai wakil yang dipilihnya, sesuai dengan pengajuan berkas, semua pihak juga sepakat bahwa seorang koordinator keintiman akan selalu hadir setiap kali Blake berada di lokasi syuting untuk adegan yang melibatkan ketelanjangan atau simulasi hubungan seks dengan Justin. Gugatan tersebut juga meminta agar tidak ada lagi penambahan adegan seks, seks oral, atau klimaks di depan kamera oleh Blake Lively di luar cakupan naskah yang telah disetujui Blake saat menandatangani proyek tersebut.

Wayfarer, studio di balik film It Ends With Us menyetujui permintaan Blake, menurut hasil penyelidikan oleh sebuah media besar. Namun, ia juga mengeklaim bahwa Justin, yang juga menjabat sebagai sutradara film tersebut kemudian ikut serta dalam kampanye “manipulasi sosial” untuk “menghancurkan” reputasinya dengan mengutip pesan teks dari publisis Justin kepada publisis studio sebagai bukti.

Courtesy of Bazaar US

Apakah Blake atau Justin sudah berbicara secara terbuka mengenai pengajuan gugatan tersebut?

Seorang pengacara dari Wayfarer mengatakan kepada sebuah media bahwa pihak studio, para eksekutifnya, dan perwakilan hubungan masyarakat “tidak melakukan tindakan proaktif maupun balasan” terhadap Blake dan menuduh bintang Gossip Girl tersebut melakukan “usaha putus asa lain untuk ‘memperbaiki’ reputasi negatifnya.” Pengacara tersebut, Bryan Freedman, menulis: “Tuduhan ini sepenuhnya salah, mengejutkan, dan sengaja memancing kontroversi dengan maksud untuk menyakiti secara publik dan mengulang narasi di media.” 

Courtesy of Bazaar US

Bryan juga menuduh bahwa Blake membuat “berbagai tuntutan dan ancaman” selama syuting It Ends With Us, seperti “mengancam untuk tidak hadir di lokasi syuting, mengancam untuk tidak mempromosikan film tersebut yang pada akhirnya menyebabkan kegagalan saat rilis, jika tuntutannya tidak dipenuhi.” Saat dimintai komentar, seorang perwakilan Blake mengatakan kepada sang media, “Saya berharap tindakan hukum saya dapat membuka tabir taktik balas dendam yang licik ini untuk menyakiti orang-orang yang berani bersuara tentang pelanggaran dan membantu melindungi orang lain yang mungkin menjadi sasaran.”

Apa yang terjadi selama tur pers?

Rumor adanya perseteruan antara Blake dan Justin mulai muncul musim panas ini, saat tur pers resmi untuk film tersebut dimulai. Para penggemar memperhatikan bahwa Blake mempromosikan film bersama rekan pemerannya (kecuali Justin) dalam wawancara bersama dan di karpet merah. Demikian pula Justin yang melakukan tur pers secara solo dan tidak berfoto bersama para pemeran lainnya saat premier film tersebut di New York pada bulan Agustus.

Courtesy of Bazaar US

Selama tur tersebut, Blake dituduh oleh beberapa pihak tidak peka terhadap isu kekerasan dalam rumah tangga atau menolak untuk membahasnya (yang merupakan topik utama dalam film), tetapi menurut pihak media, rencana promosi resmi film tersebut menginstruksikan para pemeran untuk lebih fokus pada aspek positif dari film daripada pada kekerasan, serta mengusung tema bunga. (Karakter Blake, Lily Bloom yang memiliki toko bunga.)

Courtesy of Bazaar US

Apa yang telah dikatakan dan dilakukan Justin?

Justin terus-menerus membantah tuduhan yang dibuat Blake terhadapnya dan pada tanggal 31 Desember ia mengajukan gugatan senilai 250 juta dolar terhadap The New York Times atas pemberitaan mereka mengenai keluhan hukum Blake terhadap dirinya.

Pengacara Justin, Bryan Freedman, mengeklaim bahwa The Times “tunduk pada keinginan dan kemauan dua elit Hollywood yang berkuasa dan ‘tak tersentuh’,” yang dimaksud adalah Blake dan Ryan. Menurut Bryan, laporan The Times menggunakan “pesan teks yang sudah dipalsukan dan dimanipulasi.”

The Times membela pelaporannya. Publikasi tersebut menanggapi gugatan Justin dengan mengatakan, “Cerita kami dilaporkan secara teliti dan bertanggung jawab. Laporan tersebut didasarkan pada tinjauan ribuan halaman dokumen asli, termasuk pesan teks dan email yang kami kutip secara akurat dan panjang lebar dalam artikel tersebut.”

Dalam pengaduannya, Justin mengeklaim bahwa Ryan memarahi dirinya saat pertemuan di apartemen Ryan dan Blake di Kota New York pada Januari 2024, sehari sebelum syuting dijadwalkan untuk dilanjutkan setelah jeda akibat mogok kerja di industri.

Di sana, pengaduan menyatakan, “Ryan meledak dengan kemarahan, memarahi Justin dalam peristiwa yang kemudian Justin gambarkan sebagai pengalaman ‘traumatis,’ dan mengatakan bahwa ia ‘tidak pernah diperlakukan seperti itu sepanjang hidupnya.’”

Pertengkaran itu diduga terjadi karena Ryan menuduh Justin melakukan fat-shaming terhadap Blake selama syuting. (Justin mengatakan bahwa ia hanya menanyakan berat badan Blake sebelum adegan di mana ia harus menggendongnya, karena ia memiliki masalah pada punggungnya, bukan karena berniat melakukan fat-shaming.) Justin mengeklaim bahwa Ryan “menuntut” permintaan maaf untuk Blake, dan ketika ia “menolak meminta maaf atas hal yang tidak dilakukannya, Ryan menjadi semakin marah.”

Justin mengajukan gugatan balik ke Blake

Setelah mengajukan gugatan terhadap The Times, Justin juga mengajukan gugatan terhadap Blake, Ryan, dan publisis mereka, Leslie Sloane (serta perusahaan PR Sloane, Vision PR, Inc.). Gugatan senilai 400 juta dolar tersebut diajukan di Distrik Selatan New York pada tanggal 16 Januari.

Justin mengajukan gugatan atas tuduhan “pemerasan, pencemaran nama baik, pelanggaran privasi dengan pencitraan yang salah, pelanggaran perjanjian tersirat mengenai itikad dan campur tangan sengaja dalam hubungan kontraktual, campur tangan sengaja dalam keuntungan ekonomi yang prospektif, serta campur tangan dalam keuntungan ekonomi yang prospektif,” menurut dokumen yang diperoleh oleh sebuah media lain.

“Gugatan ini merupakan tindakan hukum yang didasarkan pada sejumlah besar bukti yang tidak dimanipulasi, yang merinci upaya penuh tipu daya dari Blake Lively dan timnya untuk menghancurkan Justin Baldoni, timnya, dan perusahaan-perusahaan mereka dengan menyebarkan informasi yang telah diedit secara ekstrem, tidak berdasar, baru, dan telah dimanipulasi oleh media,” ujar pengacara Justin, Bryan Freedman, dalam sebuah pernyataan. “Jelas, berdasarkan kesediaan penuh kami untuk menyediakan seluruh pesan teks, email, rekaman video, dan bukti dokumenter lainnya yang dibagikan antarpihak secara waktu nyata, bahwa ini adalah pertarungan yang tidak akan dimenangkan oleh Blake dan yang pasti akan ia sesali. Blake Lively kemungkinan besar telah disesatkan secara serius oleh timnya atau secara sengaja dan sadar telah memutarbalikkan kebenaran.”

“Jangan kita lupakan, Blake dan timnya berupaya menghancurkan reputasi dan mata pencaharian orang lain demi alasan yang sangat egois melalui manipulasi media yang berbahaya, bahkan sebelum mengambil tindakan hukum apa pun,” lanjutnya. “Kami mengetahui kebenarannya dan sekarang publik juga mengetahuinya. Justin dan timnya tidak punya apa pun untuk disembunyikan, dokumen tidak akan pernah bisa berbohong.”

Pada 9 Juni, Hakim Lewis J. Liman menolak gugatan balik Justin. Seorang sumber mengatakan kepada sebuah media bahwa Blake “menangis lega” atas keputusan tersebut.

Ia juga merilis sebuah video

Pada bulan Januari lalu, tim Justin merilis video berdurasi 10 menit yang menampilkan para pemeran It Ends With Us tampak saling bercanda ria di lokasi syuting. Namun Blake membalas dengan tegas; para pengacaranya menyatakan dalam sebuah pernyataan, “Justin Baldoni dan pengacaranya mungkin berharap bahwa aksi terbaru ini dapat mendahului bukti-bukti yang memberatkan terhadap dirinya, tetapi video itu sendiri justru memberatkan.” Para pengacara tersebut menambahkan bahwa “rekaman yang dirilis justru memperkuat” tuduhan pelecehan seksual klien mereka dengan menunjukkan perilaku Justin yang tidak pantas dan membuat Blake merasa tidak nyaman.

Dalam video tersebut, Justin terlihat berbisik di telinga Blake, menyentuhnya, serta mencium wajah dan lehernya.

“Video tersebut menunjukkan Justin berulang kali mendekat ke arah Blake, mencoba menciumnya, mencium keningnya, menggosokkan wajah dan mulutnya ke leher Blake, menyentuh bibirnya dengan ibu jarinya, membelainya, mengatakan betapa harum aromanya, dan berbicara dengannya di luar karakter,” kata pengacara Blake. “Setiap momen tersebut dilakukan secara improvisasi oleh Justin tanpa diskusi atau persetujuan sebelumnya dan tanpa kehadiran koordinator keintiman. Justin bukan hanya rekan main Blake, tetapi juga sutradara, kepala studio, dan atasan Blake.”

“Setiap perempuan yang pernah mengalami sentuhan tidak pantas di tempat kerja akan mengenali ketidaknyamanan yang dirasakan oleh Blake. Mereka akan mengenali upayanya untuk bersikap santai dan bercanda sebagai cara untuk mengalihkan sentuhan yang tidak diinginkan itu,” tambah mereka.

Hollywood menyatakan dukungan untuk Blake.

Rekan-rekan main Blake dalam Sisterhood of the Traveling Pants, America Ferrera, Alexis Bledel, dan Amber Tamblyn membagikan pernyataan bersama di Instagram untuk mendukungnya di tengah gugatan hukumnya terhadap Justin.

“Sebagai sahabat dan saudara perempuan Blake selama lebih dari 20 tahun, kami berdiri bersama dengannya dalam solidaritas saat ia melawan kampanye yang dilaporkan dilakukan untuk menghancurkan reputasinya,” tulis mereka. “Selama proses syuting It Ends With Us, kami menyaksikan keberaniannya dalam meminta lingkungan kerja yang lebih aman bagi dirinya dan rekan-rekan di lokasi. Kami sangat terkejut membaca bukti upaya yang terencana dan penuh dendam untuk mendiskreditkan suaranya.”

Mereka menambahkan bahwa bagian yang paling mengusik dari permasalahan ini adalah “eksploitasi tanpa malu terhadap kisah para penyintas kekerasan dalam rumah tangga untuk membungkam seorang perempuan yang meminta perlindungan. Kemunafikannya sungguh mencengangkan.”

Para aktor tersebut mengatakan bahwa mereka “terkejut oleh kenyataan bahwa meskipun seorang perempuan sekuat, seterkenal, dan seberdaya teman kami, Blake, ia tetap dapat menghadapi masalah yang keras karena berani meminta lingkungan kerja yang aman.”

Orang-orang lain, termasuk Gwyneth Paltrow, Amy Schumer, sutradara Shawn Levy, dan Colleen Hoover, penulis It Ends With Us, buku yang menjadi dasar film tersebut juga secara terbuka menyatakan dukungan mereka kepada Blake.

Courtesy of Bazaar US

Sementara itu, Justin dicabut kontraknya oleh agensi bakatnya, WME, dan podcast-nya, The Man Enough ditangguhkan setelah rekannya, Liz Plank mengundurkan diri.

BACA JUGA:

Blake Lively Tampil Seperti Putri Raja dengan Gaun Versace Bertabur Manik-Manik

Blake Lively Tampil Seperti Serena van der Woodsen dalam Penampilan Terbarunya

(Penulis: Harper’s Bazaar Staff; Artikel ini disadur dari: BAZAAR US; Alih bahasa: Megan Isman; Foto: Courtesy of BAZAAR US)