Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Setelah Bali, Kini I La Galigo Akan Tampil di Jakarta

Pentas seni ini terinspirasi sastra klasik asal Sulawesi Selatan.

Setelah Bali, Kini I La Galigo Akan Tampil di Jakarta

Kembali ke tanah air, pertunjukan teater kelas dunia I La Galigo akan dipentaskan kembali di Indonesia, tepatnya di Ciputra Artpreneur Jakarta. Didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, Yayasan Bali Purmati dan Ciputra Artpreneur, pertunjukan ini sebelumnya pernah dipentaskan di berbagai negara di dunia seperti Singapura, Belanda, Italia, juga Spanyol. 

Diadaptasi dari Sureq Galigo, I La Galigo mengambil tema sastra klasik Sulawesi Selatan yang menceritakan tentang mitos penciptaan suku Bugis yang terabadikan lewat tradisi lisan dan naskah-naskah yang ditulis dalam huruf Bugis Kuno. Untuk pentas tahun ini, seluruh tim kreatif “Sureq Galigo” ingin mewujudkan naskah panggung yang dapat menggambarkan petualangan perjalanan, peperangan, kisah cinta terlarang, upacara pernikahan yang rumit, dan pengkhianatan.

Robert Wilson, selaku sutradara pentas seni I La Galigo mengungkapkan bahwa ia mempunyai visi dan misi untuk menceritakan kisah ini melalui tarian, gerak tubuh, soundscape, dan penataan musik gubahan maestro musik Rahayu Supanggah. 


“Kami berharap pertunjukan yang telahkami rangkai secara modern ini dapat memperkenalkan naskah kuno asli Indonesia kepadagenerasi muda, sekaligus mengusik keingintahuan masyarakat untuk lebih mendalami senibudaya Indonesia sehingga tidak dak punah,” ujar Restu I. Kusumaningrum, Ketua Yayasan Bali Purnati dan Direktur Artistik I La Galigo.


Untuk mengekspresikan pentas seni yang lebih dramatis, Rahayu Supanggah dan tim kreatif I La Galigo mengumpulkan sebanyak 70 instrumen musik, mulai dari tradisional Sulawesi hingga Bali dengan 12 musisi yang akan mengiringi pertunjukan ini. Selain itu, pertunjukan yang berdurasi dua jam ini menyiapkan tata cahaya dan panggung yang spektakuler.


“Banyaknya apresiasi yang diberikan terhadap pertunjukan I La Galigo baik di dalam maupun luar negeri membuktikan bahwa budaya kita luar biasa indahnya di mata dunia. Maka tak heran jika negara ini dijuluki zamrud khatulistiwa, karena Indonesia memang punya beragam potensi yang luar biasa. Sudah jadi komitmen bagi Bakti Budaya Djarum Foundation untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap kekayaan dan keberagaman budaya tanah air. Kami tidak akan berhenti mendukung industri seni kreatif Indonesia agar kekayaan budaya Indonesia semakin dikenal, baik dalam negeri maupun internasional,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.


Pertunjukan teater ini akan berlangsung pada 3, 5, 6 dan 7 Juli 2019 mendatang. Tiket pertunjukan dapat dibeli melalui Loket.com, Go-Tix, dan www.ciputraartpreneur.com.


(Foto: Courtesy of Bali Purnati by Fendy Siregar)