Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Dua Desainer Indonesia Kembali Menampikan Karyanya di Paris

Dalam sebuah Pop-up store, dua desainer Indonesia mencoba merangkul pasar Paris.

Dua Desainer Indonesia Kembali Menampikan Karyanya di Paris

Dua desainer muda Indonesia diundang untuk berpartisipasi di acara French Kiss Asia yang terletak pada sebuah butik di tengah kota Paris. Mereka tampil bersama dengan desainer muda Asia dan Prancis lainnya, seperti dari Jepang, Singapura, Korea Selatan, Vietnam, dan Cina. Di sini, mereka berhadapan langsung dengan para Parisien buyer.

Sebuah concept store bernama L’exception yang terletak di distrik satu Forum des Halles, menggelar karya para desainer muda dalam format Pop-up store. Ini merupakan distrik yang berada pas di tengah kota Paris yang padat dan ramai dan juga berdekatan dengan museum seni modern, Centre Pompidou.   


Di hari pertama khusus undangan, butik ini tampak dipadati para fashionita muda bergaya unik dan beragam, dari gaya street wear, gaya hipster hingga K-Pop style, membuat suasana malam pembukaan itu ceria dan energik. Dua gadis dengan baju yang berwarna-warni menjadi DJ di sore hari itu, menggiring para undangan dengan musik hip-hop dan di selang dengan live show kroncong modern, yang salah satunya melantunkan lagu Bengawan Solo dan dibawakan oleh seorang pemuda Indonesia. 

Di antara para tamu yang datang, saya berjumpa juga dengan Ibu Nur Indah Sari. Ia adalah istri dari duta besar Indonesia untuk Prancis yang hadir bersama atase perdagangan, Ibu Megawati.

Sore itu, butik yang ditata dengan gaya muda, diberi dekorasi menyerupai suasana musim panas di pantai dengan para bartender dengan kaus pelaut bergaris-garis putih merah, kursi pantai untuk berjemur, dan tidak ketinggalan sudut untuk berswafoto. Baju-baju dan aksesori para desainer tergantung dan dipajang di sekeliling butik.


Salah satunya adalah Duren, label asal Jepang dengan rangkaian desain tas konseptual yang menggunakan bahan kulit dan kertas alumunium. Lalu label Rusmin dari Prancis dengan konsep pakaian yang didaur ulang dan bergaya urban Paris. Kemudian, Rin Jeo dari Korea Selatan yang mempunyai koleksi mudah pakai dan ramah lingkungan.

Berlanjut, saya melihat dua label dari Indonesia terpajang. Cukup beruntung hari itu karena dua desainer Indonesia tersebut bisa turut hadir  di acara ini. 

Seorang desainer muda dibalik label Soe Jakarta, yaitu Monique Soeriatmadja dari balik kesibukannya, sempat menjawab beberapa pertanyaan sehubungan dengan event yang cukup menarik ini.

"Saya pernah jumpa dengan organizer acara ini ketika saya membawa koleksi saya dalam sebuah showroom di Paris tahun lalu. Mereka suka dengan desain-desain yang saya buat dan kemudian menghubungi saya," ujar Monique.

Ia melanjutkan, "Saya kemudian berdiskusi dengan Diaz yang juga diajak untuk acara ini. Diaz juga tertarik dan melihat kalau ajang ini adalah event yang keren. Bagi saya juga ini dalah sebuah kesempatan yang baik terutama kita akan berhadapan dengan client langsung dan menjadi sebuah pengalaman baru."

Dengan sentuhan yang unik dan gampang dipakai, gaya koleksi Soe Jakarta menampilkan siluet wanita yang bebas dengan penyilangan bahan tradisional tenun dan kain modern.  

Sekitar 25 looks yang merupakan best-seller, dibawa untuk acara ini termasuk di antaranya beberapa koleksi terbaru untuk tahun 2020.

Label Indonesia lainnya adalah Wilsen Willim, yang hadir di acara ini diwakilkan oleh Diaz Parsada. Ia berkata, "Secara mendadak saya ditawarkan untuk ikut dalam acara ini, dan saya melihat kalau butik ini adalah sebuah butik yang menarik dengan lokasi yang strategis. Dengan banyaknya orang yang lalu lalang dan juga banyaknya turis yang melewati daerah ini, saya ingin melihat tanggapan para client internasional".



Di antara denting gelas minuman, Diaz menambahkan, "Di Paris, saya umumnya berjumpa dengan para buyer untuk memperkenalkan koleksi Wilsen Willim ini dalam sebuah showroom. Walaupun sebenarnya koleksi kami pernah masuk ke Bon Marché, salah satu pusat perbelanjaan di kota Paris, yang notabene biasanya banyak dikunjungi oleh masyarakat Parisien.  


Dengan membawa 16 looks, koleksi klasik Wilsen Willim, seperti kemeja unisex berwarna hitam dan putih dari bahan katun, yakni juga ada signature items dari label ini, dengan detail seperti lipatan origami. 

French Kiss Asia ini akan berlangsung hingga tanggal 30 juni dan bertepatan dengan mulainya agenda Paris Men's Fashion Week.

Seperti dikatakan oleh label Soe Jakarta bahwa para organizer acara ini juga mempunyai kontak profesional dengan para buyers yang mungkin bisa tertarik dengan desain-desain mereka.


Wilsen Willim mengatakan bahwa ia cukup puas dengan keberadaannya di acara ini, dan banyak klien yang antusias dengan desain dari label ini. Salah satu yang membuat ia cukup terkejut adalah lebih banyaknya pembeli lelaki untuk model unisex ini.


Demikian juga label Soe Jakarta dengan harga berkisar antara 70 hingga 200 Euros juga mempunyai tanggapan yang positif dari para klien Paris. 

Dengan terlihat ragam kreativitas para desainer dari berbagai negara, acara ini ingin mencari beragam gaya dengan estetika baru, yakni merupaka kesempatan baik bagi para desainer muda untuk mengerti pasar di Paris yang sering dijadikan tolok ukur dalam dunia fashion.