Type Keyword(s) to Search
Harper's BAZAAR Indonesia

Gucci Melansir Koleksi Kolaborasi Bersama Balenciaga

Semua orang menyukai kedua rumah mode Gucci dan Balenciaga, kolaborasi ini merupakan hasil perkawinan dua rumah mode yang patut Anda tunggu.

Gucci Melansir Koleksi Kolaborasi Bersama Balenciaga

Saat mengingat Alessandro Michelle, kata kolaboratif melekat kepada cara kerjanya selama ini saat memimpin rumah mode Gucci. Bagi Alessandro, kolaborasi adalah suatu metode penentu yang membuahkan karya-karya tak terduga dan mengundang antusiasme para penggemar brand Gucci.

Jika pada saat melansir koleksi-koleksi musiman sebelumnya ia sudah mengandalkan banyak kolaborasi jenius, untuk momen spesial seperti penanda 100 tahun sang rumah mode berdiri tentunya ia telah merencanakan koleksi yang apik dan mengundang decak kagum. Dengan mengusung tajuk Gucci Aria, Alessandro mendaulat rumah mode Balenciaga yang saat ini dipimpin Demna Gvasalia untuk berkolaborasi bersama.

Alih-alih menciptakan semacam hal baru yang dibuat dari ide keduanya, Alessandro justru 'mencuri' karya Demna Gvasalia dengan menyadurkan model desain dan logo Balenciaga di atas barang-barang Gucci di koleksi ini. Lewat penggunaan monogram kedua rumah mode yang ikonis, Alessandro kemudian tak lupa mengambil desain tas Hourglass milik Balenciaga untuk kemudian ia kombinasikan dengan motif monogram Gucci lalu ia aplikasikan emblem B milik rumah mode Balenciaga.

Kemudian, Alessandro mendapuk sepatu boots Pantaboots rancangan Demna Gvasalia yang kemudian ia dekorasi dengan motif flora yang identik di koleksi busana dan scarf Gucci. Untuk busana di koleksi 100 tahun ini, Alessandro mengusung setelan blazer dan rok slit yang dibubuhi monogram Balenciaga Gucci di atas kain metalik yang mengundang atensi. Hadir juga serangkaian kalung yang menggunakan dua material khas Balenciaga dan Gucci dengan liontin huruf berupa nama kedua rumah mode besar yang sama-sama tergabung di bawah naungan perusahaan Kering ini.

Presentasi ini sendiri mengambil suasana imajinasi layaknya Savoy Club, yang terletak di Hotel Savoy, London di mana tempat itu cukup historikal bagi sang rumah mode. Dikarenakan sang pendiri, Guccio Gucci pernah bekerja sebagai manajer di hotel tersebut sampai akhirnya ia membuka butik menjual produk kulit di tahun 1921. Walau tampak penuh perayaan dan glamorama yang saat ini kurang diminati di tengah pandemi, fenomena saat ini tetap diinjeksikan oleh sang desainer lewat representasi potongan busana loose dan tampilan seakan para model akan menghabiskan waktu di klub malam. Hal itu menjadi penanda kebutuhan manusia saat ini yang ingin mulai melepas kepenatan mereka, Alessandro kemudian menuliskan "Untuk para makhluk, pujian saya kepada mereka, atas diri mereka yang telah menjadi lemah dan ringkih. Atas kemampuan mereka untuk bisa lahir kembali dan kembali melanjutkan hidup setelah musim dingin berlalu."

(FOTO: Courtesy of Harper's Bazaar US)