Kylie Jenner bercerita tentang hidup, memiliki anak, dan asal ide lipkit-nya yang menggila.
Sebagai seorang gadis jelita berusia delapan belas tahun, Kylie Jenner hanya ingin tiga hal yang simpel untuk dunianya ketika dewasa: “Saya ingin menjadi seorang pebisnis yang andal, serta memiliki sebuah lini kosmetik yang sukses. Kemudian, saya sangat ingin memiliki keluarga besar saya sendiri, juga sebuah peternakan,” ujarnya pada Paper, sebuah majalah yang berasal dari Amerika Serikat.
Untuk edisi dengan cover bertemakan layaknya boneka kali ini, sang bintang menjawab serentetan pertanyaan melalui direct message akun Instagram yang dipenuhi rasa penasaran dari teman-temannya, fans, serta sang majalah sendiri.
Pendapat salah terbesar yang seringkali diasosiasikan dengan dirinya, sesuai dengan pertanyaan salah satu fansnya, adalah “Kemungkinan bahwa saya dianggap sangat palsu, telah merekontruksi seluruh wajah saya di usia enam belas atau tujuh belas tahun, dan hanya peduli terhadap hal-hal yang materialistis,” begitu jawab Kylie.
Ia mengaku ingin mulai membangun sebuah keluarga lebih cepat dibanding saudari-saudarinya: “Saya tidak ingin memiliki anak saat usia saya mencapai tiga puluh tahun! Saya tidak percaya akan hidup yang dimulai setelah tiga puluh – saya tak tahu,” jawab Kylie sebagai respon untuk pertanyaan Paper mengenai ketetapan Kylie bahwa memiliki anak di usia tiga puluhan sudah terlalu terlambat.
Namun, saudari-saudarinya seperti Kim dan Kourtney baru memiliki anak setelah usia tiga puluhan, Paper mengatakan. “Yeah, tapi mereka pun sebenarnya juga ingin memiliki anak lebih cepat. Kim selalu berkata, 'Saya ingin memiliki anak sebelum usia tiga puluh.',” jelas Kylie.
Lalu, dari manakah datangnya ide memproduksi lini lipkit yang sedang menjadi tren lipstik dunia saat ini, yang juga pernah diberitakan Bazaar di sini? Jawabannya bukanlah Kris Jenner. Kylie bercerita, “Sepertinya hal ini dimulai dari rasa insecure yang saya miliki ketika bibir saya tipis, sehingga saya mulai menggambar garis bibir di luar garis natural saya.
Pada saat itu saya tak melihat ada satupun gadis yang mengenakan lipstik nude – saya bahkan tidak peduli apapun warna lipstiknya, saya hanya ingin bibir saya terlihat lebih tebal. Sejak itu saya mulai melihat banyak gadis-gadis lain yang mengenakan lipstik berwarna nude.
Saya ingat kali itu saya pergi ke MAC dan Sephora, dan para pekerjanya berkata pada saya: 'Kylie, semua gadis datang kemari dan menanyakan warna lipstik yang kamu kenakan. Semuanya habis – maaf!'. Kemudian, saya melihat Kylie Jenner makeup tutorial mulai bermunculan di YouTube, dan dalam sekejap hal ini menjadi populer di mana-mana. Saya rasa semenjak itulah saya sadar akan apa yang bisa saya tawarkan pada mereka.” Dan seperti yang ia sadari, Kylie Cosmetics bertumbuh semakin besar.
(Alyssa Bailey untuk Harper's Bazaar. Alih bahasa: Ninette Marasuchi. Foto: Dok. Kylie Cosmetics)