Banyak di antara kita yang merasa cemas untuk menghadapi kehiudupan pasca pembatasan sosial berskala besar dan membayangkan seperti apa kenormalan baru yang akan kita lalui. Di sisi lain, ini adalah waktu yang baik untuk merefleksikan tentang bagaimana kita akan menjaga kesehatan badan dan mental yang lebih baik nantinya.
Kami berbicara dengan Clare Dale dan Patricia Peyton yang merupakan penulis buku Physical Intelligence (Simon & Schuster) dan direktur dari Companies in Motion tentang bagaimana kehidupan yang lebih santai selama PSBB akan memberikan manfaat pada kesehatan kita dalam jangka waktu yang panjang:
Baru-baru ini kami bekerja bersama sekelompok orang profesional dan meminta mereka untuk menjelaskan bagaimana masa lockdown yang mereka lalui. Tanggapannya beragam, mulai dari mendeskripsikannya sebagai “surga" hingga “neraka di atas bumi.” Hal serupa kami lakukan pada polling terkini. Kami meminta kepada 60 orang untuk menilai tingkat stres yang mereka alami selama masa pandemi ini dengan skala 1-10. Respons angka yang mereka sampaikan juga bermacam-macam.
Sampel anekdot ini menguatkan kebenaran akan sebuah kutipan populer bahwa kita semua mungkin menghadapi badai yang sama namun hampir dipastikan tidak berada di atas kapal yang sama. Setiap orang memiliki pengalaman yang unik. Pertimbangkan sudut pandang berbeda yang bisa dilihat dari pandemi ini. Ada mereka pekerja kesehatan profesional di rumah sakit yang penuh dan tercukupi secara finansial, ada orang tua tunggal yang keluar dari pekerjaannya dan merawat anak-anaknya di rumah, serta ada pula yang menerima gaji utuh namun pekerjaannya menjadi lebih ringan.
Bagi sebagian dari kita, ini adalah momen di mana dunia yang biasanya bergerak serba cepat kini berhenti sejenak. Agenda kegiatan sosial kini telah kosong. Lebih dari 8 juta pekerja di Inggris dirumahkan. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang sebenarnya sudah lebih banyak berolah raga dan makan lebih baik selama PSBB. Meningkatnya jumlah orang yang memasak dan membuat kue di rumah membuat rak-rak tepung di supermarket sering kosong. Bagi orang-orang ini, PSBB telah membantu mereka untuk hidup lebih santai dan memprioritaskan kesehatan.
Sekarang yang lain menjadi lebih sibuk dibandingkan hari-hari biasanya sehingga semakin penting untuk memperhatikan kesehatan. Apapun pengalaman yang dilewati selama PSBB, kita memiliki kesempatan untuk mengambil pelajaran dan menjadikannya sebagai bekal saat menghadapi kehidupan pasca Covid, terutama dalam hal kesehatan dan langkah hidup kita.
Membangun ketahanan
Istirahat dan relaksasi sangatlah penting bagi kesehatan karena keduanya dapat membangun ketahanan tubuh kita. Resilience adalah kemampuan kita untuk cepat bangkit kembali dari kesulitan baik secara fisik, mental, dan emosional untuk beradaptasi pada perubahan serta berkembang dan belajar selama prosesnya. Waktu terbaik untuk membangun resilience adalah sebelum kita membutuhkannya, tetapi tak ada kata terlambat untuk memulai. Jadi jika Anda adalah salah satu dari orang beruntung yang memiliki banyak waktu santai karena Covid-19, kami sangat merekomendasikan Anda untuk memanfaatkannya dan membangun ketahanan diri. Jika hanya memiliki sedikit waktu, penting bagi Anda untuk menemukan momen sendiri untuk membentuk resilience sebagai perisai melawan kelelalahan.
Karena terbiasa dengan gaya hidup yang melibatkan aktivitas cepat, banyak orang yang kesulitan untuk santai dan rileks sepenuhnya. Seringkali ketika kita bepergian dan akhirnya memiliki waktu libur, kita justru terjangkit flu atau menghabiskan waktu selama liburan untuk beristirahat. Memiliki waktu bersantai yang lebih banyak maupun sedikit, mengistirahatkan diri dari teknologi dan berita selama 24/7 serta media sosial juga menjadi tantangan tersendiri terutama saat ini. Untuk mengatasinya agar Anda dapat bersantai sepenuhnya, penting untuk melakukan kegiatan yang restoratif dan rileks sehari-hari dengan benar-benar fokus dan memprioritaskannya.
Membangun ketahanan diri tidak harus memmerlukan banyak waktu dan mahal. Kegiatan seperti olah raga fisik, mengonsumsi makanan bernutrisi (terutama vitamin B dan magnesium), tetap menjaga tubuh terhidrasi, meditasi, pijat, berjemur, dan menghalau pikiran negatif demi meningkatkan optimisme dapat membantu kita membentuk ketahanan diri. Ketika Anda melihat agenda orang-orang dengan resilience yang tinggi, Anda akan menemukan bahwa mereka memiliki jadwal untuk bersantai dan memiliki aktivitas yang sifatnya restoratif seperti massage secara rutin, menghabiskan waktu bersama teman dekat, dan kegiatan sosial lainnya yang menyenangkan. Setiap minggu terutama setelah melewati hari-hari yang intens, luangkan waktu Anda untuk beristirahat dan memulihkan diri. Bagi saya, mandi dan berendam dalam waktu yang lama, menikmati dark chocolate (hanya satu atau dua potong), mendengarkan musik yang menenangkan, dan buku sudah cukup. Bagi yang lain, mungkin mereka menghabiskan kahir pekan dengan bersepeda atau mendaki, menyaksikan pertandingan sepak bila atau bermain golf, menonton film, dan bermain bersama anak-anaknya. Carilah kegiatan apa yang yang dapat memulihkan Anda dan sediakan waktu untuk itu.
Terlalu banyak orang yang mengebut saat berkendara dengan kaki mereka yang tak lepas dari pedal gas yang menguras adrenal dan ketahanannya. Jika Anda menyetir mobil dengan kencang, kaki Anda terus menginjak pedal gas, kemudian membanting rem , dan tancap gas dengan cepat, maka mobil adan akan rusak lebih cepat. Berbeda jika Anda mengendarainya dengan pelan dan melakukan servis mobil secara rutin. Teori yang sama berlaku untuk kelenjar adrenal kita.
Ketika kita bekerja, kelenjar adrenal kita memproduksi kortisol sehingga kita dapat tampil dengan percaya diri. Supaya dapat pulih dengan cepat, kita perlu rileks. Tanpa beristirahat, kadar kortisol akan tetap tinggi dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan kelelahan adrenal. Pada kasus serius, kelelahan ini dapat mengancam nyawa. Untungnya, banya dari kita yang hanya mengalami burnout yang sedang, sebuah kondisi umum yang kini bertambah seiring adanya peningkatan perubahan tempo beraktivitas di kantor dan di rumah.
Tanda-tanda ketahanan diri yang lemah
Waspadai gejala-gejala awal Anda memiliki resilience yang rendah, di antaranya adalagh:
• Tekanan darah tinggi
• Level kecemasan yang rendah
• perubahan suasana hati
• Tidak mampu beradaptasi dengan perubahan
• Merasa selalu lelah
• Mengebut
• Terobsesi terhadap sesuatu
• Cepat marah.
Jika mengalami tanda-tanda ini, tingkatkan teknik-teknik meningkatkan resilience Anda.
Relaksasi menghalau segala dampak berbahaya dari adrenalin stres dan kortisol dengan menstimulasi sistem saraf parasimpatetik dan produksi asetilkolin. Zat kimia ini penting untuk mengembalikan keseimbangan dengan cepat (homeostasis) dan meningkatkan lemampuan belajar, memori, serta tetap tenang saat berada di bawah tekanan. Kita mengaktifkannya dengan cara menciptakan relaksasi momen-mikro, bahkan dengan aktivitas yang mudah seperti bernapas yang baik, tidur siang di hari Sabtu, atau berjalan santai. Bernapas secara efektif juga penting sebab ini dapat membantu Anda untuk tetap tenang dalam situasi yang tegang (misalnya perdebatan keluarga atau pertemuan kerja yang menantang). Tanpanya, kelenjar adrenal akan terus memompa adrenalin tanpa asetilkolin yang cukup untuk menyeimbangkannya.
Apa yang dilakukan untuk rileks
Untuk memastikan bhawa Anda memiliki cukup waktu untuk beristirahat dan memulihkan diri, tulislah huruf REST yang merupakan singkatan dari Retreat, Eat, Sleep, dan Treat. Masukkan ini ke agenda Anda setiap minggu. Pertahankan kegiatannya dan ajaklah orang-orang terdekat serta rekan Anda untuk melakukan hal yang sama.
Retreat sama artinya dengan ketika seorang pemain tenis meletakkan handuk di kepalanya di tengah-tengah set permainan. Temukan waktu untuk menyendiri dari lingkungan sekitar Anda.
Eat (makan sehat). Diet yang tinggi gula, karbohidrat, daging, dan produk susu akan menyebabkan tubuh dalam kondisi asam dan meningkatkan kadar kortisol melebihi yang seharusnya. Yang terpenting, kta sebaiknya makan makanan sehat serta sayuran berwarna cerah, buah-buahan, kacang-kacangan, ikan, daging sebanyak dua kali dalam seminggu, nasi, roti wholemeal, dan dark chocolate berkualitas.
Sleep atau tidur merupakan aktivitas yang paling berpengaruh, penting untuk fungsi otak dan membantu dalam mengambil keputusan dibandingkan saat kita terjaga. Sebagian besar membuthkan waktu selama tujuh hingga sembilan jam untuk tidur. Tambah waktunya dengan meluangkan waktu untuk tidur siang, tidur 30 menit lebih awal, atau tidur lebih lama di akhir pekan. Waktu tidur yang cukup sangatlah penting karena jika kadar kortisol Anda terlalu tinggi maka melatonin tidak dapat melakukan perannya dan persediaan serotonin tidak dapat diperbarui ketika kita tidur. Akibatnya, kita akan mengalami brain fog dan menjadi mudah marah, Menciptakan aturan tidur dengan rileks dan mengaplikasikan teknik relaksasi dapat membantu Anda untuk terlelap. Jika Anda memiliki waktu sekarang, perbaikilah kebiasaan dan pola tidur Anda.
Treat. Ada dua tipe treat yang perlu Anda ketahui. Pertama adalah sesuatu yang menyenangkan di awal namun dapat membuat kecanduan (seperti gula dan alkohol yang tak terkalahkan), dan kedua adalah sesuatu yang sifatnya benar-benar restoratif. Tetaplah untuk mengonsumsi sesuatu yang adiktif dalam kadar minimal dan kembangkan kebiasaan untuk memanjakan diri. Treat yang baik dapat meningkatkan kadar dopamin dan serotonin. Cobalah untuk memikirkan hal-hal lain di luar makanan, Memiliki bacaan yang menarik, film yang bagus untuk ditonton, mendengarkan opera sabun, TED talks, dan menyaksikan serial dokumenter atau kegiatan lain yang Anda sukai bisa membantu untuk meningkatkan kadar dopamin.
Kehidupan pasca PSBB
Ketika kehidupan kembali lagi dengan kenormalan baru, tetaplah untuk mempraktikkan hal-hal di atas. Perhatikan gejala kelelahan yang Anda alami dan rekan-rekan Anda serta mintalah mereka dan keluarga untuk melakukan hal yang sama. Gejala burnout yang dikeluhkan orang-orang adalah detak jantung yang meningkat, kulit terlihat pucat, masalah pencernaan, tidak bisa beristirahat meskipun hanya sebentar, sering menderita flu, sering membuat kesalahan, dan lain-lain.
Ketika kita meluangkan waktu untuk melakukan REST, kita membangun resilience seiring berjalannya waktu sehingga kita bisa mengandalkan mekanisme diri untuk bangkit kembali dan berada dalam kondisi yang terbaik secara konsisten. Membangun kedisiplinan soal self-care dapat menciptakan pondasi yang solid sehingga Anda dan orang-orang di sekitar Anda mendapatkan pencapaian yang lebih, menurunkan stres, serta hidup dan bekerja dengan lebih bahagia yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama setelah krisis ini berakhir.
(Penulis: Claire, telah ditinjau secara medis oleh dokter Roger Henderson; Artikel ini disadur dari: Bazaar UK, Alih bahasa: Erlissa Florencia; Foto courtesy of: Bazaar UK)