Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Ubah Strategi Tampilan Instagram Anda di Tahun 2019 Ini!

Sejumlah akun populer di Instagram menjual gagasan minimalisme dan lebih ramah lingkungan yang memengaruhi dunia fashion.

Ubah Strategi Tampilan Instagram Anda di Tahun 2019 Ini!

Kami semua telah mendengar kiasan Instagram yang populer: biru bekerja lebih baik daripada merah, lebih banyak posting lebih baik, dan menambahkan balon dapat membantu pertunangan. Setelah tren filter Valencia usai, ini adalah aturan-aturan yang dipakai para influencer untuk menjaga kepuasan pengikutnya.

Dengan kata lain, jangan membisikkan foto-foto Anda, tetapi jeritkan saja mereka dan berharap ada yang mendengarnya. Tapi, sebagai seorang influencer mode, mereka harus selalu mengikuti keinginan dunia mode yang selalu berubah. Ketika algoritmenya membingungkan dan membuat frustasi karena semakin sulit didapatkan, dan follower pun bisa menghilang lebih cepat dibanding mendapatkan follower baru, bagaimana jika sekarang, less is actually more on the gram?

Banyak dari ‘fashion influencer’ ini tidak mengikuti warna biru, merah dan balon-balon demi memiliki feed yang netral dan kurangnya warna secara keseluruhan. Konten feed mereka pun tidak diisi oleh kue ataupun bunga, dan lebih banyak terisi oleh foto-foto seperti kursi Pierre Jeanneret dan kopi. Komunitas Instagram yang terdiri lebih dari 1 milliar anggota pun menyukai perubahan yang lebih natural ini. 



Kami tidak bisa mencari tahu tepatnya siapa yang memulai tren pada Instagram, tapi yang memulai “Gerakan Beige” bisa dibilang Pernille Teisbaek, Marie von Behrens dari @MVB, Christie Tyler dari @NYCBambi, dan Debora Rosa, yang juga pemilik akun @fashiiongonerogue.

Ada juga Sylvie dari @SylvieMus_, Tylynn Nguyen, Beatrice Gutu, Sophia Roe, dan @oljaryz oleh Olja Ryzevski. Mereka tinggal di New York, Portugal, Kopenhagen, Paris, dan Berlin. Feed mereka terdiri dari selfie dengan pencahayaan remang, lukisan Franz Kline, perabotan modern abad pertengahan, mobil-mobil vintage, kamar mandi marmer, dan outfit minimalis.

Mereka mendapat inspirasi dari ikon minimalis seperti PR Girl Calvin Klein, mendiang Carolyn Bessette-Kennedy, lulusan-NYU Mary-Kate dan Ashley Olsen, dan supermodel: Kate, Naomi, Christy.



Jika Debora Rosa menyukai siluet modern, palet netral dengan feed Instagram yang ia sebut sebagai “maskulin dengan sentuhan feminin,” Christie Tyler lebih memilih “leburan estetika” dengan barang-barang vintage dan minimalis koleksi miliknya. “Estetika saya sangat netral, dan Anda pun pasti bisa menyadarinya,” ucap Christie, “tetapi saya juga menyukai barang-barang vintage yang klasik.”

Akun-akun minimalis tersebut memiliki merek favorit mereka seperti #OldCeline (Nama Phoebe Philo pun masih tergiang walau sudah pensiun), Bottega Veneta, The Row, Gabriela Hearst, Christopher Esber, Peter Do (sebelumnya dari #OldCeline), merek baru bernama Khaite, merek yang didirikan influencer Totême dan The Frankie Shop.

Dengan 200.000 followers, Christie yang baru saya lulus dari universitas telah mengumpulkan follower Instagram-nya selama 5 tahun. Feed ia mempromosikan “pakaian yang ramah lingkungan”di mana barang-barang vintage disambut dengan senang hati (perhatikan Old in Old Céline). Hal ini di karenakan celana krem, gaun putih, dan sandal hitam tidak akan pernah out of trend.

“Jika Anda melihat Instagram saya, Anda akan melihat pakaian yang sama dengan gaya berbeda,” jelas Christie. “Karena ini realita, saya senang bahwa followers saya bisa mendapatkan inspirasi untuk memakai pakaian yang sama dan mempadu padankan dengan gaya lain.”

Pada intinya, jenis kesederhanaan ini tampaknya tidak cocok untuk media sosial yang paling terkait dengan impian konsumsi kapitalis: tempat di mana logo berkuasa dan berbagai macam warna (atau setidaknya merah muda milenium dan filter jenuh) adalah raja.

Untuk pendekatan minimalis ini, less is more. 



Orang-orang merasa kewalahan dengan begitu banyak hal baru yang ditawarkan setiap hari," kata Debora. “[Instagram saya] adalah cara untuk menghindari konsumsi berlebihan dan produksi massal, dan memiliki gaya hidup nyaman secara minimalis. Dengan kehidupan sehari-hari, orang menginginkan sesuatu yang abadi yang dapat membuat mereka merasa nyaman tentang diri mereka sendiri.”

Debora tidak salah. Menurut The Council for Textile Recycling, orang Amerika rata-rata membeli lebih dari lima pakaian setiap bulan, dan membuang 70 pon pakaian setiap tahun. Kita semua menderita dari kelelahan berbelanja, dan pesan yang akun-akun Instagram tersebut ajarkan adalah sebuah welcome antidote. Ini pun bukan hanya karena wanita harus berinvestasi dalam barang-barang abadi. Pada tahun 2019, dengan hanya 11 tahun untuk menyelamatkan bumi ini dari kerusakan yang tidak dapat dipulihkan, mempromosikan hidup minimalis adalah hal yang masuk akal. 



Akun “netral” ini menarik bagi wanita yang rela menabung untuk sandal The Row di musim panas, coat Max Mara di musim dingin, clutch Bottega Veneta, atau pusaka Chanel 5.5. Dan setidaknya, akun-akun minimalis ini membangkitkan kembali resale market. 

(Penulis: Kerry Pieri; Artikel ini disadur dari Bazaar US; Alih bahasa: Evelyn Sunyoto; Foto: Courtesy of Bazaar US)