Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Memaknai Gegap Gemipta Perayaan Seperempat Abad Harper's Bazaar Indonesia

Dari reuni hangat sampai kisah penuh warna, perayaan ulang tahun ke-25 Harper’s Bazaar Indonesia jadi bukti kalau setiap cerita itu layak dirayakan.

Memaknai Gegap Gemipta Perayaan Seperempat Abad Harper's Bazaar Indonesia

"Ya ampun, masak sih sudah setahun berlalu lagi. Rasanya baru kemarin kita merayakan anniversary kita yang ke-24, saat ini kita bertemu untuk perayaan ke-25? Kok cepat amat ya waktu!” ucapan Nicoline Patricia di tengah meriahnya pesta malam itu. Sambil mengangkat gelas beradu pandang, kami berdua tersenyum dan berusaha menilik ke belakang, apa saja yang sudah berlalu setahun ini. Ah, terlalu banyak cerita yang memenuhi rentang 365 hari. Kembali setahun penuh, tim redaksi Harper’s Bazaar Indonesia berhasil menangkap geliat fashion Tanah Air, memaparkan kilau tren kecantikan serta menyarikan cerita gaya hidup memalui majalah juga halaman digital kami. Sebuah pencapaian kolektif yang harus dirayakan bersama.

BACA JUGA: Perjalanan 25 Tahun Harper’s Bazaar Indonesia dalam Menyuarakan Gaya Lintas Generasi

Hangat hati ini saat memandu acara di pesta malam itu. Sebelum mengundang Mbak Ria Lirungan untuk menyapa dan mengangkat gelas tanda puncak perayaan ini, ia meminta saya untuk terlebih dahulu mengundang ke depan semua tim redaksi Bazaar, past and present, untuk bergabung. Tak dipungkiri masing-masing dari mereka memiliki andil yang berarti dalam perjalanan ini. Malam itu, Mbak Ria seolah membagi sorotan panggungnya kepada tim sebagai bentuk apresiasi. Isi majalah yang dinikmati setiap bulan, unggahan video menarik yang menyapa lini masa halaman digital setiap hari, dan relasi baik yang terjaga dengan setiap mitra adalah hasil kerja keras bersama.

Kay Moreno mengatakan, pesta malam itu seru karena terasa seperti reuni. Banyaknya wajah akrab yang memenuhi rooftop Alila SCBD Jakarta malam itu membuktikan kuatnya komunitas pembaca dan penikmat Bazaar. Senior dan junior, pemain lama serta pemain baru, penggemar baru dan penikmat setia melebur tanpa batas. Bazaar tampaknya berhasil menjadi wadah di mana perbedaan dikesampingkan untuk persamaan minat. Saat banyak komunitas lain masih sibuk membedakan karakter antar generasi, beragamnya latar belakang warna pendukung Bazaar seolah menepis batas pembeda. Di dalam seni semua punya tempat yang sama.

Sally Koeswanto kembali memperkenalkan anak perempuannya pada saya. “Mom, we have already met before!” ralat sang gadis dengan manis. Tak apa sayang, mama-mu hanya ingin memastikan kehadiranmu diingat oleh kami. Memang tugas orang tua adalah menjembatani kehidupan.

April dan Summer Widira kemudian menyapa saya dengan senyum kompak khas mereka. “Having fun girls?” Tanya saya. “Always!” jawabnya.

Titi DJ berdiri paling dekat dengan panggung tempat saya memandu acara. Ah, bulan Mei ia juga merayakan ulang tahunnya. Saya colek sang diva dengan ajakan untuk janjian kopi darat berikutnya. “Sayangnya saya enggak akan ada di Jakarta tanggal tersebut. Mau ke Amerika saya!” katanya centil menggoda. “Liburan?” tanya saya menangkap umpannya. “Menik mau menikah!” senyumnya berbintang. “Aih, selamat ya, Ti. Apa rasanya mau mantu, nih? Eh, saya bagi berita ini di kolom saya di Bazaar boleh, ya?” ucap saya sambil setengah memeluknya. “Ya masak untuk Bazaar saya nolak!” Bibir merah Titi tak berhenti berkembang siratkan bahagia.

“Kak minggu depan aku syuting sama kamu untuk Brunch With Dave Hendrik, ya!” Mikha Tambayong mengaburkan lamunan saya saat sedang duduk menanti acara mulai. Melalui acara saya di kanal YouTube Bazaar, sudah banyak sekali sisi lain dari para selebriti yang berhasil kita perlihatkan. “Kak, pasangan Valentine Brunch With Dave Hendrik tahun ini, beritanya baru saja bercerai!” celetuk salah satu tim redaksi. Sedih. Paling tidak di video wawancara Bazaar, kita sudah turut merayakan kisah indah rumah tangga mereka sebelum berpisah. Biar bagaimanapun, setiap manusia berhak menikmati bahagia apa pun kisahnya kini, yang manis kan tetap suguhkan arti. “How are you holding up now?,” tanya saya seusai memeluk Renata Kusmanto. “Life goes on,” senyum Renata menjawab. Pretty inside out she is.

Tua-muda, hitam-putih, susah-senang, naik-turun, juga gelap-terang yang mewarnai cerita Bazaar selama ini, satu per satu semuanya layak dirayakan. Fashion adalah lebih dari sekadar lipitan kain memeluk tubuh. Beauty bukanlah hanya menawannya topeng sosial yang kita kenakan di luar. Gaya hidup tak akan memiliki cerita tanpa aksi pelakon kehidupannya. Bazaar adalah tentang kehidupan kita, komunitasnya. Selamat hari jadi, bersinarlah selalu! Terima kasih telah menerima saya menjadi bagianmu.

BACA JUGA:

Membenah Tubuh, Pikiran, dan Emosi Lewat Beragam Metode Detoks 

Memberikan Napas Baru ke Kain Sisa Produksi

Baca artikel Diary Dave yang berjudul "Semangat Perak Menyala" yang terbit di edisi cetak Harper's Bazaar Indonesia - Juli 2025; Disadur oleh: Megan Isman.