Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Kandungan PHA: Alternatif Kandungan Eksfoliasi untuk Kulit Sensitif

Jika Anda memiliki kulit sensitif, kandungan eksfoliasi Polyhydroxy Acids (PHA) mungkin bisa menjadi pertimbangan.

Kandungan PHA: Alternatif Kandungan Eksfoliasi untuk Kulit Sensitif

Anda pasti sudah sangat familier dengan dua bahan eksfoliasi kimiawi, seperti AHA dan BHA. Kedua bahan ini bisa membantu Anda mendapatkan kulit bercahaya adalah melalui pengelupasan kulit secara teratur. Tetapi sayangnya, AHA atau BHA bisa dinilai sangat keras, terutama bagi Anda yang memiliki kulit sensitif. Namun sekarang, ada bahan eksfoliasi kimiawi yang dianggap lebih aman untuk kulit sensitif, yaitu Polyhydroxy Acids (PHA). 

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Polyhydroxy Acids (PHA), simak pemaparan di bawah ini!

Apa itu Polyhydroxy Acids (PHA)?

Polyhydroxy Acids atau PHA merupakan gentle chemical exfoliant, senyawa turunan AHA yang dapat membantu mengangkat sel-sel kulit mati dan membuat kulit tampak lebih bercahaya, tanpa membuat kulit kering. 

Melansir dari laman Byrdie, menurut Dr. Y. Claire Chang, seorang ahli dermatologis menjelaskan bahwa, PHA memiliki strukturnya yang lebih besar dibandingkan dengan AHA yang lebih umum seperti asam glikolat dan asam laktat. Karena itu PHA tidak dapat menembus hingga lapisan kulit paling dalam, melainkan hanya mampu bekerja pada lapisan kulit luar. 

PHA dapat menjadi alternatif chemical exfoliant yang baik untuk pemilik kulit sensitif, termasuk orang-orang dengan masalah kulit rosacea dan eksim, yang tidak dapat mentolerir AHA dan BHA.

Manfaat PHA untuk Kulit

Sama halnya dengan AHA dan BHA, PHA juga dapat membantu mengangkat sel-sel mati penyebab kulit kusam, mengurangi hiperpigmentasi, dan memperbaiki tekstur kulit. Tak hanya itu saja, meskipun berfungsi sebagai chemical exfoliant, tetapi PHA dapat menjaga kelembapan kulit sekaligus mengangkat sel-sel kulit mati. Ini karena, PHA bersifat humektan yang artinya mampu menyerap air yang tinggi dari udara dan mempertahankan kadar air, sehingga menjaga kelembapan pada kulit. Tak hanya itu saja, PHA juga dapat mendukung fungsi pelindung kulit dan mengurangi tampilan garis-garis halus dan kerutan. 

Lebih lanjut, menurut Dr. Tsippora Shainhouse, seorang ahli kulit bersertifikat menunjukan bahwa, PHA memiliki sifat antioksidan yang membantu melindungi kulit dari bahaya sinar UV dan radikal bebas.

Apakah PHA lebih baik untuk kulit sensitif dibandingkan BHA atau AHA?

Dalam produk perawatan kulit, AHA, BHA dan PHA, ketiganya dapat membantu pengelupasan kulit, mencegah kerusakan kulit akibat sinar matahari dan radikal bebas, mengurangi tampilan garis-garis halus dan kerutan, membuat kulit lebih elastis, kencang, serta lebih lembap. 

Menurut Orit Markowitz, seorang dokter kulit bersertifikat di New York City, AHA atau Alpha-Hydroxy Acid, termasuk glycolic acid, lactic acid, malic acid, citric acid, dan tartaric acid merupakan asam larut dalam air yang terbuat dari tebu atau sumber buah-buahan lainnya, maka tak heran jika AHA juga sering disebut sebagai asam buah (fruit acids). Umumnya AHA lebih direkomendasikan untuk kulit normal hingga kering.

BHA (Beta-Hydroxy Acid), termasuk salicylic acid, adalah asam karboksilat organik yang dapat bekerja lebih jauh ke dalam pori-pori untuk mengatasi kelebihan sebum yang menjadi salah satu penyebab jerawat dan bruntusan. BHA lebih direkomendasikan untuk kulit berminyak yang cenderung rentan terhadap penyumbatan pori-pori. 

PHA atau Polyhydroxy Acids, termasuk gluconolactone, galactose, dan lactobionic acid, merupakan senyawa turunan dari AHA yang dapat membantu proses eksfoliasi lapisan kulit terluar tanpa membuat kulit menjadi kering dan membuat kulit tampak lebih bercahaya. Namun berbeda dengan AHA dan BHA, PHA cenderung tidak mengiritasi kulit atau membuat kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari.

Terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa PHA memiliki efek yang hampir sama dengan asam hidroksi lainnya dan kecil kemungkinannya untuk mengiritasi kulit Anda. Itu berarti, jika Anda memiliki kulit sensitif atau memiliki kondisi kulit seperti rosacea atau eksim, Anda mungkin akan mentolerirnya bahan ini dibandingkan acids lainnya. 

Sebuah studi tahun 2004, membandingkan PHA yang mengandung gluconolactone dengan AHA yang mengandung glycolic acid selama 12 minggu. Para peneliti menemukan bahwa kedua bahan tersebut memiliki manfaat anti-penuaan, tetapi PHA yang mengandung gluconolactone tidak mengiritasi kulit. 

Studi lain yang menguji PHA yang mengandung gluconolactone menemukan bahwa, bahan tersebut tidak meningkatkan risiko sengatan matahari. Ini menunjukan jika bahan ini bisa menjadi pilihan yang lebih baik daripada AHA atau BHA untuk orang dengan kulit sensitif. Namun bukan berarti jika semua jenis kulit akan cocok dengan bahan eksfoliasi kimiawi ini, karena tidak menutup kemungkinan jika kulit Anda tidak cocok dengan bahan ini. Selalu lakukan patch test untuk mengetahui apakah kulit Anda cocok atau tidak dengan PHA. Jika muncul tanda-tanda ketidakcocokan, segera hentikan pemakaian. 

Seberapa sering Anda diperbolehkan menggunakan PHA?

Secara umum, Anda dapat menggunakan PHA dengan aman, yakni tiga hingga empat kali dalam seminggu, karena bahan ini dinilai lebih gentle daripada acid lainnya. Dr. Mara Weinstein Velez, seorang ahli dermatologi, merekomendasikan untuk memulai menggunakan PHA secara bertahap dan meningkat sesuai toleransi kulit Anda. 

Anda dapat memulai menggunakan produk skincare dengan kandungan PHA dengan penggunaan dua kali seminggu, kemudian meningkat menjadi tiga kali seminggu dan selanjutnya setiap dua hari sekali, jika memungkinkan. 

(Foto: [email protected])