Di dunia yang masih perlahan pulih dari pandemi, dicampur dengan rasa tak sabar untuk kembali berpelesir, Fendi seolah menggemakan sentimen menuju post-covid yang rindu akan kebebasan di pergelaran untuk koleksi pria di musim 2023 mendatang. Karpet runway berwarna biru laut terbentang luas menggambarkan nuansa cerah destinasi liburan kota pesisir. Visual itu dipadu dengan tembok hitam dan pancaran lampu spotlight kekuningan yang menyerupai matahari terbenam. Permainan kontras dan jukstaposisi (atau perpaduan elemen yang berlawanan) inilah yang menjadi titik vokal persembahan Silvia Venturini Fendi kali ini.
“Ada keseimbangan antara kemeriahan dan kesederhanaan,” tutur direktur kreatif rumah mode Italia tersebut. Silvia juga menambahkan bahwa koleksi ini mengusung “kebebasan bereksperimen yang tak kenal waktu, seiring kita mencoba mengembalikan indahnya waktu luang.”
Terlihat siluet dan material menswear yang klasik dan familier seperti jaket, kemeja, T-shirt, ataupun sweatshirt dan sneakers yang dielevasi bersama hiasan embroidery mote-mote. Potongan pada luaran panjang pria memberikan kesan lebih santai yang menyerupai daster wanita.
Ya, kembali mengutamakan unsur kontras dan ambiguitas gender. Ada juga penggunaan teknik trompe l’oeil yang menjelmakan beberapa material seperti shearling menjadi seolah denim, dan mohair yang diberikan corak kulit sapi.
Tas ikonis Peek-a-Boo pun mendapat treatment unik lewat pemakaian material denim menyerupai celana jin dan aksen kulit hitam yang menyerupai ikat pinggang, lengkap dengan kantong khusus untuk botol minum. Kemudian ada corak-corak menyerupai proyeksi termal cuaca dengan warna-warna elemen alam seperti cokelat, biru, dan kuning yang menghiasi berbagai macam atasan dan luaran.
Mengingat gaya hidup digital nomad semakin populer melalui perkembangan teknologi dan kurangnya mobilitas pergi ke kantor akibat pandemi selama hampir tiga tahun terakhir ini, pendekatan kontras ini pun juga nyata dari segi padu padan. Semisal jaket formal dan tailored yang dipadu bersama aksesori topi bucket dan tote bag denim berjumbai yang memberikan nuansa lebih rileks dan bohemian, seolah menjodohkan budaya hustling dengan budaya slow living. Koleksi ini dengan sangat effortless, mencerminkan prioritas dan aspirasi generasi muda zaman ini yang gemar mempelajari keseimbangan antara bekerja keras dan menghargai waktu luang.
(Penulis: Hans Hambali; Foto: Courtesy of Fendi)
