Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Mengunjungi Art Basel 2019 Bersama Audemars Piguet

Menyaksikan kontribusi artistik merek jam tangan kepada dunia seni.

Mengunjungi Art Basel 2019 Bersama Audemars Piguet
Mengunjungi Art Basel 2019 Bersama Audemars Piguet

Audemars Piguet merayakan komitmennya terhadap kreativitas dan inovasi lewat perannya sebagai Associate Partner untuk Art Basel. Dimulai sejak 2013, keterlibatannya dalam dunia seni kontemporer telah berkembang secara bertahap sampai saat ini. Hal ini berlangsung dalam bentuk komisi yang mempersembahkan karya seniman di sejumlah lokasi di dunia. 



Sejumlah seniman dan desainer diundang untuk menginterpretasikan budaya dan warisan geografis di dalam lounge Audemars Piguet (AP) di tiap event Art Basel. Untuk tiap proyek, masing-masing seniman diundang ke Le Brassus (lokasi kantor pusat AP) untuk menyaksikan dunia pembuatan haute horlogerie dan mengeksplor area yang telah menginspirasi watchmaker AP selama lintas generasi. 




Tahun ini Audemars Piguet bekerja sama dengan seniman kontemporer Fernando Mastrangelo untuk mendesain lounge bersama dengan sound artist Jana Winderen. 


Fernando Mastrangelo


Karya Fernando terinspirasi dari lanskap, manusia, dan politik. Dalam karyanya ia seringkali menggunakan material pasir, garam, dan silika yang dikeraskan. Dari hasil kunjungan ke "rumah" Audemars Piguet, Fernando mengundang pengunjung untuk merasakan suasana Vallée de Joux yang diwujudkan ke dalam desain dinding, tabung display jam, hingga furnitur berbentuk pecahan batu. 



Booth Audemars Piguet mempunyai fitur utama yang menyenangkan, yaitu escape lounge yang berfungsi sebagai ruang rileksasi. Ruang ini dikelilingi oleh layar yang menampilkan atmosfer warna saat matahari terbit hingga terbenam. 


Suasana escape lounge di booth Audemars Piguet


Jana Winderen


Di tempat ini pula, pengunjung dapat menikmati karya sound artist Jana Winderen via headphone. Selama 14 tahun terakhir, Jana menggunakan hidrofon, mikrofon, dan pendeteksi ultrasonik untuk merekam suara alam sekitar, termasuk suara dari ikan, crustacea, bahkan mamalia yang tak mampu ditangkap oleh pendengaran manusia. Kumpulan suara tersebut disusun menjadi kolase dengan komposisi unik yang ditampilkan menjadi satu dalam ruang lounge.


(Foto: Courtesy of Audemars Piguet)