Seperti yang kita ketahui, R.A. Kartini merupakan tokoh pahlawan nasional wanita yang dikenal berkat perjuangannya di bidang emansipasi wanita dan pendidikan. Cara berpikiran begitu progresif dibandingkan perempuan di zamannya yang ia tuangkan pada surat-suratnya.
Dalam rangka menyambut Hari Kartini tanggal 21 April mendatang, Harper’s Bazaar Indonesia tak berhenti terinspirasi dengan 10 wanita Indonesia berikut ini. Sebab mereka memiliki karakter individual yang kuat, berpikiran maju, semuanya demi memenuhi diri mereka dengan pengetahuan.
1. Dian Sastro
Selain pernah berperan sebagai R.A. Kartini dalam sebuah film, Dian juga mengusung buku sebagai bagian terpenting bagi kehidupannya. Di samping itu, ia baru saja meningkatkan pendidikan perempuan tanah air lewat pemberian full scholarship termasuk biaya hidup kepada para wanita marjinal, di antaranya adalah penjual nasi kucing dan kuli bangunan di Yogyakarta.
2. Josephine Komara
Awalnya adalah selembar kain yang begitu dikagumi oleh Obin (begitu ia dipanggil) hingga akhirnya ia mengerahkan seluruh energinya untuk salah satu kebutuhan pokok manusia ini. Kecintaannya itu kemudian melahirkan karya-karya yang membuatnya diakui sebagai seorang visionary cloth maker. Pengakuannya tersebut berakar dari penghargaannya terhadap selembar kain.
Ia mengangkat kembali teknik pembuatan kain tradisional yang sudah hampir punah dan ditinggalkan, dan terus menggunakannya sambil menghembuskan ‘napas’ baru ke dalamnya. Konsistensi yang membuat lebih dari 2000 manusia mau kembali menekuni keahlian turun temurun ini, dan terjadilah sebuah komunitas pekerja kain.
( Artikel ini disadur dari majalah Harper’s Bazaar Indonesia edisi April 2011 )
3. Ghea Panggabean
Pribadinya dikenal energik dan perfeksionis, sehingga Ghea mampu membuktikan eksistensinya selama tiga dekade penuh, berkat kecintaannya pada sejarah dan peninggalan budaya Indonesia. Musik rock and roll dari The Beatles, Rolling Stones, hingga Flower Power pun telah mempengaruhi kreativitasnya. Di tahun 1980-1990-an rancangannya sukses diborong oleh pesohor dunia, seperti Mick Jagger, Cindy Crawford dan Susmita Sen.
(Artikel ini disadur dari majalah Harper’s Bazaar Indonesia edisi April 2011)
4. Susan Budihardjo
Tanda jasa beliau tercetak dalam menciptakan bibit-bibit unggul dunia fashion Indonesia, di antaranya adalah Adrian Gan, Didi Budiardjo, Eddy Betty, dan Sebastian Gunawan. Institusi pendidikan yang Susan bangun sejak tahun 1980-an memberikan banyak bimbingan yang menghasilkan sejumlah prestasi prestisius.
(Artikel ini disadur dari majalah Harper’s Bazaar Indonesia edisi April 2011)
5. Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi
Ketika seluruh perempuan di dunia ini sedang memperjuangkan dengan lantang hak-hak kaumnya, di sini ada seorang putri raja yang setia meneruskan dan memelihara tradisi kerajaannya agar tidak hilang di tengah arus kecepatan teknologi.
Ia aktif di bidang sosial karena memilih untuk mengabadikan diri kepada masyarakat, serta organisasi-organisasi nasional, yaitu sebagai pembina di KNPI, Karant Taruna. Sedangkan organisasi yang ia turun langsung sebagai ketua adalah di forum CSR Kesejahteraan Sosial Nasional di bawah Kementerian Sosial, dan asosiasi yang menggerakkan ekonomi produktif usaha mikro yang ada di bawah BKKBN Pusat.
GKR Mangkubumi bersama beberapa dokter juga mendirikan Yayasan Lupus, karena beliau prihatin akan penderita lupus di Yogyakarta, belum lagi HIV/AIDS, dan penyakit jiwa juga meningkat, diikuti kasus kanker. Ia juga ingin mengabadikan diri untuk menangani permasalahan kasus bunuh diri yang tinggi.
(Artikel ini disadur dari Harper’s Bazaar Indonesia edisi April 2018)
6. Sara Djojohadikusumo
Politik yang telah melekat sebagai latar belakang wanita yang bernama lengkap Rahayu Saraswati Djojohadikusumo ini memang sudah bertekad untuk maju menjadi calon anggota DPR sejak usia 14 tahun. Baginya, hal itu adalah sebuah peluang yang mampu meningkatkan isu hak wanita dalam dunia perdagangan.
Tak heran sekarang ia aktif menangani woman trafficking di Indonesia, lewat organisasi yang didirikannya, Indonesia for Freedom (ID4F). Programnya terdiri dari Pencegahan, Pencegatan, Penuntunan, dan Reintegrasi. Di kuartal pertama tahun lalu, ia berencana untuk membangun sebuah rumah singgah di Solo dengan tim penyuluh serta dua ibu asuh yang akan merawat dan membimbing para penyintas.
(Artikel ini disadur dari majalah Harper’s Bazaar Indonesia edisi Februari 2016)
7. Susan Bachtiar
Selain menjalani hidupnya sebagai model tersohor, ia terinspirasi oleh kehebatan Bunda Teresa. "Saya rasa beliau telah mengajarkan saya untuk selalu bersyukur dan ikhlas dalam menolong orang," ungkapnya.
Sejak tahun 1996, jiwa Susan nyatanya lebih terpanggil untuk menjadi seorang guru. Ia merasakan kepuasan batin ketika ilmu yang dimilikinya mampu mengedukasi orang lain.
(Artikel ini disadur dari majalah Harper’s Bazaar Indonesia edisi Mei 2017)
8. Davina Veronica
(Foto: Hary Subastian)
Pada 2009, Davina dipilih sebagai suporter kehormatan (honorary supporter) di organisasi WWF dengan menanggapi masalah-masalah lingkungan dan mengupayakan solusinya bagi penduduk di daerah terpencil di Indonesia.
9. Wiwied Muljana
Begitu cintanya Wiwied terhadap dunia modelling, ia akhirnya mendedikasikan dirinya menjadi pengajar koreografi bagi para model remaja. Ia juga memiliki Kinar Foundation, sebuah yayasan dengan misi edukasi serta budaya melalui penyebaran 112 perpustakaan di sejumlah wilayah Indonesia.
(Artikel ini disadur dari majalah Harper's Bazaar Indonesia edisi September 2016 )
Energi positif dan perasaan bahagia adalah resep utama dari desainer aksesori berkarakter jenaka yang mendapat pengaruh dari mode di era 1920-an. Pita, renda, mutiara, dan mainan yang awalnya merupakan koleksi untuk kesenangan pribadi dibuat olehnya sebagai rangkaian aksesori.
“Ketika merasa stress, dan melihat ke aksesori yang dikenakan, mereka diingatkan untuk tersenyum,” ujarnya.
(Artikel ini disadur dari majalah Harper’s Bazaar Indonesia edisi September 2016 )
(Foto: Dok. Bazaar; Courtesy of Instagram)