Britney Spears mengatakan bahwa ia “menangis selama dua minggu” setelah menonton film dokumenter mengenai kehidupannya yang menjadi perbincangan dunia. Dokumenter Framing Britney Spears, yang dibuat oleh New York Times, memperlihatkan ketenaran sang bintang, pengawasan ketat tabloid yang ia hadapi, dan bagaimana penganiayaan media berkontribusi pada kehancurannya di tahun 2007 silam. Tayangan tersebut juga mengeksplorasi konservatori kontroversial yang kemudian diberikan kepada ayahnya pada tahun 2008.
Dalam unggahan Instagram dengan caption yang panjang, Britney Spears mengatakan bahwa ia tidak menonton film dokumenter itu secara penuh. Namun, apa yang dilihatnya ia anggap menyedihkan. “Saya malu dengan ‘cahaya’ yang mereka berikan kepada saya,” tulisnya. “Saya menangis selama dua minggu dan terkadang saya pun masih menangis (hingga saat ini).”
Dokumenter tersebut telah menciptakan sebuah diskusi luas mengenai para wanita muda terkenal yang diburu dan diusik oleh media-media. Pernyataan Britney Spears hadir disertai dengan video tariannya dalam alunan musik Crazy yang dinyanyikan oleh Aerosmith.
“Saya telah diekspos sepanjang hidup saya, (dengan) tampil di depan orang-orang!!! Butuh banyak kekuatan untuk memercayai alam semesta dengan segela kerentanan yang Anda miliki, karena saya selalu dihakimi ... dihina ... dan dipermalukan oleh media ... dan masih sampai hari ini!!!!”
Ia melanjutkan: “Ketika dunia terus berputar dan kehidupan terus berjalan, kami masih tetap rapuh dan sensitif sebagai manusia!!!”
Kurang dari seminggu yang lalu, terungkap bahwa Britney Spears telah mengajukan petisi agar ayahnya diberhentikan secara permanen dari pengawasan urusan pribadinya sebagai bagian dari konservatori yang berlaku. Hal tersebut pun menunjukkan bahwa sang ayah masih akan mengendalikan keuangannya.
(Penulis: Ella Alexander; Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih Bahasa: Fatimah Mardiyah; Foto: Courtesy of Bazaar UK).